Peristiwa
Simbol Kebijaksaan Hidup, Patung Angsa Tinggi 5 Meter Karya Juliana Art di Pasang di Vihara Empu Astapaka
Rabu, 28 Agustus 2024 | Dibaca: 1058 Pengunjung
Persiapan patung angsa setinggi 5 meter yang akan dipasang di Vihara Empu Astapaka, Gilimanuk Jembrana, Rabu (28/8/2024).
Patung beton Angsa karya Juliana Art Batu Bulan, Banjar Pagutan Kelod, Gianyar, dikirim langsung dan dipasang ke pedestal gerbang utama Vihara Empu Astapaka, Jembrana, Rabu (28/8/2024).
Angsa yang menyerupai naga banda, dengan memiliki taring dan sisik naga ini menyiratkan simbol kebijaksanaan yang dapat membedakan hal baik dan hal yang buruk.
Patung Angsa setinggi 5 meter akan dipasang di dekat Patung Buddha Vihara Empu Astapaka, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Lokasi patung Buddha sebelumnya berada 100 meter dari Pelabuhan Gilimanuk. Patung Buddha yang menjulang tinggi tersebut akan dilengkapi angsa dari bahan beton dan besi ulir.
Diungkapkan I Wayan Juliana, selaku arsitek Patung Angsa, di mana proses pembuata patung ini selama dua bulan. Mengenai kesulitan membuat patung angsa bertaring dan ada sisik naganya, dinilai tidak ada karena dibuat bersama tim.
"Kami melibatkan tim mencapai 6 orang untuk membuat patung angsa ini, tingginya seluruhnya mencapai 5 meter. Tantangannya adalah saat membawa patung setinggi 5 meter ini ke lokasi jauh di Jembrana," ujar Juliana, Rabu (28/8/2024).
Juliana kelahiran 9 Juli 1996 ini mengatakan patung angsa akan dipasang dengan sistem knock-down atau sistem bongkar pasang. Kehadiran patung angsa ini diharapkan menjadi suatu inspirasi bagi para pematung di Bali kedepannya.
"Melalui sistem knock-down, bagian kepala angsa diputus dengan sayap dan badannya. Hal ini juga menghindari kabel listrik tersangkut dari ketinggian di atas truk. Maksimalnya 3 meter, sehingga saya pangkas 2.80 meter (badannya) supaya aman diperjalanan," ucap Juliana asal Desa Banjarangkan, Klungkung.
Dikatakan Pandita Sudiarta Indrajaya (58) sebagai Ketua Umum Yayasan Empu Astapaka bahwa dengan tuntasnya pembangunan patung angsa ini menjadi harapan baru dan semangat umat Buddha dari seluruh Indonesia, bahkan siapa saja dapat datang untuk berdoa ke Vihara Empu Astapaka.
Sudiarta menekankan melalui ditambahkan patung angsa ini adalah simbol kebijaksanaan dan kekuatan untuk umat Buddha.
"Jadi patung angsa ini akan ditempatkan di Vihara Empu Astapaka, Gilimanuk, Jembrana. Patung angsa ini akan menjadi sarana untuk melengkapi kisah perjalanan Empu Astapaka ke Bali. Vihara Empu Astapaka sejatinya telah berdiri sejak 1970-an, yang ke depan dapat menjadi edukasi dan kisah sejarah bahwa perjalanan dharma di Bali ini terus kita jaga," ucapnya.
Ditambahkan Pandita Sudiarta, di Vihara Empu Astapaka telah berdiri Patung Buddha setinggi 25 meter, yang mana dijaga Naga Banda. Patung Buddha berdiri tersebut dibangun umat Buddha selama enam tahun, diperkirakan sejak 2007 dan telah diresmikan tahun 2013 dengan biaya pembangunan sekitar Rp1 miliar dari sumbangan dari para umat.
"Membangun patung angsa ini kita biaya swadaya dan gotong royong masyarakat, khususnya umat Buddha di Jembrana dan di seluruh wilayah Bali. Selanjutnya, siapa saja bisa bersembahyang ke Vihara Empu Astapaka, karena vihara ini dibuka untuk umum," ucapnya.
Posisi Vihara Empu Astapaka juga sangat strategis untuk umat Buddha dari Pulau Jawa. Maka itu, dengan ditambahnya patung angsa ini akan memberi kesan indah saat masuk pintu Bali.
"Tentunya dengan ditambahkan patung angsa akan memberikan kesan indah terhadap pintu masuk di Bali. Termasuk bisa melihat candi Buddha dengan tinggi 25 meter. Patung Angsa akan memberikan inspirasi terhadap masyarakat yang datang dan keluar Bali. Di mana kita sangat mencintai kedamaian dan keragaman sesama umat beragama. Ini kita artikan selamat datang di Pulau Bali yang cinta kedamaian," bebernya.
Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, M.M., M.S., M.Mis., D.Th., Ph.D., mengatakan sangat apresiasi terhadap patung angsa yang sudah dikerjakan dengan penuh semangat dan akan diletakan di Vihara Empu Astapaka, Gilimanuk Jembrana.
"Tentu saja dengan dibangunnya patung angsa ini sangat luar biasa, megah, dan indah. Angsa itu dimaknai sangat pintar dalam memilah makanan di air, angsa menjadi simbol yang baik dan bijaksana untuk umat Buddha. Diharapkan manusia juga supaya bisa berperilaku yang baik di dunia ini, angsa setinggi 5 meter ini menjadi teladan yang baik kedepannya," pungkas Prof. Sulis yang juga Direktur Politeknik Internasional Bali (PIB) di Tabanan ini. 012
TAGS :