Politik

Piala Dunia U-20 Batal Digelar, De Gadjah dan Koster Adu Pendapat

 Sabtu, 09 November 2024 | Dibaca: 167 Pengunjung

Menyikapi batalnya Piala Dunia U-20, karena hadirnya tim Israel. Paslon Mulia-PAS dan Koster-Giri memberikan tanggapan, Sabtu (9/11/2024).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Debat pasangan calon (Paslon) Cagub dan Cawagub Bali nomor urut 01 Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana, serta Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor 02 Wayan Koster dan Giri Prasta (Koster-Giri), tampak belum 'Move On' terkait masalah FIFA membatalkan turnamen sepak bola dunia Piala Dunia U-20 di Indonesia, Sabtu (9/11/2024) di Hotel Meru Sanur, Bali.

Mengingat kembali Piala Dunia U-20 rencananya akan berlangsung pada 20 Mei - 11 Juni 2023. Terdapat enam venue yang disiapkan, yakni Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Kab. Bandung), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Manahan (Surakarta) dan Stadion Jakabaring (Palembang).

Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, kala itu salah satunya akan digunakan untuk tuan rumah di Bali. Sayangnya, diduga karena salah satu kontestasi tim peserta adalah negara Israel, muncul persoalan kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah. Saat itu pula, politikus Ganjar Pranowo dan Wayan Koster ikut memberikan komentar dan mengundang reaksi warga netizen.

"Soal Piala Dunia U-20, jadi sebenarnya terkait Israel, itu ada Konferensi Asia Afrika (KAA) yang keputusannya dituangkan ke dalam Dasasila Bandung, tidak ada hubungan diplomatik dengan Indonesia dan Israel. Karena itu, secara bentuk acara formal yang melibatkan pemerintah Israel, itu tidak bisa di Indonesia. Sudah juga dituangkan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 Tahun 2019, kita tidak bisa menerima delegasi Israel dalam forum resmi, tidak bisa mengibarkan bendera Israel, dan menyanyikan lagu kebangsaan Israel dalam forum resmi. Nah, kalau ini dalam Piala Dunia, tim Israel bermain, pasti permasalahan yang ditanpilkan ada pemasangan bendera, dan kedua sebelum bertanding akan menyanyikan lagu kebangsaan. Jadi itu jelas menyalahi aturan sendiri yang sudah dibuat Kemenlu. Hal ini yang membuat menolak Tim Israel, bukan menolak Tim U-20. Jadi turnamen U-20 silahkan dilaksanakan, asal tidak ada tim Israel," beber Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan ini.

Pariwisata Bali yang berangsur-angsur menjadi lebih baik pasca Covid-19, hal itu menjadi pilihan Koster terhadap menolaknya kehadiran Tim Israel. "Kedua, momentumnya saat itu kita sedang pemulihan pariwisata pasca pandemi. Saat itu, sepak bolanya akan dimulai bulan Mei 2023, di mana sejak Januari 2023 kita sedang pemulihan pariwisata. Sebab, kita sangat terpuruk. Banyak masyarakat Indonesia juga yang menolak Tim Israel di Indonesia. Jika ini berjalan, tentu diduga akan ada ganggung keamanan di Bali. Resikonya terpuruk adalah momentum pemulihan pariwisata, dan pemulihannya akan lebih lama lagi. Pilihannya adalah bagaimana kita bisa menjaga momentum agar pariwisata bangkit lagi," tegasnya.

Sementara itu, Made Muliawan Arya alias De Gadjah selaku Cagub nomor urut 01, mengatakan terkait urusan di tingkat Gubernur berbeda dengan urusan internasional dan politik luar negeri. Namun begitu, kala itu publik sangat menyayangkan Piala Dunia U-20 batal digelar.

"Ya bisa saja beliau, menyampaikan jurus-jurus untuk 'mengeles' begitu. Tetapi, sepak bola piala dunia itu adalah urusan internasional dan politik luar negeri. Jadi kita gubernur tidak punya wewenang untuk itu. Urusan politik luar negeri, keamanan, pertahanan, agama, fiskal, itu adalah kewenangan pusat. Nah, kita Gubernur itu harus menjalankan tugas dan kewenangan kita. Nah kalau itu (statement) disampaikan adalah jurus 'ngeles' beliau. Namun, yang pasti masyarakat kan sudah tahu. Jangan-jangan ke depan saat pembangunan Bandara Bali Utara, jika kalaupun terpilih ditolak lagi. Pada saat event hubungan internasional ditolak lagi, mau ngak masyarakat begitu," tegasnya.

De Gadjah menekankan Paslon Mulia-PAS jika diberikan kesempatan terpilih, maka akan menjadi perwakilan pemerintah pusat di daerah. Mulia-PAS juga menekankan ingin bekerja untuk masyarakat Bali.

"Apa yang menjadi pembangunan, peningkatan SDM baik fisik dan budaya, kami akan lakukan yang terbaik untuk masyarakat Bali," tegasnya. 012


TAGS :