Peristiwa

Jaga Bali Bukan Tolak Piala Dunia, Koster Pegang Teguh Prinsip Bung Karno

 Kamis, 30 Maret 2023 | Dibaca: 466 Pengunjung

Gubernur Bali Wayan Koster menanggapi soal batal Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Kamis (30/3/2023).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Polemik gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 Tahun 2023 terus bergulir, sorotan publik tanah air tidak saja ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, melainkan ke Gubernur Bali Wayan Koster.

Tim Israel yang lolos kualifikasi dan akan hadir bertanding dalam Piala Dunia U-20, ditanggapi Koster yang sebelumnya telah menyampaikan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga RI, tanggal 14 Maret 2023, yang esensinya memohon kepada Bapak Menteri agar mengambil kebijakan melarang Tim Israel ikut bertanding di Bali. 

Maka ditegaskan bahwa Koster, tidak menolak piala dunia U-20, melainkan hanya menyampaikan penolakan kehadiran Tim Israel bertanding di Bali. 

Adapun yang menjadi dasar penolakan kehadiran Tim Israel bertanding di Bali adalah: pertama, untuk menghormati konstitusi UUD NRI 1945 dalam Pembukaan Alinea Kesatu, bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan. 

"Prinsip ini dipegang teguh oleh Bung Karno sebagai Bapak Bangsa; kedua, Israel menjajah Palestina berpuluh-puluh tahun lamanya, yang tidak menghormati kedaulatan dan kemanusiaan Bangsa Palestina, yang tidak sesuai dengan garis politik Bung Karno; dan ketiga, bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," katanya, Kamis (30/3/2023).

Menurut Koster sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini menegaskan dengan penuh hormat melaksanakan prinsip dan ideologi yang digariskan oleh Bung Karno sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal tersebut merupakan prinsip yang harus dipegang teguh dengan kokoh, serta harus disuarakan dan disampaikan kepada masyarakat luas.

Dia mencermati seksama bahwa kehadiran Tim Israel pada Piala FIFA U-20 telah menimbulkan pro dan kontra di Indonesia, terkait dengan konflik Israel-Palestina, terutama setelah terjadi perubahan pemerintahan di Israel oleh sayap kanan yang begitu keras terhadap 

Palestina. Hal ini sangat berpotensi menjadi ancaman dan gangguan keamanan di Bali, baik ancaman bersifat terbuka dan tertutup. 

Kehadiran Tim Israel di Bali, berpotensi menjadi sasaran dari berbagai pihak yang bisa membahayakan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali, masyarakat Indonesia, serta Tim Israel selama bertanding di Bali.

"Sebagai Gubernur Bali, saya tidak mentolerir terhadap potensi gangguan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali, yang lebih lanjut akan berdampak luas atas kerja keras semua pihak selama ini, dalam upaya pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali, sehingga baru bisa pulih dan bangkit kembali pasca Pandemi Covid-19," tegasnya.

Ditegaskan Koster bahwa Bali merupakan Pulau Dewata yang menjadi pusat spiritual, di mana kedamaian dan kemanusiaan dikedepankan, yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. 

"Sebagai pecinta bola, saya yang juga Gubernur Bali sesungguhnya sangat mengharapkan Kejuaraan Dunia FIFA U-20 dapat dilaksanakan di Bali. Namun event ini tidak bisa dipisahkan dari prinsip kemanusiaan, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi dan Bung Karno. Oleh karena itu, saya juga tidak berharap atas keputusan FIFA yang membatalkan Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Indonesia, meskipun Pemerintah Pusat telah berupaya keras melakukan komunikasi dengan Presiden FIFA. Saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat yang telah melakukan upaya keras untuk tetap berlangsungnya Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Indonesia tanpa kehadiran Tim Israel," katanya.

Koster menerangkan sikap penolakannya atas kehadiran Tim Israel dalam Piala FIFA U-20 di Bali, merupakan wujud tanggung jawabnya sebagai Gubernur Bali, yang dipertanggung jawabkan secara Niskala Sakala, karena didasarkan pada hal yang prinsip terkait kemanusiaan, sejarah, dan tanggung jawab pergaulan antar bangsa, dan aspirasi masyarakat ke FIFA. 

Keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20, menjadi pelajaran sangat penting dalam membangun kesadaran bahwa sepak bola Indonesia, harus dibangun sebagai bagian supremasi Indonesia dan hal tersebut harus menyeluruh. 

"Saya mengajak masyarakat Bali, untuk mendoakan bersama agar FIFA tergerak hatinya untuk tetap berlaku adil dengan mencoret Tim Israel dalam Kejuaraan Dunia FIFA U-20, sama dengan sikapnya ketika mencoret Tim Rusia dalam Kejuaraan Dunia FIFA Tahun 2022 di Qatar," bebernya.

Lebih dari itu, Koster mengenai sikapnya yang menolak kehadiran Tim Israel dalam Piala FIFA U-20, dia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Bali yang telah memahami dan mendukung sikap saya, serta mengapresiasi para pihak yang tidak sependapat atas sikapnya.

"Sebagai Gubernur Bali, Saya mengajak semua komponen masyarakat Bali untuk tetap bersatu-padu, memupuk kebersamaan untuk menjaga Bali agar tetap kondusif, sehingga momentum pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali dapat terus berjalan demi kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Bali. Mari kita terus dukung bersama upaya memajukan sepak bola Indonesia, dengan tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan keamanan," tutup Koster asal Desa Sembiran Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini. 012


TAGS :