Hiburan
Usia 80-an, Prof. Bandem Pukau Penonton Lewat Tarian Dalem Arsa Wijaya
Minggu, 28 Juli 2024 | Dibaca: 240 Pengunjung
Prof. Dr. I Made Bandem, MA., berhasil tampilkan Tari Dalem Arsa Wijaya, saat penutupan Festival Kesenian Rakyat Nusantara 2024, di Tukad Bindu, Kesiman, Dentim, Minggu (28/7/2024) malam.
Penutupan Festival Kesenian Rakyat Nusantara 2024 di areal pentas Tukad Bindu, Kesiman, Denpasar Timur, berlangsung semarak, Minggu (28/7/2024) malam.
Semula festival kesenian ini digelar selama 14 hari. Di dalam penutupan ditampilkan stand kuliner hingga dibuka dengan Tari Sekar Jagat, lalu dilanjutkan dengan Tari Dalem Arsa Wijaya, dan ditutup penampilan Tari Widya Prakerti sebagai tari kebesaran ITB STIKOM Bali.
Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti - Induk ITB STIKOM Bali, Prof. Dr. I Made Bandem, MA., memberikan penampilan spesial lewat Tari Dalem Arsa Wijaya.
"Ya sasarannya adalah masyarakat supaya dapat menonton. Kita tidak saja menampilkan tari Bali, tetapi tari dari Solo, Sunda, dan lainnya. Tidak dipungkiri kita di Indonesia memiliki beragam tarian, dari seni rakyat dan klasik. Di sini saya mendapat kesempatan menampilkan Tarian Dalem Arsa Wijaya, yang memberi simbol Dalem Majapahit. Saya menggunakan topeng atau tapel hadiah kepada orang tua saya di Tahun 1956, dari Raja Bangli terakhir," ujar Prof. Bandem, maestro asal Singapadu, Kabupaten Gianyar ini.
Ia ingin mengingat masa lalu, Prof. Bandem mengakui menyukai seni tari sejak kecil. Ia tertarik berbagai jenis tari, hal ini membuat dia kerap melatih beberapa tarian ke sanggar tari di Bali.
"Tarian Dalem Arsa Wijaya saya pelajari dari orangtua. Ini pertama kali tampil, saya harap di tahun depan bisa menampilkan tarian Bali lainnya, seperti tarian Bali yang sudah saya pelajari semenjak kecil. Ada Tari Kebyar Duduk, dan lainnya," harap pria yang akan menginjak usia 80- tahunan ini.
Menurut Prof. Bandem, ia mengapresiasi sudah banyak tari kebesaran atau maskot tari sudah dimiliki kampus-kampus di Bali. Di sini ITB STIKOM Bali, sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, IT, hingga kebudayaan, mulai hadir mengadakan festival seni untuk mengapresiasi penampilan para mahasiswa/i.
"Tidak saja manajemen kesenian melalui TI, termasuk konten-konten digital. Nah, seperti tari ini (Tarian Dalem Arsa Wijaya) sekalian ditampilkan dan didokumentasikan. Harapannya bisa disimpan di platform digital. Di sini, peran dokumentasi sebagai wujud penyimpanan dan pengkajian di masa depan," imbuhnya.
Tantangan ke depan generasi muda terhadap seni budaya di Bali sangat tinggi, tidak saja seni tari Bali, ada teater, seni gamelan. Mereka dihadapkan dengan platform digital dan IT saat ini yang terus berkembang pesat.
"Kita lihat saja di PKB 2024, sangat monumental, di mana butuh waktu 50 tahun membawa seni-seni terkait ke zaman kebangkitan. Kita lihat perlombaan-perlombaan sangat tinggi peminatnya. Generasi muda juga perlu mendapat dukungan pemerintah, peran ini terkait pengembangan, pemanfaatan, dokumentasi, dan pelestarian. Ya tantangannya sangat besar sekali, terutama terkait video saat ini, IT 4.0, dan lainnya," tegasnya.
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan dalam sambutannya sangat mendukung kegiatan Festival Kesenian Rakyat Nusantara 2024, di tahun mendatang supaya dapat berkembang, terutama meningkatkan seni budaya tari dan IT.
"IT selalu terkait dengan apapun, kita kolaborasikan IT dan budaya. Di lingkungan kampus, kami juga lakukan peningkatan pelestarian seni budaya, bahkan kami punya lab seni budaya gamelan dan lainnya," ungkap Dadang. 012
TAGS :