Peristiwa

Pariwisata Budaya Jadi Unggulan Dispar Kota Yogyakarta, Gali Potensi Peninggalan Sejarah untuk Tarik Minat Wisdom

 Jumat, 01 November 2024 | Dibaca: 186 Pengunjung

Suasana kunjungan ke Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, dalam rangka meningkatkan komunikasi dan informasi kehumasan Forward DPRD Bali, Kamis (31/10/2024).

www.mediabali.id, Nasional. 

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), setiap tahunnya ramai dikunjungi wisatawan domestik (wisdom) dari berbagai wilayah tanah air. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, melihat pariwisata harus dikelola secara benar untuk menghadirkan tamu yang berkualitas.

Cesaria Eka Yulianti, S.ST., MT., selaku Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mengatakan salah satu keunggulan pariwisata di Kota Yogyakarta adalah pariwisata budaya. Tidak dipungkiri banyak wisdom tertarik melihat budaya khas masyarakat Yogyakarta, termasuk pariwisata budaya yang bersifat fisik berupa bangunan gedung peninggalan di zaman kolonial Belanda.

"Kami terus menggali pariwisata budaya-nya. Seperti adanya Kraton Yogyakarta, di sini wisatawan kita ajak melihat lebih dekat dan mendapatkan penjelasan konsep Kraton. Kini dengan bertumbuhnya generasi tua dan milenial, perlu cara khusus untuk meramu penjelasan atau menerangkannya menjadi lebih menarik," ucap Cesaria, di sela-sela kunjungan Forum Wartawan Dewan (Forward) DPRD Provinsi Bali, Rabu (31/10/2024) siang.

Ia menambahkan tidak hanya menerangkan pariwisata budaya ke wisdom, tetapi juga ke wisatawan mancanegara (wisman). Masing-masing wisdom dan wisman tertarik karena Yogyakarta, terdapat Kraton di dalamnya yang menjadi minat untuk diketahui para wisatawan.

"Kita juga libatkan wisman yang berkeinginan datang dan mempelajari kembali peranan Kraton di Jogja. Misalnya, wisman diberikan penjelasan suatu rumah bersejarah yang sempat ditinggali Belanda. Sedangkan, perlu teknis khusus untuk menerangkan kepada Gen-Z," ucapnya.

Melalui perkembangan kekinian, tentu akan lebih menarik menggali filosofi sejarah lampau, agar dapat dikembangkan sebagai suatu kekayaan intelektual yang tidak ada habisnya.

"Untuk orang tua dan gen Z tentu berbeda cara menjelaskannya. Sehingga produk kesenian dapat lebih mudah muncul. Jika dicari bangunan bersifat pribadi, tapi itu sifatnya private. Banyak bangunan di Jogjakarta, di mana banyak yang dimiliki private. Tapi, kami lihat banyak yang punya orang-perseorangan, jadi kita tidak dapat mengintervensi," tegasnya.

Mengenai perkembangan budaya di Kota Yogyakarta dan sekitarnya, banyak peninggalan Belanda. Saat jaman penjajahan, pengaruh Belanda ke masyarakat sangat erat.

"Kala itu mereka memiliki pengaruh, tidak hanya dari kekuatan, ada budaya berbusana, cara makan, jenis musik digemari. Ada juga landscape tata letak alun-alun Kota,  pasar sebagai lokasi perekonomian, lokasi pemerintahan, semuanya memiliki ciri khas. Seperti titik di wilayah Kota Gede, pada zamannya dikenal sebagai lokasi tempat juragan perak. Beda juga dengan wilayah Kota Pakualaman, dan lainnya," katanya.

Mengenai segmentasi pasar berbeda-beda, di Yogyakarta sebagai kota pendidikan juga banyak pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu. Oleh karena itu, Yogyakarta sangat menarik menjadi tempat untuk berwisata dengan beragam ciri khas di dalamnya. 

Kadek Putra Suantara, S.STP.,  MAP., selaku Kasubag. TU, Kepeg, Humas & Protokol DPRD Bali mengapresiasi penerimaan dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, hal ini menjadi ruang informasi dan belajar pariwisata menjadi lebih luas. 

"Apalagi Yogyakarta sangat dikenal luas Wisdom di Indonesia. Melalui kunjungan ke Dispar Kota Yogyakarta akan menambah wawasan kami dalam pengelolaan informasi, khususnya terkait kepariwisataan agar tumbuh lebih baik lagi," demikian harapnya. 012

 


TAGS :