Ekonomi
Strategi Memilih Wisatawan Berkualitas
Senin, 20 Januari 2025 | Dibaca: 1317 Pengunjung
Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM. (Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Undiknas Denpasar)
Pariwisata memberikan dampak yang luas bagi kehidupan masyarakat Bali. Selain menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor, pariwisata juga mendorong tumbuhnya pelaku UMKM yang menjual produk khas lokal, seperti kerajinan tangan dan kuliner tradisional. Infrastruktur daerah turut berkembang seiring dengan kebutuhan wisatawan, mulai dari jalan, transportasi, hingga fasilitas umum lainnya. Pendapatan dari sektor ini juga digunakan untuk mendanai berbagai program pembangunan, termasuk pendidikan dan kesehatan.
Keunggulan Bali sebagai destinasi wisata terletak pada keindahan alam dan budaya yang memikat. Pantai-pantai seperti Kuta, Uluwatu, dan Nusa Dua terkenal di dunia, sementara pemandangan sawah bertingkat di Jati Luwih, Tegallalang dan yang lainnya menjadi ikon pariwisata yang unik. Selain itu, kekayaan budaya Bali, seperti upacara adat, seni tari, dan arsitektur tradisional, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik. Kombinasi antara keindahan alam, keragaman budaya, dan keramahan masyarakat menjadikan Bali sebagai destinasi kelas dunia.
Untuk menjaga keberlanjutan pariwisata Bali, penting untuk menargetkan wisatawan berkualitas yang memberikan dampak positif. Namun yang menjadi isu akhir-akhir ini adalah wisatawan yang datang ke Bali adalawah wisatawan yang tidak berkualitas, yakni wisatawan yang tidak menghormati budaya lokal, kerap melanggar aturan (seperti menjadi pekerja ilegal, bikin onar, ugal-ugalan di jalan dan lain-lainnya), sehingga memberikan dampak negatif bagi Bali.
Sementara wisatawan berkualitas adalah mereka yang menghormati budaya lokal, memiliki kesadaran lingkungan, dan menghabiskan lebih banyak untuk mendukung ekonomi lokal. Strategi promosi yang terarah menjadi langkah awal, dengan menyasar segmen wisatawan premium melalui kampanye digital dan pameran internasional. Selain itu, pemerintah dan pelaku industri pariwisata dapat menetapkan kebijakan tarif berbasis kontribusi lingkungan (tourist levy) untuk memastikan dana yang masuk digunakan dalam pelestarian alam dan budaya Bali.
Evaluasi terhadap kebijakan Visa on Arrival (VoA) menjadi langkah penting juga dalam menyeleksi wisatawan yang masuk. Kebijakan ini memungkinkan wisatawan dari negara-negara tertentu untuk memperoleh izin masuk dengan mudah, namun perlu disesuaikan agar lebih selektif. Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menyaring wisatawan berdasarkan catatan perjalanan atau indikator yang menunjukkan keseriusan mereka dalam menghormati budaya dan aturan di Bali. Hal ini bertujuan untuk mencegah wisatawan yang cenderung melanggar norma atau tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal.
Memilih wisatawan berkualitas bukan sekadar upaya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memastikan keberlanjutan pariwisata Bali dalam jangka panjang. Dengan kebijakan yang terarah dan kerja sama antara pemerintah, pelaku industri, serta masyarakat, Bali dapat mempertahankan posisinya sebagai destinasi unggulan dunia yang tetap lestari dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat. (***)
TAGS :