Kesehatan
PUM di Desa Wisata Medewi Jembrana, Edukasi Manajemen Perawatan Masyarakat Terhadap Penyakit Kronis
Senin, 02 Desember 2024 | Dibaca: 156 Pengunjung
PUM bersinergi dengan KKN PPM Unud Periode XXIX di Desa Wisata Medewi, Jembrana, dalam pencegahan penyakit kronis, baik hipertensi dan diabetes mellitus.
Program Udayana Mengabdi (PUM) mengambil tajuk 'Implementasi Sendu (Self Management dan Edukasi Terpadu) untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat di Desa Wisata Medewi Kabupaten Jembrana)'.
Lokasi PUM berada di Desa Medewi, Jembrana, yang terkenal dengan destinasi wisata dan budayanya, sehingga sering disebut desa wisata.
Sejumlah tim pengusul dalam PUM di Desa Wisata Medewi, antara lain: Ketua Ns. Meril Valentine Manangkot, S.Kep., M.Kep., dengan didukung anggota Ns. I Gusti Ngurah Juniartha, S.Kep., M.Kep., Ns. I Made Suindrayasa, S.Kep, M.Kep., dr. Hendry Irawan, M.Biomed., Sp.B, Subsp. Onk. (K)., dan dr. Putu Dian Megasafitri, Sp.
Menariknya PUM di Desa Wisata Medewi, dilakukan pemahaman mengenai penyakit kronis yang merupakan jenis penyakit dengan durasi yang panjang, bersifat progresif, dan merupakan akibat faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku.
Diketahui secara global, regional, dan nasional pada Tahun 2030 akan diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
"Beberapa jenis penyakit kronis adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) merupakan hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup kelompok yang berisiko maupun yang sudah menderita penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung," ucap Ketua Ns. Meril Valentine Manangkot, S.Kep., M.Kep., Senin (2/12/2024).
Ns. Meril Valentine menceritakan dari hasil wawancara lapangan dengan para kader kesehatan di Desa Medewi, terdapat beberapa masalah kesehatan di Desa Medewi, salah satunya adalah penyakit kronis, meliputi hipertensi dan diabetes mellitus.
Para warga setempat yang menderita penyakit kronis tersebut, tidak hanya kelompok Lansia, namun juga kelompok dewasa. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan edukasi mendalam terkait penyakit kronis, berikut dengan penanganannya.
Dari itulah, tim tertarik untuk melaksanakan pengabdian masyarakat dalam bentuk Program Udayana Mengabdi, dengan tajuk 'Implementasi SENDU (Self Management dan Edukasi Terpadu) untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat di Desa Wisata Medewi Kabupaten Jembrana'.
"Maka pengabdian masyarakat ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait self management atau perawatan individu dengan penyakit kronis yang komprehensif, demi tercapainya kualitas hidup yang optimal," ucapnya.
Lanjut Ns. Meril Valentine, pengabdian masyarakat dimaksud dilaksanakan dalam bentuk pendidikan kesehatan.
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa edukasi atau pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perorangan, masyarakat dan bangsa.
Pendidikan adalah suatu kegiatan, yang dimulai oleh satu orang atau lebih, yang dirancang untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap individu, kelompok, atau komunitas.
"Tiga ranah perilaku manusia atau pembelajaran yang perlu dipertimbangkan saat menyusun sebuah rencana edukasi kesehatan adalah ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2024 di Wantilan Pura Dalem Desa Medewi. Kegiatan Program Udayana Mengabdi ini turut bersinergi dengan KKN PPM Universitas Udayana Periode XXIX," bebernya tegas.
Peserta yang telah hadir dalam kegiatan ini adalah Kepala Desa, bidan desa, 60 warga masyarakat, dan 16 mahasiswa KKN.
Ns. Meril Valentine menegaskan kembali terdapat target capaian dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait manajemen perawatan masyarakat dengan penyakit kronis.
Dua narasumber yang terlibat dalam kegiatan ini adalah dr. I Gede Hendra Wijaya, Sp.B., dan Ns. I Gusti Ngurah Juniartha, S.Kep., M.Kep.
"Aspek-aspek yang dinilai dalam kegiatan ini meliputi: kemampuan mendeteksi dini kelainan kaki akibat diabetes mellitus, melakukan pencegahan ulkus diabetikum, dan mampu mendemonstrasikan pertolongan pertama pada warga yang mengalami kegawatdaruratan," terangnya.
Sejumlah kegiatan lainnya yang sudah dicapai, seperti video pelaksanaan kegiatan PUM, HKI, publikasi di akun sosial media Instagram, dan video self hypnosis. 012
TAGS :