Ekonomi
Pegadaian Dorong UMKM Maju dan Naik Kelas Melalui The Gade Preneur
Rabu, 09 Oktober 2024 | Dibaca: 179 Pengunjung
UMKM beras merah asal Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel, Tabanan, menjadi ciri khas desa setempat. Beras merah hasil pertanian di sawah Jatiluwih yang sudah diakui Unesco sebagai wasisan budaya dunia.
Ekonomi masyarakat di Indonesia, salah satunya ditunjang melalui sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). PT Pegadaian sangat memperhatian kelangsungan UMKM di Bali, yang banyak memberikan kehidupan dan kemajuan ekonomi.
Joseph Ariesta Kuncoro selaku Kepala Departemen Business Support PT Pegadaian Kanwil VII Denpasar mengungkapkan bahwa UMKM sangat berpeluang naik kelas, karena banyak opsi UMKM yang dapat dibantu melalui program The Gade Preneur.
"Melalui program The Gade Preneur para UMKM selain dibekali keilmuan praktis dan strategis, para peserta juga diberikan fasilitas perizinan seperti NPWP Badan, Hak Atas Karya Intelektual (HAKI), Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan perizinan lainnya yang diperlukan oleh pelaku usaha serta rebranding bagi UMKM yang membutuhkan. Program Gade Preneur ini merupakan bentuk komitmen Pegadaian dalam memajukan sektor usaha mikro, kecil sehingga diharapkan dapat mendorong UMKM untuk menjadi tangguh, mandiri dan UMKM naik kelas," ujar Joseph dikonfirmasi Media Bali, Kamis (10/10/2024).
Baginya, kemudahan yang diberikan Pegadaian untuk UMKM di Kota Denpasar sangat banyak. Hal ini memberikan kesempatan terbuka UMKM menjadi lebih berkembang.
"Kemudahan yang diberikan oleh Pegadaian seperti halnya permodalan dilakukan melalui produk mikro dengan tarif yang murah, bahkan dengan gadai peduli nasabah bebas bunga s.d 60 hari, di samping itu juga syarat untuk mendapatkan fasilitas kredit ini mudah dan cepat," paparnya.
Joseph menuturkan implementasi bantuan yang diberikan Pegadaian, baik berupa pelatihan UMKM dan pemasaran sangat dibutuhkan pelaku UMKM. Sebab, banyak ruang usaha yang tumbuh, tetapi masih kebingungan kemana mereka akan memasarkannya.
"Bantuan yang diberikan kepada UMKM selain diberikan pelatihan terkait penjualan produk, pemasaran, bantuan alat-alat produksi dan pengelolaan keuangan dengan mendatangkan mentor yang kompeten. Pegadaian juga mengikutsertakan dalam events Pegadaian, seperti halnya Bazzar Emas, Pasar Rakyat, Festival Ramadan dan lainnya," ucapnya.
Dia menjelaskan sampai dengan posisi 30 September 2024 Nasabah UMKM Pegadaian sebanyak 92.170 nasabah dan jumlah ini tentunya akan terus berkembang berdasarkan data dari BPS Provinsi Bali, ada 400 ribu lebih Usaha Mikro Kecil (UMK) & Usaha Menengah Besar (UMB) di Provinsi Bali.
"Pegadaian hadir menjembatani UMKM yang kesulitan akses per bankan, dengan produk mikro yang disalurkan melalui sewa modal yang terjangkau. Lewat adanya program Gade Preneur, tentunya selain meringankan UMKM dalam memenuhi kewajibannya juga meningkatkan penjualan mereka setelah mendapatkan pembekalan yang mereka dapatkan," jelasnya.
Kedepannya Joseph berharap terhadap UMKM dengan program yang ditawarkan Pegadaian, mampu berkembang lebih baik lagi.
"Harapan dari Pegadaian tentunya UMKM dapat terus berkembang, mampu bersaing di kancah internasional dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Kami percaya bahwa produk kreatif yang dihasilkan UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk diterima di pasar global dan Pegadaian akan terus mendukung UMKM dalam setiap tahap pengembangan," pungkasnya.
GadePreneur Dorong UMKM Naik Kelas
PT Pegadaian berperan signifikan mengembangkan bisnis di tanah air, termasuk UMKM. Tidak dipungkiri keberadaan PT Pegadaian sangat komitmen mendukung UMKM untuk naik kelas.
Pegadaian melalui Panggung Emas Ramadan sempat mengajak partisipasi 32 UMKM. Panggung Emas Ramadan yang digelar merupakan puncak Festival Ramadan sekaligus meningkatkan daya saing UMKM.
Pengembangan UMKM dilakukan PT Pegadaian, salah satunya saat mengumumkan 360 peserta terbaik dalam program Gadepreneur, yang berhasil lolos kurasi dari total 3.174 peserta lainnya. Saat itu, para peserta yang terpilih memiliki latar belakang beragam mulai kuliner, fashion, beauty, dan kriya dari 12 wilayah di seluruh Indonesia.
Program Gadepreneur 2024 ini tidak saja berfokus pengembangan bisnis para pelaku UMKM saja, tetapi mendukung prinsip sosial dalam kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG) serta berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Direktur Jaringan, Operasi, dan Penjualan PT Pegadaian, Eka Pebriansyah mengungkapkan UMKM salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia. UMKM menjadi penyumbang besar Produk Domestik Bruto (PDB) dan lapangan kerja di luar sektor pekerjaan formal.
“Pegadaian selalu berupaya untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, salah satunya melalui Gadepreneur. Kurikulum mentoring Gadepreneur 2024 dirancang secara komprehensif, dengan tujuan untuk menguatkan fondasi bisnis peserta. Besar harapan kami agar UMKM di Indonesia dapat naik kelas dan memainkan peran yang lebih signifikan dalam perekonomian nasional,” tutur Eka.
Modul Starting sebagai materi Gadepreneur 2024, mulai dari Goal Setting, Riset Pasar dan Produk, Mendesain Merek dan Kemasan, Merancang Distribusi dan Promosi, Selling dan Konversi, Basic Negotiation, Digital Marketing Strategy, dan Accounting for Business Owners.
Mentoring secara offline dipimpin dua tokoh bisnis terkemuka, yaitu Jaya Setiabudi selaku Founder Yukbisnis dan Gazan Azka Ghafara selaku Founder dan CEO ZANANA. Keduanya, memberikan pengetahuan dan pengalamannya membangun bisnis.
"Melalui Gadepreneur 2024 terbuka untuk nasabah, agen, mitra PT Pegadaian, serta pelaku usaha umum yang berambisi untuk mengembangkan bisnisnya. Program PT Pegadaian ini membuka kesempatan peserta UMKM untuk memperluas jaringan bisnis, dan memastikan akses pasar yang lebih luas," ucapnya.
Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan juga mendukung Pengadaian hadir membantu pertumbuhan dan kemandirian UMKM.
"GadePreneur agar sebagai wadah menaungi berbagai program pelatihan dan pengembangan UMKM yang dibentuk Pegadaian, khususnya untuk pelaku UMKM di 12 lokasi di seluruh Indonesia," katanya.
GadePreneur adalah Nasabah Pegadaian, Agen, Mitra Bisnis, hingga masyarakat umum yang berkeinginan memacu peningkatan kompetensi kewirausahaan dimiliki.
“GadePreneur menjadi wadah baru para pelaku UMKM untuk mendapatkan pembekalan ilmu, bagaimana caranya membangun sebuah usaha dari mulai re-branding produk, memperluas bisnis dan akses pasarnya, hingga peningkatan produktivitas usaha dari masing-masing UMKM,” ucap Damar.
Dukungan GadePreneur, pernah disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen dan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Friderica Widyasari Dewi.
“Kontribusinya besar terhadap PDB, UMKM juga berkontribusi untuk membuka lapangan pekerjaan yang juga besar. UMKM juga merupakan satu critical economic player di negara kita. Maka itu, saya berharapkan apa yang diinisiasi Pegadaian dapat berjalan dengan lancar dan sukses kedepannya,” kata Friderica.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting mengatakan GadePreneur di masa depan agar menjadi ekosistem penguatan dan pengembangan pelaku UMKM di Indonesia.
"Terhadap para entrepreneur yang dilahirkan GadePreneur, selain diberikan pelatihan berkelanjutan, perlu didorong bagaimana produknya dapat dipasarkan secara baik, produk agar dapat diserap oleh perusahaan maupun masyarakat secara optimal, termasuk dukungan modal untuk peningkatan kapasitas usahanya. Program pengembangan wirausaha seperti ini harus dibangun secara komprehensif dalam penguatan ekosistem pendukung lainnya," beber Loto Srinaita. 012
TAGS :