Ekonomi

Edukasi Standarisasi Digital SNAP, Permudah Layanan Pembayaran dan Tagihan

 Sabtu, 19 Agustus 2023 | Dibaca: 603 Pengunjung

Suasana talkshow dan edukasi tentang SNAP: 'Melangkah Menuju Indonesia Digital' di dalam rangka mensosialisasikan QRIS terhadap masyarakat dan kalangan milenial, Sabtu (19/8/2023) di Living World Denpasar.

www.mediabali.id, Denpasar. 

Mengusung tajuk 'SNAP: Melangkah Menuju Indonesia Digital' pada talkshow I, dalam mensosialisasikan penggunaan QRIS terhadap masyarakat, khususnya kalangan milenial GenBI, Sabtu (19/8/2023) di Living World Denpasar.

Tiga narasumber sebagai pembicara talkshow, di antaranya Dudi Darmawan Saputra selaku Direktur Grup Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Jakarta; Tata Martadinata selaku Head of Product and Technology ASPI; Ado Prasadhana Widya Putra sebagai Grup Head Integrated Digital Solution, Wholesalo Solution Division BNI.

Diketahui salah satunya diperbincangkan mengenai Standar Nasional Open API Pembayaran atau disingkat SNAP. Diutarakan Dudi Darmawan, keberadaan SNAP sebelumnya telah ditetapkan Bank Indonesia, di mana bertujuan menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif untuk mendorong integrasi, interkoneksi, interoperabilitas, serta keamanan dan keandalan infrastruktur sistem pembayaran; dan atau dalam meningkatkan praktik pasar (market practice) yang lebih sehat, efisien, dan wajar guna penyelenggaraan sistem pembayaran.

"Kami membahas mengenai (e-money - EBC) kemudahan komunikasi bertransaksi melalui aplikasi (SNAP). Kita sudah melakukan standarisasi untuk lebih aman dan efisien," ujar Dudi, dalam momentum Pekan QRIS Nasional 2023 bertema 'Harmoni Kemerdekaan Gebyar QRIS Merah Putih'.

Mengenai penggunaan QRIS, ditambahkan Dudi bahwa di Bali pengguna QRIS cukup signifikan meningkat. Hal ini sekaligus mempermudah aktivitas berbelanja atau keuangan wisatawan mancanegara dengan memanfaatkan QRIS.

Maka dari itu, layanan yang disediakan oleh pihak perbankan untuk mempermudah perusahaan e-commerce atau fintech agar dapat melakukan integrasi pembayaran konsumen.

"Salah satunya Pulau Bali memiliki layanan digital yang baik dan masyarakatnya cukup terbuka. Sebelumnya sudah dilakukan launching di Singapura mengenai QRIS, nantinya saat wisatawan Singapura melancong berwisata ke Bali mereka diharapkan bisa menggunakan QRIS/SNAP. Salah satu keuntungannya saat kita melakukan transaksi, bank tidak tahu kalau individu memiliki daya beli yang bagus, hingga memiliki pengeluaran dan pemasukan yang seimbang," katanya.

Sejatinya tidak saja mengenai QRIS yang disosialisasikan, tetapi tentang manfaatnya di mana individu dapat mengetahui dan mengevaluasi dini atas prospek keuangannya.

"Jadi individu bisa tahu mutasi dari uang yang masuk dan keluar, administrasinya lebih baik. Semua akan tercatat dan dimudahkan lewat QRIS," ucapnya.

Ado Prasadhana berharap dengan digunakannya QRIS dapat meningkatkan pasar produk-produk yang dijual ke masyarakat.

"Generasi muda memiliki peran mengenalkan dan mensosialisasikan ke seseorang lewat digital. Banyaknya transaksi atau pesanan produk-produk terkait membuat masyarakat menjadi survive," beber Dudi.

Ado Prasadhana mengungkapkan bahwa semua orang berhak untuk saling belajar terkait perkembangan dunia digital.

"Apabila masyarakat masih banyak yang belum paham, tentu saja dapat mempelajari kembali pembayaran dengan SNAP dan QRIS," ucap Ado.

Harapannya melalui implementasi SNAP, dapat tercipta integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas antar penyelenggara API sehingga terjadi efisiensi sistem pembayaran. Berdasarkan catatan BI, di mana tengah menyasar 91.3 juta penduduk yang masih belum menjadi pengguna layanan bank serta 62.9 juta UMKM. Visi dari pengadaan BSPI ini nantinya menyasar open banking, data berupa payment ID, integrasi laporan, dan data hub. 

Ditambahkan Tata Martadinata bahwa SNAP Bank Indonesia mampu mengurangi resiko dari shadow banking serta meningkatkan inklusi finansial. 

"SNAP Bank Indonesia juga menjaga keamanan bagi pemakai sistem komunikasi. Menjadi standar transaksi, pembayaran, dan komunikasi untuk para customer. SNAP utamanya untuk penyelesaian transaksi pembayaran yang lebih efisien dan efektif. SNAP menjamin keamanan data serta membentuk ekosistem pembayaran sehat, kompetitif, dan aman," tegasnya.

Momentum dilanjutkan talkshow II bertajuk: 'Transformasi Digital Lembaga Keuangan Mikro' dengan mendatangkan tiga narasumber di antaranya: Tessa Wijaya sebagai COO dan CO-Founder Xendit; Robert Injaya selaku Founder dan CEO PT Invelli Solusindo; beserta I Made Artana Founder dan Rektor Primakara University.

Salah satunya diungkapkan Made Artana bahwa dunia terus berubah dan bertransformasi ke arah digitalisasi. Ia sudah membaca kondisi ini, di mana perubahan ke dunia digital akan membantu perkembangan Informasi dan Teknologi (IT) dan Bisnis ke depan.

Wujud nyata salah satunya adalah Primakara University yang berkembang pesat dengan passion-nya dalam dunia pendidikan dengan mengakuisisi Kampus Alfa Prima dari Primagama Group pada Tahun 2010 dan melanjutkan dengan mendirikan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara pada Tahun 2013. Kemudian tumbuh meningkat status kelembagaannya menjadi Primakara University di Tahun 2023.

"Terkadang tidak disadari muncul perkembangan pesat kedepannya. Kebutuhan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) dan berbagai lapangan pekerjaan berbeda, tentu harus diikuti edukasi atau cara menggali ilmu pendidikan yang berbeda. Karena itu kami membuat Primakara, di mana saat Tahun 2013 belum banyak orang-orang yang mengetahui ekonomi digital. Primakara telah konsisten tumbuh ekonomi digital dan revolusi 4.0," ujar Artana sekaligus Ketua Umum HIPMI Bali Digital ini.

Talkshow dilanjutkan dengan lomba karaoke perbankan, Neon Night 5K. Selain itu, acara malam dengan 'Ceremony Closing PQN 2023 Launching S.I.A.P QRIS Living World dan Road To Bali Jagadhita Cultural Week, dan juga dimeriahkan Konser Gebyar QRIS Merah Putih dengan guest star Project Pop. 012

 


TAGS :