Kebutuhan terhadap bandara di Bali Utara, ternyata masih diupayakan tokoh masyarakat, penglingsir, dan para akademisi se-Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Pertemuan turut dihadiri Jendral Pol (Purn) Sutarman, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, A.A. Alit Kakarsana Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh Gianyar, A.A. Ngurah Ugrasena Penglingsir Puri Agung Singaraja, serta GM BIBU di Bali, Sabtu (28/1/2023) di Kubutambahan.

Diungkapkan Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna, ia berharap Bandara Bali Utara kedepannya mampu diwujudkan, karena akan memberikan pengaruh bagi pembangunan dan ekonomi Bali.

Di mana adanya gagasan PT BIBU untuk membangun bandara dengan konsep mengapung di laut, itu diharapkan terwujud dengan tetap memperhatikan biora laut di perairan Buleleng.

“Tentu saja kami support dan dukung rencana BIBU membangun bandara (di laut) dengan tetap memberi perhatian dan tidak menggangu keberadaan terumbu karang di sekitarnya, sekaligus tetap memelihara aspek budaya dan lokal geniusnya,” ungkap mantan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng ini.

Perbekel Desa Bukti Gede Wardana menuturkan dari awal dia dan kepala desa sekitar telah mendukung rencana BIBU membangun bandara di laut, tentu saja semuanya harus tetap sesuai kajian-kajian di lapangan.

”Saya mendukung rencana pembangunan bandara yang diajukan BIBU. Sebagai bukti dukungan, maka kami menyiapkan lahan untuk dikelola BIBU, guna kepentingan mendukung bandara di laut bila diperlukan,” katanya.

A.A. Alit Kakarsana selaku Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Gianyar menambahkan rencana untuk membangun bandara kedua di Bali oleh BIBU, dirancang lebih cantik dan akan menjadi solusi kedepannya agar Bali menjadi semakin maju.

”Selain mengurangi suasana krodit bandara yang sudah ada, paling tidak akan menjadi solusi kedepannya agar kita bisa lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih seimbang antara selatan dan utara. Hal ini antara lain pertimbangan dari dukungan Puri se-Bali agar bandara Bali Utara segera terwujud,” imbuhnya.

Dikatakan Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, selaku pihak yang memprakarsai dan menggarap Bandara Bali Utara di Buleleng menyebutkan terkait konsep pembangunan bandara memperhatikan 3 hal, yakni; Pertama tidak menggusur pura atau situs adat; Kedua tidak menggusur lahan produktif masyarakat; dan Ketiga tidak menggusur lokasi perumahan masyarakat.

“Tiga hal itu menjadi perhatian kita, karena itu lokasi lepas pantai utara Bali di Desa Kubutambahan telah memenuhi aspek itu dan telah dilakukan kajian sangat mendalam,” tegas Iwan.

Ditegaskan Komisaris Utama PT BIBU Sutarman bahwa rencana BIBU sudah melalui kajian yang mendalam dan berbagai aspek pendukungnya. Sebab, telah disampaikan ke pemerintah untuk menjadi pertimbangan sebelum dikeluarkan izin berupa penentuan lokasi (Penlok).

“Kalau izin belum keluar kita akan tunggu dengan sabar, karena itu kewenangan pemerintah sembari terus memberikan informasi soal teknis dan lingkungan kepada pemerintah,” papar Sutarman mantan Kapolri 2013-2015 ini.

Sutarman tetap menunggu diterbitkannya izin Penlok, ini karena rencana Bandara Bali Utara merupakan kehendak masyarakat yang didukung penglingsir, sebagai representasi masyarakat Bali.

“Sebenarnya kita tinggal action, investor yang mendukung pembagunan (bandara) sudah sangat siap. Jika ada sesuatu di pihak tertentu mari kita diskusikan melalui forum terbuka soal kelayakan, keuntungan dan kerugian maupun sebaliknya. Hal ini gar tidak terhambat dan lebih memilih melihat untuk kepentingan bangsa dan Negara. Pembangunan bandara ini tidak akan membebani masyarakat, membebani APBN, dan murni dana investor untuk berinvestasi uangnya di sini dengan pelibatan aktif masyarakat sekitar yang tentu berdampak positif secara ekenomi,” demikian tutupnya. 012