Politik
Koster Sebut Kader Made Urip dan Raiwirajaya Tak Ditugaskan DPP PDIP Maju DPR RI
Kamis, 11 Mei 2023 | Dibaca: 816 Pengunjung
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali Dr. Ir. I Wayan Koster, MM.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Bali Dr. Ir. I Wayan Koster, MM., tidak menampik ada sejumlah nama-nama terbaik akan naik kelas menuju tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) DPR RI.
Namun begitu, ada pula nama-nama petahana yang sudah berpengalaman di Senayan, tak memperoleh tiket dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI P, yaitu I Made Urip dan I Gusti Agung Rai Wirajaya, di mana disebut Koster tidak memperoleh izin dari DPP.
"Jadi DPP tidak lagi menugaskan untuk maju DPR RI (Made Urip dan Rai Wirajaya). Jadi, ditugaskan di tempat lain. Dicarikan tempat yang tepat," tegas Koster, dalam jumpa pers pendaftaran Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali, Renon, Kamis (11/5/2023).
Koster tidak menjelaskan detail alasan mengapa Made Urip dan Rai Wirajaya tidak memperoleh tiket ke Senayan. Ia sebaliknya memaparkan nama-nama kader lainnya yang telah teruji, baik secara dukungan, mental, dan kesiapannya untuk bertarung meraih suara PDI P di DPR RI.
"Ya ada dan sudah diperhitungkan semua, yang dari DPRD Provinsi ke DPR RI adalah mereka yang memperoleh suara-suara terbaik di saat Pemilu 2019 memperoleh suara terbanyak. Untuk laki-laki ada dua yang baru: Nyoman Adi Wiryatama dan Gusti Putu Muliarta; serta tiga perempuan yang baru: I Gusti Ayu Aries Sujati, I.G.A Diah Werdhi Srikandi W.S, dan Sagung Ratu. Sedangkan Petahana ada 4 orang; IGN Kesuma Kelakan, I Wayan Sudirta, Ketut Kariyasa Adnyana, dan Nyoman Parta," pungkasnya.
Koster juga mengungkapkan adanya kepuasan publik terhadap keberhasilan pembangunan di Bali, diyakini akan mendorong perolehan suara tinggi PDI P di Bali kedepannya.
"Asumsi Pilpres 95%, komposisi nasionalnya begitu, tapi kalau komposisi daerahnya beda. Pertama, karena memang basis PDIP yang cukup kuat. Figur partainya, Ganjar Pranowo. Maka sudah saya hitung dengan peta lapangan yang didalami. Kalau dulu untuk Pak Jokowi mencapai suara 91,6%, waktu itu pembangunan di Bali yang kami jalankan belum mencapai hasil yang optimal, karena belum mencapai setahun. Sekarang pembangunan yang saya pimpin ini sebagai petugas partai sebagai Gubernur Bali, hasilnya sudah terlihat. Kepuasan publik sudah kami uji dan itu sangat kuat dukungannya. Ini akan menjadi persepsi publik untuk menentukan arah politis, pembangunannya sudah sangat dirasakan masyarakat," demikian tutupnya. 012
TAGS :