Pendidikan

Koster Nilai Tenaga Kerja Pariwisata Masih Tinggi Dibutuhkan di Bali

 Sabtu, 18 November 2023 | Dibaca: 434 Pengunjung

STEKOM Semarang melakukan diskusi pendidikan vokasi, salah satunya membahas pendidikan di SMK, untuk lulusanya mudah terserap menjadi tenaga kerja, Sabtu (18/11/2023).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Para kepala SMK, guru-guru, bersama praktisi undangan di tanah air tampak antusias memberikan masukan terhadap perkembangan pendidikan, industri, dan ketenagakerjaan dalam membangun ekosistem yang bermanfaat untuk generasi muda ke depan dalam memperoleh ilmu pengetahuan sehingga berimplikasi untuk kemudahan memperoleh lapangan kerja.

Momentum terkait dibahas dalam acara 1st Indonesian Vocational dengan tajuk Link and Match 2023 diselenggarakan di Hotel Aston Denpasar Hotel & Convention Centre, Sabtu (18/11/2023).

Salah satu pembicara adalah Gubernur Bali periode 2018-2023 Dr. Ir. Wayan Koster, MM., menuturkan bahwa yang menjadi isu adalah kecepatan dan perubahan di  dunia industri dan dalam kecepatan menyiapkan keterampilan oleh sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan.

"Hal itu tidak akan pernah imbang, karena lapangannya sangat dinamis dan lembaga pendidikan tidak bisa mengikuti dengan kecepatan yang sama, jadi pasti ada perbedaan. Karena itu, menuntut lembaga pendidikan 100% link dan 100% match, dengan usernya pasti tidak akan pernah ketemu," terang Koster.

Menurut Koster sekaligus mantan Anggota Komisi X DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini menilai perkembangan dinamika lapangannya dipengaruhi oleh dunia digital yang begitu cepat dan masif, di mana setiap saat dapat terjadi perubahan.

"Mayor dan minornya harus ditentukan, mayor untuk keterampilan tertentu untuk standar minimum yang dimiliki, baik standar pengetahuan dan keterampilan agar seseorang siap menjadi tenaga kerja, atau bahkan menjadi pelakunya. Sedangkan, minornya adalah hal-hal lain yang menjadi tambahan bagi calon pelaku tenaga kerja atau pelaku usaha. Hal ini yang harus didesain dalam merancang kurikulumnya," katanya.

Koster selaku Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali dan jebolan ITB ini tidak menampik apabila Bali identik dengan sektor pariwisata yang sangat menggeliat, bahkan tidak dipungkiri menjadi tulang punggung untuk masyarakat secara tidak langsung.

"Menurut saya, kebutuhan tenaga kerja paling banyak di Bali ada di sektor tenaga kerja pariwisata. Sebab, Bali ini salah satu destinasi pariwisata favorit di dunia. Kemudian, yang berkaitan dengan pariwisata adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bila kita berbicara terkait SMK, dengan kebutuhan di lapangan, baik di hotel, restaurant, IKM, dan lainnya, menurut saya sebagai segi standar sudah cukup. Sekarang bagaimana mengemas ini, karena ada jarak atau perbedaan dari lulusan dan kebutuhan industri dan di sini butuh pelatihan," ungkapnya.

Bagi Koster, di Bali juga dia nilai masih belum optimal. Maka ke depan ia melihat ini adalah suatu kebutuhan yang harus tetap mengikuti perkembangan zaman yang dinamis. Perubahan kurikulum sesuai payungnya perlu dilakukan.

"Tiga bulan dilakukan tidak bisa, karena ini soal pengetahuan. Yang bisa diubah cepat hanya minornya yang berkaitan dengan dunia industri. Saya sangat bangga lulusan SMK di Bali bukan saja menjadi tenaga kerja, tetapi menjadi pelaku tenaga kerja," tegasnya.

Ke depan dibutuhkan Perbup untuk mengintegrasikan kerja sama multisektor di sektor pariwisata ke depan.

"Ini kan ada terkait ketenagakerjaan, perindustrian, pariwisata, termasuk koperasi. Kebijakannya ke depan harus dapat dibuat lebih baik, sehingga berkontribusi untuk masyarakat Bali," bebernya.

Pande Putu Suartanya selaku General Manager The Vasini Smart Boutique Hotel mengatakan acara 1st Indonesian Vocational dengan tajuk Link and Match 2023 ini sangat bagus, di mana selaku praktisi ia mewakili suatu hotel, berharap lulusan dari SMK mampu diserap di dunia perhotelan.

"Hanya saja, di setiap hotel memiliki syarat dan ketentuan untuk dapat diterima. Kami harapkan para akademisi untuk dapat membaur, intinya pembuatan kurikulum kami dapat diundang oleh praktisi. Hal ini agar link and match ini dapat ketemu. Selain itu, guru dan akademisi dapat mengikuti proses magang, sebab guru ini yang akan mengajarkan ke siswa. Mereka pun harus mengetahui lebih dahulu apa itu hotel, pembagian pekerjaan di hotel, dan lainnya," tegasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas STEKOM Semarang Dr. Joseph Teguh Santoso, M.Kom., berharap lulusan SMK mampu diserap menjadi tenaga kerja lebih banyak ke depan.

"Kami berharap ketika anak-anak masuk kelas X di SMK, mereka sudah tahu mau ke mana arah selanjutnya. Mereka supaya dapat lebih dini tahu masuk ke dunia kerja dan seperti apa dunia kerjanya itu, tidak di kelas XII saat mau lulus baru tahu mendadak, sehingga tidak siap," ucapnya.

Terpantau peserta hadir dalam diskusi vokasi ini mencapai 400 orang, diadakan di Bali untuk memudahkan orang mengenal diskusi ini dan daya tarik Bali sangat menjadi nilai lebih karena suasana keindahan budaya dan alamnya.

"Anak-anak didik kita supaya bisa dapat menjadi pengusaha, tidak mesti harus menjadi guru semuanya," harapnya. 012


TAGS :