Sosial
Tarian Joged Bumbung Tarik Minat Wisatawan ke Desa Penglipuran
Senin, 30 September 2024 | Dibaca: 205 Pengunjung
Tarian Joged Bumbung di Desa Adat Penglipuran, Bangli, menjadi salah satu wujud keakraban terhadap wisatawan domestik dan mancanegara.
Desa Wisata Penglipuran, Bangli, memiliki pesona wisata yang diminati wisatawan domestik dan mancanegara. Desa Penglipuran melalui pariwisata yang berkembang, bertujuan meningkatkan ekonomi dengan tanpa meninggalkan tradisi khas dan nilai-nilai leluhur.
Penglipuran menjadi daya tarik, mereka memiliki tari-tarian khas, termasuk Joged Bumbung yang kerap ditampilkan dalam acara-acara hiburan, Penglipuran Festival, dan acara resmi pemerintahan yang diadakan di Desa Penglipuran.
Wayan Budiarta Kelian Desa Adat Penglipuran mengatakan pengalaman sebelumnya saat pembukaan Penglipuran Festival ke-XI tercatat melibatkan sebanyak 100 penari Joged Bumbung, seniman lain yang terlibat ada 500 orang, dan komponen pendukung lainnya. "Penglipuran Festival ke-XI yang mengambil waktu liburan anak-anak. Dulu kami pernah terkendala cuaca, sehingga kini bulan Juli dipilih untuk waktu penyelenggaraan,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Tarian Joged Bumbung bermakna keakraban terhadap pengunjung domestik dan mancanegara. Mereka para penari berbaur dengan diiringi gamelan Bali. “Kami ajak pengunjung untuk dapat gembira lewat tari Joged Bumbung,” ucapnya.
Kedepannya Desa Penglipuran, akan rutin melakukan promosi melalui guide dan pelaku pariwisata lainnya. Bahkan, Penglipuran Festival ke-XI 2024 lalu adalah sarana jitu untuk menunjukkan berbagai macam kelestarian budaya dimiliki Desa Penglipuran.
“Tentunya Pesta Kesenian Bali (PKB) dan Penglipuran Festival mempunyai ciri khasnya tersendiri. Sebab, semakin banyak events akan membuat orang tertarik berkunjung ke Bali," tegas Budiarta.
Desa Penglipuran memiliki keunggulan tradisi seni budaya, fisik bangunan rumah tempo dulu di Desa Wisata Penglipuran, hingga produk UMKM.
Diungkapkan Direktur SDM dan Umum PT Pelindo Ihsanuddin Usman bahwa keberadaan PT Pelindo dengan Desa Wisata Penglipuran sudah bekerja sama sejak Tahun 2017. Kerja sama yang dilakukan sejalan dengan program pelestarian budaya dan Desa Binaan Pelindo.
"Jadi dimulai saat itu dari MCK, membantu warga Desa Adat Penglipuran untuk memiliki daerah yang sehat. Kemudian berlanjut pengelolaan revitalisasi hutan bambu, yang diresmikan Tahun 2023 lalu. Seluruhnya kami tingkatkan untuk memberikan dukungan terhadap Desa Wisata Penglipuran, untuk bisa menjadi ikon pariwisata yang melibatkan seluruh pihak warganya, bukan desa yang dikelola pemain di industri pariwisata. Kami berkomitmen di BUMN, yakni menyasar UMKM, Pendidikan, dan Lingkungan," ucapnya.
Wayan Sumiarsa GM Desa Wisata Penglipuran mengatakan kedepannya Penglipuran Festival ke-XI akan rutin digelar bertepatan dengan high season. Diadakan di Bulan Juli karena faktor cuaca hujan di Desa Penglipuran, termasuk wisatawan diharapkan bisa lebih menikmati aktraksi-atraksi tambahan di Desa Penglipuran dan ingin membangkitkan UMKM bersama desa-desa tetangga.
"Target selama gelaran Penglipuran Festival mencapai Rp5.000 kunjungan per hari. Masih banyak pengunjung 80 persen dari domestik dan 20 persen mancanegara," tutupnya. 012
TAGS :