Ekonomi
Pemasaran Gerabah Belum Optimal di Desa Wisata Kasongan, Pemkab Klungkung Kaji Minat Pasar
Senin, 03 Juni 2024 | Dibaca: 531 Pengunjung
Penjabat (Pj) Bupati Klungkung, I Nyoman Jendrika meninjau pembuatan gerabah di Desa Wisata Kasongan, DIY, sebagai UMKM potensial yang dapat dikembangkan di Kabupaten Klungkung, Senin (3/6/2024).
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kerajinan gerabah dan genteng aneka motif dikembangkan masyarakat di Desa Wisata Kasongan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah.
Masalah pemasaran masih menjadi persoalan yang dihadapi warga di Desa Wisata Kasongan, saat produksi UMKM meningkat. Produk yang mereka hasilkan tidak saja genteng bermotif, tetapi guci, vas beraneka ukuran, patung-patung, dan lainnya.
"Soal pemasaran masih jadi persoalan kami di Kasongan, jika produksinya lebih, maka kami harus melakukan siasat untuk dapat mengolah produk yang ada," kata Poniman (52) selaku perajin gerabah sekaligus pembimbing di Nangsib Keramik Kasongan, Senin (3/6/2024).
Poniman menerangkan dengan dikenalnya Kasongan sebagai desa wisata pengrajin gerabah, pesanan masih dikirim ke Surabaya, Bali dan daerah sekitarnya.
"Ya masalah pemasaran aja, kalau produksinya kami juga perlu biaya banyak. Produknya ada tetapi pemasarannya belum optimal. Pernah ramai kami justru saat masa Pandemi Covid-19 (Tahun 2020) mengalami ramai pemesanan berupa pot, wastafel, dan sekarang. Sekarang pemasaran agak sepi, jadi kami optimalkan (regenerasi) pelatihan ke anak SD hingga Perguruan Tinggi (PT). Meski ada perhatian pemerintah, itu pun masih belum maksimal," katanya.
Ditambahkan produksi gerabah dari tanah liat membutuhkan bahan tanah liat mencapai setengah mobil colt. Komponen tanahnya campuran, ada tanah hitam, coklat, dan tanah merah, lalu dicampur pasir halus dari endapan sungai.
"Tanah liat kami ambil di pegunungan Imogiri. Untuk satu mobil colt tanah liat di Imogiri, harganya sekitar Rp500 ribu. Kemudian kami cetak ada bentuk gerabah atau Uwong (genteng) bermotif nilai seni, yang fungsi gentengnya dipasang di ujung puncak paling atas dan pinggiran ujung genteng rumah," ungkapnya.
Ditambahkan pembimbing pengrajin, Tartono (42) bahwa pengiriman produk Desa Kasongan rata-rata ke Surabaya, Bali, dengan jenis pot, guci, vas, genteng, gerabah, hingga patung.
"Pesanan ke pedagang di Bali, kami kerja sama pengiriman untuk mereka bisa jual lagi ke para wisatawan," bebernya.
Tartono menjelaskan pengrajin Desa Wisata Kasongan juga bekerja sama dengan peneliti dari Faktas Teknik di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memastikan jenis tanah liat dan kombinasi tanah yang cocok dibuat menjadi gerabah ke depan.
"Tanah liat lainnya masih diteliti, jika suatu hari tanah liat di Pengunungan Bangun Jiwo dan Imogiri nantinya habis. Sumber Daya Alam (SDA) kombinasi tanah merah dan hitam, akan memadukan kualitas tanah dan keuletan tanah. Hasil gerabahnya akan bagus jika kita ketuk pakai tangan, ada suara tok, tok, tok," terangnya.
Penjabat (Pj) Bupati Klungkung, I Nyoman Jendrika menegaskan kunjungan ke Desa Wisata Kasongan, dalam rangka edukasi pelatihan Gerabah Nangsib Keramik, Desa Wisata Kasongan, Yogyakarta. Jendrika berharap UMKM gerabah yang sedang dikembangkan di Desa Wisata Kasongan akan memberi inspirasi untuk masyarakat di Kabupaten Klungkung. Termasuk soal pemasaran gerabah agar dipelajari dan menemukan jalan keluar, sehingga pemasaran dari pengrajin dan pemesannya bisa dituntaskan.
"Jadi ada simbiosis antara Koperasi, masyarakat pengrajin, dan kerja sama pemasaran. Dari itu, di sini tidak ada persaingan dari pelaku atau pengrajin gerabah, ini semua berkolaborasi," terangnya.
Menurut Jendrika, setelah melihat langsung produksi gerabah di Desa Wisata Kasongan, perlu dikembangkan kembali kerja sama pengrajin dan pihak pemasaran. Termasuk kreativitas bentuk gerabah, motif, hingga menciptakan pasar gerabah tersendiri di masa depan. Pasar ini dapat dibentuk dengan melakukan survei minat masyarakat pasar, events, atau di era sekarang memanfaatkan media sosial.
"Kami berharap usaha gerabah ini dapat dikembangkan di Kabupaten Klungkung. Termasuk adanya pelatihan pembuatan gerabah ini bisa kita lakukan ke depan, bagaimana masyarakat pengrajin bisa memilih tanah liat, finishing ornamen, hingga pemasaran yang terbuka luas di Bali," tandasnya. 012
TAGS :