Lingkungan

Konten Marketing Berkualitas, Bangun Pemasaran Digital Audiens Target dan Kepercayaan Bisnis

 Sabtu, 08 Juli 2023 | Dibaca: 438 Pengunjung

Diskusi dan pelatihan dalam 'Series of Fun Knowledge Sharing About Sustainable Principles for Tourism and MSME' bersama PWI Bali, di Hotel Harris Tuban di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Kuta, Kab. Badung, Sabtu (8/7/2023).

www.mediabali.id, Badung. 

Dunia jurnalistik memiliki beragam keunikan dalam mengabarkan setiap informasi teranyar di berbagai daerah. Tidak dipungkiri bahwa jurnalistik memiliki keterkaitan atas digital marketing dalam meningkatkan pemasaran di masyarakat.

Salah satu diskusi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bali, dengan narasumber Gracia Lenita selaku Marketing Communication PT Jetwings Travel, yang membahas sektor digital marketing di era kekinian.

"Marketing merupakan kegiatan mempromosikan produk atau layanan dengan cara berkomunikasi secara efektif terhadap pelanggan potensial. Sedangkan, digital marketing mengenai kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui media digital atau internet. Mengenai suatu target market, turut menyangkut kelompok konsumen yang menjadi fokus utama suatu bisnis dalam upaya pemasaran dan berpotensi menjadi pelanggan ideal, seperti Demografi, Interest atau Minat, dan Behaviour atau perilaku," ujar Gracia, dalam momentum 'Series of Fun Knowledge Sharing About Sustainable Principles for Tourism and MSME', di Hotel Harris Tuban di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu (8/7/2023).

Ia menuturkan soal target market, disinggung tentang pentingnya suatu riset atas market yang hendak dipasarkan. Bagi Gracia, riset market ini menyangkut proses-proses riil pengumpulan data tentang situasi pasar, konsumen, dan pesaing.

"Jadi untuk lebih memperoleh pemahaman lebih baik tentang pasar dituju," ucapnya sekaligus Business Manager Gracious Project Bali.

Target market lainnya, Buyer Pesona sebagai gambaran atau profil konsumen ideal yang menjadi target market perusahaan.

"Di mana dibuat berdasarkan pengumpulan data tentang pelanggan yang sudah ada atau calon pelanggan yang diinginkan. Hal penting lainnya, diperlukan Market Research: Berbicara dengan pelanggan yang sudah ada; Memperhatikan kompetitor; dan Melakukan survei berbayar misalnya di survei monkey," imbuhnya. 

Grace sendiri tidak menampik adanya channel digital marketing memberikan pengaruh atas perkembangan dunia jurnalistik maupun ekonomi di masyarakat. Channel digital antara lain: Media Sosial, Mesin Pencari (Search Engine), Messengser (WA Business, FB Messenger, etc), Website, Marketplace, Iklan online, Influencer Marketing, termasuk Optimasi Mesin Pencari (SEO).

Ia pun tidak pernah menyarankan untuk memperoleh likes atau followers dengan cara membeli. Sebab, meski banyak likes atau followers yang muncul ternyata hal dimaksud palsu dan tidak aktif. Sebaiknya, lanjut Grace, perlu pelan-pelan dan langkah konsisten dalam membangun konten atau platform media digital yang bagus dan menarik konsumen atau masyarakat luas.

"Salah satu cara memilih channel digital marketing, dengan menentukan target market dan tentukan tujuan marketing. Sedangkan, di platform seperti Instagram bahwa keberadaan likes yang banyak muncul bukan indikator laku atau tidaknya produk. Akan tetapi, hal penting saat menjual produk ke calon pelanggan, jangan jualan produk ini harganya berapa. Tapi, kita tawarkan solusi dahulu atas masalah audiens kita. Likes sendiri bukan faktor utama orang akan belanja digital channel kita. Jadi, kita bisa buatkan video tentang produk kita, testimoni, dan lainnya, itu akan meningkatkan penjualan di sosial media kita," tegasnya.

Jurnalisme Lingkungan dan Perubahan Iklim
Menarik dalam diskusi bukan saja membahas mengenai pengembangan konten marketing untuk wartawan. Akan tetapi menyinggung bahwa melalui tulisannya wartawan dapat berkontribusi tentang tulisan lingkungan alam di sekitarnya.

Diskusi dan pelatihan di awal melibatkan narasumber Mohammad Burhanudin selaku Communication Consultant Yayasan KEHATI/Former Kompas Journalist.

Pelatihan turut melibatkan kerja sama A+ Communications, di mana fokus dalam menyelaraskan aksi nyata atas persoalan perubahan iklim, konservasi biodiversitas, dan pembangunan ekosistem lingkungan hidup yang berkesinambungan.

"Wartawan tentunya memperoleh ilmu pengetahuan jurnalisme lingkungan dan laporan lingkungan hidup. Pemahaman jurnalistik dan perubahan atas iklim yang tidak dapat diprediksi. Isu tentang lingkungan ini dapat menjadi isu (berita penting) yang menarik diangkat dalam menjaga ketahanan ekosistem alam, khususnya mencegah kerusakan hutan, pembabatan hutan, hingga kebakaran hutan," ujar Burhanudin.

Isu atas pemanasan global menjadi suatu polemik yang ramai didiskusikan di berbagai belahan dunia beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan catatan komitmen pemerintah yang mencanangkan pada Tahun 2030, Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% dan mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada Tahun 2025 mendatang.

"Agenda utamanya (Isu berita) adalah mengurangi terkait masalah pemanasan global, perubahan iklim lingkungan hidup, suhu bumi yang kian memanas, juga emisi gas karbon, pencemaran lingkungan oleh asap, dan edukasi mengurangi kantong plastik," bebernya.

Burhanudin menekankan pula atas jurnalisme lingkungan, sebagai langkah dalam meneliti, memverifikasi, menulis, memproduksi, hingga menyiarkan berita atau cerita tentang lingkungan ke ruang publik oleh individu yang mempunyai pengetahuan jurnalisme lingkungan yang terlatih. Jurnalisme lingkungan juga sebagai upaya membuat reportase tentang isu lingkungan yang sangat kompleks dan mudah dipahami, komprehensif, dan informasi akurat.

"Berita lingkungan menjadi informasi tentang lingkungan atau berita lingkungan sehari-hari di luar peran jurnalis lingkungan dan dapat mencakup laporan saksi mata langsung, advokasi lingkungan, dan atau advokasi anti lingkungan," terangnya.

Sementara itu, Pangesti Boedhiman selaku Corporate Communication Senior Advisor & Climate Change Leader/Former Femina Group Journalist, memberikan diskusi mengenai wartawan dalam menggunakan platform AI Chat dan semacamnya dalam mematik ide penulisan berita.

"AI Chat salah satunya memberi idea kepada wartawan, tetapi tetap yang menentukan tulisan adalah wartawannya itu sendiri. Penggunaan AI Chat hanya untuk memantik ide (tulisan atau menulis berita)," katanya. 012


TAGS :