Peristiwa

Sertifikasi Kesiapsiagaan Bencana, Hotel di Bali Cegah Gempa Bumi dan Tsunami

 Rabu, 10 Mei 2023 | Dibaca: 520 Pengunjung

Gede Sudiartha selaku Kelompok Ahli Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali, tekankan supaya pemahaman cegah musibah gempa serta tsunami dapat dipahami masyarakat, Rabu (10/5/2023).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Mitigasi sebagai upaya mengantisipasi risiko bencana alam di Bali, tidak dipungkiri menjadi hal penting dan perlu diperhatikan masyarakat, termasuk pengelola pariwisata.

Indikasi sesar atau disebut patahan (fault) merupakan pergeseran lapisan batuan karena gaya tekan kerak bumi. Indikasi sesar atas gempa akibat sesar lokal (daratan) dan untuk di perairan dinamai lempeng. Di wilayah Bali, diperkirakan terdapat 26 sesar lokal yang diduga setiap saat dapat saja bergetar atau mengalami pergerakan patahan.

"Kita di Bali mempunyai 26 sesar lokal di bawah tanah. Ada 26 patahan yang setiap saat dapat bergetar. Kita tentu sangat rawan bencana gempa bumi dan juga Tsunami, karena itu ada di Selatan Bali (Megathrust)," kata Gede Sudiartha selaku Kelompok Ahli Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali, sekaligus Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana Provinsi Bali, ditemui Media Bali, Rabu (10/5/2023).

Oleh karena itu, Sudiartha menilai mitigasi perlu diketahui masyarakat dengan cara memberikan pengetahuan dan memahami cara menyelamatkan diri. 

"Jadi mitigasinya dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, untuk paham bagaimana cara menyelamatkan diri. Perizinan bangunan di Bali, khususnya yang dengan daerah rawan bencana harus dilengkapi dengan kajian resiko bencana, kajiannya ini membicarakan tentang mitigasi," ucap pria asal Desa Sudaji Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng ini.

Sudiartha menekankan hotel-hotel wajib memikirkan keselamatan para tamu dan karyawannya ke depan. Salah satunya, jika hotel berada di pinggir pantai harus memiliki sertifikasi kesiapsiagaan bencana dari BPBD Bali, seperti mengenai rambu-rambu evakuasi, jalur evakuasi, titik kumpul, Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), dan lain-lainnya.

"Misalnya, di sebuah hotel, jika da bencana apa yang harus dilakukan oleh staf dan karyawannya. Di daerah sepanjang Bali Selatan, itu hampir rawan gempa bumi dan Tsunami. Kalau hotel di pinggir pantai, harus memiliki sertifikasi kesiapsiagaan bencana, di mana serifikasi ini untuk hotel yang sudah memenuhi variabel kesiapsiagaan. Ada 54 variabel kesiapsigaan yang harus dipenuhi supaya mendapatkan sertifikasi dari BPBD Bali," tegasnya.

Ia mengatakan potensi gempa dan memicu tsunami tidak dapat diprediksi, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya. Akan tetapi, Sudiartha mengajak masyarakat tetap siaga dan waspada. 

"Kalau ada gempa bumi di atas 7,5 - 8 skala ricther dan kedalaman gempanya kurang dari 100 Km, itu berpotensi terjadi tsunami," tutupnya. 012


TAGS :