Band asal Bali, bernama The King's of Revolutions memantapkan langkah mengarungi belantika musik di Bali dan Indonesia.

Sebanyak 11 lagu diluncurkan The King's of Revolutions dalam launching perdana album bertajuk The King's mereka, di antaranya: 1. The King's Of Revolutions; 2. Pelangi 2024; 3. Tekek Metimpal; 4. Jeg Jalanin; 5. Sing Percaya; 6. Cinta Buta; 7. Tepat Janji Itu Beli; 8. Dumadak Kamu Bagia; 9. Ulah-elah; 10. Milu-milu Tuwung; 11. Akhiri.

Band bergenre musik Reggae ini, memiliki personel kawakan di bidang musik Bali dan tanah air, yakni: 1. Ajik The King's (Lead Vocal); 2. Gus Kobar (Lead Guitar); 3. Kadek Pago (Bass Guitar); 4. Wayan Cetu (Drumer); 5. Gus Alit (Keyboard); 6. Idham Noorsaid (Brass); 7. Judea (Brass); dan 8. Pande Tresna (Percusi).

Diungkapkan Ajik The King's dengan jumlah 8 personel mereka akui saling berbagi untuk menutupi kekurangan yang ada, sehingga profesionalisme bermusik semakin banyak ide-ide yang keluar, sekaligus saling menguatkan antar personel.

"Jadi makin banyak ide-ide kreatif yang bisa kita ambil dan serap. Kalau dapat honor lebih banyak dapat kita bagi. Rate card sekitar Rp10 Juta di awal album perdana ini. Karena kami akan segera recording lagi untuk album kedua," katanya sambil tertawa, Jumat (8/12/2023) di Warung Pepe, Badung.

Ditambahkan Ajik The King's, di setiap lagu yang dibuat Ajik The King's, dia menanamkan idealisme. Sehingga dalam mencari personel sebelumnya cukup sulit, meski banyak ada talent yang feel untuk lagi dibuat itu dirasa cukup berat.

"Tidak mengejar popularitas, tetapi saat kita berkumpul kita dapat menghasilkan suatu karya yang nanti dapat kita wariskan ke anak-anak cucu dan merupakan suatu kebanggaan. Kami mencari teman-teman yang satu frekuensi dan seumuran," tegasnya.

Ketahanan Band
Sementara itu, Ajik The King's menyoroti masalah bagaimana ketahanan band The King's Of Revolution's ke depan. Ia menanggapi kuncinya ada kejujuran dalam mengelola keuangan dan pembangian honor di band.

"Jadi kejujuran fee yang transparan, ada manajemen keterbukaaan. Nah, karena kita juga sudah berumur, dengan band ini kita sudah tidak ada ego, kita meninggalkan ego. Di mana yang membuat ketahanan band itu hancur adalah Harta, Tahta, dan Wanita," bebernya.

Ajik The King's juga menyinggung masalah persaingan dunia musik kekinian, apalagi sudah terbuka di dunia nyata dan digital. Namun, bagi Ajik The King's, ia menegaskan seni bermusik semakin berkembang. Sekarang, siapa saja bebas upload di Youtube.

"Karena siapa saja bebas upload, di situ tidak ada persaingan. Tapi, yang ada lucky draw. Keberuntungan personel. Kita tampilkam karya di Youtube, menunjukkan kita ada, kita siap untuk menghibur nuansa musik Reggae di Indonesia. Bagaimana mau bersaing, apalagi sekarang sudah banyak platform dan label besar di Indonesia," tandasnya. 012