Ekonomi
Menko Perekonomian Tinjau KEK Kura Kura Bali, Target Investasi di Pulau Serangan Rp 104 Triliun
Sabtu, 04 Februari 2023 | Dibaca: 558 Pengunjung
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, meninjau langsung lokasi KEK di Pulau Serangan, Densel, (4/2/2023)
Pengembangan potensi ekonomi kawasan Kura Kura Bali di Pulau Serangan Kecamatan Denpasar Selatan, menjadi perhatian pemerintah di tingkat pusat. Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), turun melirik lingkungan di PT Bali Turtle Island Development (PT BTID) untuk dikembangkan menjadi kawasan para wisata bernilai investasi di masa depan, Sabtu (4/2/2023).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan KEK Kura Kura Bali diharapkan menjadi salah satu kawasan investasi di Indonesia, yang mampu menyerap tenaga kerja baru.
"Kunjungan kali ini untuk melihat KEK Kura Kura Bali, yang diputuskan pemerintah untuk sebagai KEK. Kemudian untuk Peraturan Pemerintah (PP)-nya sedang berproses. Harapannya total investasi yang dapat dicapai sebesar Rp 104 Triliun, untuk 30 tahun ke depan dan jumlah penyerapan tenaga kerjanya 99 Ribu sampai Tahun 2052. Jangka pendeknya tentu kita berharap 5 Tahun pertama, ini Rp 12 Triliun (investasi) dan lapangan kerjanya sekitar 5 ribu," ujar Airlangga Hartarto sekaligus sebagai Ketua Dewan Nasional KEK ini.
Baca juga:
Program Kontribusi Wisatawan Diyakini Tambah PAD Bali, Diprediksi Sumbang Rp 31,5 Milliar Tahun 2023
Rekomendasi atas kawasan Kura Kura Bali menjadi KEK, sebelumnya telah ditetapkan pada sidang Dewan Nasional KEK, Kamis 12 Januari 2023 lalu.
Airlangga menambahkan bahwa sektor riset dan universitas akan didorong di Kura Kura Bali dalam satu kawasan.
Ia mencontohkan kawasan industri di Batam, dalam satu kawasan selama 3 tahun telah mampu menyerap Rp 17 Triliun, sehingga lewat angka Rp 104 Triliun di Kura Kura Bali diharapkan mampu dicapai.
"Tentu saja KEK ini akan melengkapi kawasan ekonomi kesehatan (di Sanur-red). Oleh karena itu, Bali menjadi provinsi di Indonesia yang mendapatkan dua KEK. Selain itu, kaitannya untuk menunjang kawasan pariwisata. Tentu saya berharap dengan dua KEK ini, ekonomi di Bali dapat menjadi lebih sustainable. Lalu, Pemda Bali sedang merancang peraturan agar pengalaman Delta (Covid-19) itu tidak terulang, jadi ada alternatif daripada kegiatan ekonomi, karena sebelumnya dalam tiga tahun pembangunan pertumbuhan ekonominya itu sampai negatif. Dan itu terendah di Indonesia. Ini kesempatan baik untuk direvitalisasi," katanya.
Airlangga berharap akan ada tambahan turis lokal dan mancanegara bagi Pulau Bali, sehingga kehadiran KEK juga akan didukung pemerintah daerah melalui program-program unggulan yang telah dirancang menarik.
"Ya wisatawan multi negara. Kita meningkatkan turis yang datang ke Bali, tetapi kami berharap Bali memiliki program untuk menarik wisatawan," tegas Airlangga, sekaligus Ketua Umum Partai Golkar ini.
Sementara itu, Presiden Direktur PT BTID Tuti Hadiputranto memberi ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan pemerintah dalam menjadikan kawasan Kura Kura Bali sebagai KEK. Melalui nilai investasi Rp 104 Triliun selama 30 tahun dinilai datang dari berbagai investor.
Beberapa bangunan dirancang seperti; sekolah internasional, health and wellness, marina, sekolah kesehatan dan lainnya akan memberi manfaat optimal terhadap masyarakat Bali.
"Seperti Marina, selama ini adanya kapal pesiar asing mereka hanya singgah di Singapura dan Thailand, sekarang kita coba untuk mampir ke Bali," katanya.
Melalui status KEK ini diharapkan kawasan Kura Kura Bali, dapat segera membantu memajukan perekonomian Indonesia, khususnya Bali.
“Besar harapan kami untuk terus mendapatkan dukungan dari Pemerintah demi suksesnya pembangunan kawasan Kura Kura Bali seiring dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali. Pertama, diversifikasi ekonomi, meliputi pariwisata. Kedua, paradigma dan tata kelola pariwisata harus. memprioritaskan kesehatan dan keamanan. Ketiga, pariwisata Bali bertransformasi dari mass tourism menjadi quality tourism, mengusung pariwisata berbasis sosial, budaya, dan lingkungan, mewujudkan harmoni dan memuliakan alam," paparnya.
Pihaknya terus mengundang para investor untuk bersedia melakukan penanaman modal di kawasan Kura Kura Bali.
"Khususnya investasi yang berkelanjutan atau sustainable, baik pada sektor pendidikan, health and wellness, dan tentu saja pada sektor pariwisata, termasuk marina dan resort," tandasnya
Untuk diketahui, hampir 28 Tahun keberadaan Pulau Serangan, Densel sebagai proyek reklamasi, di mana PT BTID sebagai pengelola pada 1995-1998. Kawasan ini sebelum reklamasi memiliki luas 117 hektar dan kini menjadi sekitar 500 hektar. Hingga saat ini, proyek di Serangan yang dirancang menjadi pariwisata modern, masih menanti untuk terealisasi. 012
TAGS :