Lingkungan
Karya Seni Bambu Berbentuk Hati, Kolaborasi Desa Jatiluwih dan Oxford Brookes University
Selasa, 03 September 2024 | Dibaca: 232 Pengunjung
Gerbang berbentuk sayap dan menyatu menjadi bentuk hati, dibangun di bawah Monumen UNESCO oleh mahasiswa/i Fakultas Pariwisata dan Fakultas Arsitektur dari Oxford Brookes University, Inggris.
Selama bulan kemerdekaan, Agustus 2024, Desa Jatiluwih Tabanan, berkesempatan menerima kedatangan rombongan mahasiswa Fakultas Pariwisata dan Fakultas Arsitektur dari Oxford Brookes University, Inggris, dalam melakukan kerja praktek di Bali.
Menariknya, para dosen dan mahasiswa dengan masukan dari Manajer Operasional Desa Wisata Jatiluwih, Jhon Purna, mereka memperoleh edukasi dan sekaligus mempraktekan ilmu arsitektur yang diperoleh selama di Fakultas kampusnya.
Jhon menceritakan, mahasiswa/i asal Fakultas Pariwisata, Oxford Brookes University, Inggris, mengerjakan pintu gerbang menuju persawahan di Jatiluwih, sebagai hasil dari kolaborasi internasional yang juga melibatkan mahasiswa dari Fakultas Arsitektur Oxford Brookes University, Inggris.
"Gerbang tersebut dibangun di bawah Monumen UNESCO. Desain gerbangnya yang berbentuk sayap yang menyatu menjadi bentuk hati ini melambangkan semangat kebersamaan serta cinta terhadap alam dan budaya lokal," kata Jhon, Selasa (3/9/2024).
Lebih lanjut, para mahasiswa datang ke Jatiluwih untuk mengikuti kursus pembangunan bambu selama 14 hari, dengan tujuan mempelajari bagaimana membangun dengan bahan-bahan alami yang berkelanjutan dan mengeksplorasi budaya serta kerajinan bambu yang menjadi ciri khas Jatiluwih.
Program ini dipimpin oleh Michael Kloihofer, yang menginisiasi kegiatan untuk mengajarkan arsitektur melalui praktik langsung dan belajar teknik kerajinan tradisional.
"Proyek pembangunan gerbang desa ini dibangun oleh tim Brookes dan dibantu oleh ahli tanaman bambu lokal sebagai cara untuk membangun sesuatu yang bermakna bagi desa Jatiluwih, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pariwisata lokal. Lokasi gerbang yang berada di pintu masuk persawahan dipilih karena merupakan tempat strategis yang dilalui banyak wisatawan, sekaligus sebagai perayaan dan persembahan kepada keindahan persawahan yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO," imbuhnya.
Ditegaskab Jhon bahwa proyek ini dirancang dan dibangun oleh beberapa mahasiswa dan dikerjakan sekitar lebih dari 10 hari, dengan menggunakan batang bambu sebagai bahan utama. Lokakarya ini diselenggarakan dan dipimpin oleh Michael Kloihofer dan Charlotte Chambers dari Oxford Brookes University, dengan dukungan dari I Nengah Adi Swastika sebagai ahli kayu setempat, serta Carl Murayama Zammit sebagai koordinator proyek.
Para mahasiswa yang terlibat berasal dari berbagai negara, termasuk Inggris, Jepang, Republik Dominika, Ekuador, Malta, dan Bulgaria. Proyek ini diharapkan menjadi langkah awal dari kolaborasi jangka panjang antara Oxford Brookes University dan komunitas lokal Jatiluwih.
Harapan ke depannya adalah untuk terus membawa mahasiswa ke Jatiluwih untuk belajar, membangun, dan terlibat secara langsung dengan komunitas lokal.
"Desa Jatiluwih sangat menghargai hasil karya mahasiswa, yaitu berupa pintu gerbang yang indah terbuat dari bambu, yang tidak hanya menghasilkan struktur fisik, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi internasional dan penghormatan terhadap budaya serta warisan alam Jatiluwih," pungkasnya. 012
TAGS :