Politik
Distribusi Air Bersih Jadi Komitmen Koster-Giri, Sistem Pipanisasi dan Kurangi Sumur Bor Tanah
Senin, 11 November 2024 | Dibaca: 170 Pengunjung
Debat publik kedua KPU Bali, salah satunya membahas ketersediaan air bersih di Bali.
Pasangan Calon (Paslon) Gubernur- Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 2, Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta, dalam debat kedua berencana mengatasi masalah pemerataan distribusi air bersih, khususnya di wilayah Kabupaten Buleleng dan Karangasem, Sabtu (9/11) malam.
Persoalan air bersih berupaya dituntaskan Koster-Giri, hal ini menanggapi pertanyaan panelis terkait permasalahan maraknya penggunaan air bawah terhadap dampak lingkungan alam di Bali.
Koster mengatakan ketersediaan sumber air bersih di wilayah Pulau Bali cukup melimpah dan mampu mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat, termasuk irigasi maupun wisatawan.
Ia menilai terdapat permasalahan terkait distribusinya, terutama untuk sebagian wilayah Karangasem dan Buleleng. Di antaranya kawasan Kecamatan Kubu (Karangasem) dan Tejakula (Buleleng).
Upaya penyelesaian permasalahan itu, Koster-Giri mengutamakan melalui distribusi air bersih melalui sistem pipanisasi dibandingkan medote pengeboran air bawah tanah yang dapat mengancam keruskan ekosistem lingkungan alam Bali.
"Hasil pengamatan kami, seperti di Kubu, itu ada sumber air di Kecamatan Abang. Sedangkan di Tejakula ada Bendungan Tamblangan, nanti melalui sistem pipanisasi akan selesai dalam lima tahun. Kalau (Pemerintah) Kabupaten kekurangan dana, maka akan dibantu lewat APBD Provinsi (Bali) untuk menyelesaikannya," kata Koster.
Di sisi lain saat jumpa pers usai acara Debat Publik Kedua, Wayan Koster kembali menegaskan akan menuntaskan permasalahan pemerataan distribusi air bersih di Bali. Salah satunya melalui pemanfaatan Bendungan Sidan yang berada di Petang, Kabupaten Badung.
Koster mengungkapkan pembangunan Bendungan Sidan yang segera rampung dengan melalui sistem pipanisasi akan mampu mengatasi permasalahan pemerataan distribusi air bersih di sejumlah kabupaten/kota di Bali. Seperti Kabupaten Bangli, Gianyar, Tabanan, Badung dan Kota Denpasar.
"Sekarang karena belum selesai (pembangunan Bendungan Sidan, red), maka belum bisa optimal," terangnya.
Sebelumnya, Ketua KPU Bali Dewa Agung Gede Lidartawan mengatakan bahwa debat publik ini bertujuan sebagai pendidikan politik dalam era demokrasi bagi masyarakat Bali. Hal ini akan memberikan pengetahuan untuk dapat memilih pemimpin ke depannya.
Selanjutnya, debat menjadi sosialisasi dan kampanye bagi Paslon Cagub-Cawagub Bali mendetailakan visi misi dan program kerja mereka. "Sehingga masyarakat mengetahui mau dibawa kemana Bali ke depan oleh para calon pemimpin mereka," tutupnya. 012
TAGS :