Teknologi

Nusa Penida Potensi Kembangkan PLTS Menuju Bali Net Zero Emission

 Rabu, 21 Februari 2024 | Dibaca: 500 Pengunjung

IESR bersama Core Udayana terus melakukan kajian potensi PLTS yang dikembangkan di Nusa Penida, Klungkung, dengan harapan mencapai 100 persen energi terbarukan pada 2030, Rabu (21/2/2024).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Bali Net Zero Emission (NZE) 2045, menjadi salah satu target menuju Indonesia emas, di mana akan mentransisikan energi fosil menuju energi terbarukan.

Semenjak dideklarasikan pada Agustus 2023, Pemerintah Provinsi Bali menyusun dan melaksanakan strategi untuk mengejar target Bali menuju NZE pada 2045 serta mewujudkan Nusa Penida dengan 100 persen energi terbarukan pada 2030.

Marlistya Citraningrum selaku Program Manager Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan bahwa dalam mencapai Bali emisi nol bersih Tahun 2045, tentu melalui penelitian di lapangan. Salah satunya melakukan pilot project di wilayah Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

"Kami mengidentifikasi, perencanaan, proyek yang jelas untuk didanai dalam mengedepankan energi baru terbarukan, termasuk komitmen bersama pemerintah dan investor," katanya, Rabu (21/2/2204) dalam media gathering bertajuk 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida, yang diselenggarakan IESR.

Penyusunan peta jalan Bali NZE 2045, dari IESR melakukan analisis Nusa Penida 100% energi terbarukan 2030, yaitu menjadikan Nusa Penida sebagai pulau berbasis energi terbarukan.

Alvin Putra selaku Analis Energi Baru Terbarukan mengatakan bahwa temuan energi terbarukan di Nusa Penida sangat potensial diberdayakan menjadi proyek dan investasi masa depan.

Selama 2-3 tahun mendatang di Nusa Penida, terus dilakukan uji coba mengenai pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sebagai pengganti tenaga listrik diesel.

"Biodiesel (18kL/hari dari 232Ha); Energi surya (3,2GW Skala Utilitsas - 11MW PLTS Atap); Biomassa (86 ribu ton/tahun biomassa gamal dari 8 ribu Ha); Seawater PHES (22,7 MW dengan durasi 4-6 jam); Angin (Kecepatan angin sekitar 4 m/s; hingga Gelombang atau arus laut (Arus 0,5-3,2 m/s dengan produksi 200-400 kW, dan potensi energi lainnya," kata Alvin.

Diungkapkan Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menjelaskan bahwa Bali dengan masyarakatnya memiliki karakter mencintai alam sangat potensial mengembangkan investasi PLTS. Oleh sebab itu, dukungan masyarakat Bali dirasa mampu menciptakan Bali NZE demi energi baru terbarukan.

"Kami lakukan kajian bahwa Bali mampu memenuhi energinya lewat energi bersih terbarukan. Melalui Bali NZE 2045, kami telah bertemu dengan pihak berwenang seperti; Pemprov Bali, Bappeda, PLN, dan lainnya. Listrik di Bali menuju energi baru terbaruka melalui potensi di Nusa Penida. Kami berharap Nusa Penida dapat memenuhi kebutuhan pasokan listrik di wilayah Bali," tegasnya.

Fabby menyebut bahwa PLTS memanfaatkan lahan, tetapi lahan sekarang sangat mahal. Karena itu, lahan yang tersedia di Nusa Penida akan diberdayakan.

“Studi IESR untuk Nusa Penida, jika pembangkit energi terbarukan ditingkatkan maka biaya produksi tenaga listrik lebih murah dibandingkan menggunakan pembangkit listrik diesel. Konsumsi bahan bakar saat ini saja untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) biaya produksi listriknya bisa mencapai Rp 4,5 ribu/kWh. Dengan 100 persen energi terbarukan, maka biaya produksi listriknya bisa turun 30-40 persen,” ucapnya.

Melalui energi baru terbarukan, proyek PLTS ke depan sekaligus dapat membuka lapangan kerja baru dan memajukan masyarakat di Nusa Penida.

"Kami masih mengumpulkan investor untuk mendukung energi baru terbarukan ini. Tidak saja energi baru terbarukan, tapi juga membuka destinasi baru terhadap pariwista Bali," ucap Fabby.

Kajian awal Nusa Penida dengan 100 persen energi terbarukan pada 2030 sedang dilakukan dan akan diluncurkan pada 6 Maret 2024 mendatang. Hal ini merupakan langkah awal menguji konsep dan perencanaan sistem ketenagalistrikan untuk mewujudkan Nusa Penida 100% energi terbarukan 2030

Sementara itu, Nyoman Satya Kumara Core Unud bahwa transisi energi baru terbarukan sangat penting untuk kemajuan energi masyarakat Bali.

Berdasarkan analisis IESR dan Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Udayana, potensi energi terbarukan di Nusa Penida mencapai lebih dari 3.219 MW yang terdiri dari 3.200 MW PLTS ground-mounted, 11 MW PLTS atap, 8 MW biomassa, belum termasuk potensi energi angin, arus laut, dan biodiesel.

Guna mengatasi sifat variable renewable energy yang tersedia pada waktu-waktu tertentu dan dipengaruhi kondisi cuaca, Nusa Penida memiliki potensi penyimpanan daya hidro terpompa (PHES) hingga 22,7 MW. Selain itu, analisis ini juga memasukkan kebutuhan sistem penyimpanan energi dalam bentuk baterai (BESS).

"Kami akan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk pemanfaatan PLTS, termasuk konversi kendaraan konvensional ke listrik. Selain soal ekonominya, kami juga persiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya supaya energi baru terbarukan ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan," tegas Satya. 012


TAGS :