Peristiwa
BNNP Bali Ungkap Kasus Narkotika Tahun 2023, Ganja Paling Tinggi Disalahgunakan
Kamis, 28 Desember 2023 | Dibaca: 450 Pengunjung
Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Dr. R. Nurhadi Yuwono, S.IK., M.Si., CHRMP., memaparkan hasil tangkapan narkotika selama periode Tahun 2023, Kamis (28/12/2023).
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali, merilis pengungkapan kasus narkotika periode November s.d. Desember 2023, di mana melibatkan kerja sama dengan Kanwil Bea Cukai Bali Nusra.
Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Dr. R. Nurhadi Yuwono, S.IK., M.Si., CHRMP., mengatakan bahwa barang bukti narkotika yang berhasil disita pada periode November s.d. Desember 2023, tertinggi masih jenis ganja.
Tercatat ganja diamankan berjumlah 8.081,39 gram netto, dengan asumsi jumlah masyarakat yang bisa diselamatkan dengan pemakaian 1 hari sebanyak 5 gram ganja, 8.081,39 : 5 = 1.616 gram netto.
Selanjutnya, jenis narkotika shabu-shabu sejumlah 95,5 gram netto, dengan asumsi jumlah masyarakat yang bisa diselamatkan dengan pemakaian 1 hari sebanyak 1 gram shabu, 95,5 : 1 = 95. Termasuk, jenis ekstasi berjumlah 159 butir, asumsi jumlah masyarakat yang bisa diselamatkan dengan pemakaian 1 hari sebanyak 1 butir ekstasi : 159 = 159.
"Jadi asumsi total masyarakat yang bisa diselamatkan sekitar 1.870 jiwa," kata Brigjen Pol. Nurhadi Yuwono, Kamis (28/12/2023) dalam jumpers akhir tahun di Kantor BNNP Bali di Kota Denpasar.
Ia menerangkan kasus penyalahgunaan dan peredaran narkotika menjadi masalah di seluruh negara dan termasuk dalam extraordinary crime atau kejahatan luar biasa yang menjadi ancaman negara.
"Hasil survey Prevalensi Penyalahgunaan Narkotika Tahun 2023 yang dilakukan BNN RI bekerja sama dengan BRIN, dalam dua tahun terakhir angka prevalensi penyalahguna narkotika di Indonesia mengalami penurunan dari 1,95% atau setara dengan 3,6 juta jiwa pada Tahun 2021 menjadi 1,73% atau setara 3,3 juta jiwa pada Tahun 2023," terangnya.
Di Tahun 2023 BNNP Bali dan BNNK jajaran berhasil melampaui target ditetapkan dengan mengungkap kasus peredaran gelap narkotika sebanyak 51 berkas perkara dan tersangka 54 orang dalam jaringan narkotika nasional serta internasional. Berdasarkan kasus tersebut, sebanyak 22 orang berasal dari luar Bali, di mana 7 orang di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA).
"BNNP Bali berfokus pada bandar atau pengedar untuk memutus jaringan peredaran gelap narkotika yang masuk ke Bali. Salah satu modus yang paling banyak diungkap dari peredaran gelap narkotika, yaitu melalui paket kiriman. Jenis narkotika ganja dan sabu masih menjadi jenis narkotika yang paling banyak disalahgunakan," tegasnya.
Total barang bukti berhasil diamankan BNNP Bali dan jajaran selama Tahun 2023: Jenis Sabu 1.298,73 gram; Ekstasi 2.016 butir; Ganja 36.527,39 gram; Delta 9 THC 118,13 gram, dan jenis Mefedron 121 butir.
Sedangkan, data Kemenkum HAM Provinsi Bali, per tanggal 22 Desember 2023 terdapat 2.547 orang narapidana terlibat kasus narkotika dengan rincian: Jumlah Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) laki-laki 3.269 orang dan perempuan 268 orang, total 3.537 orang.
WBP kasus narkotika: laki-laki 2.376 orang dan perempuan 171 orang, total 2.547 orang. Rata-rata persentase laki-laki 72,68% dan perempuan 63,80%.
Menurut Brigjen Pol. Nurhadi Yuwono, BNNP Bali atas pengungkapan kasus narkotika selama Tahun 2013, BNNP Bali sudah melaksanakan pemusnahan barang bukti narkotika menggunakan mobil incinerator yang disaksikan stakeholder terkait, perwakilan masyarakat, dan media sebanyak 2 kali.
"Pada tanggal 17 Mei 2023, berdasarkan penetapan kejaksaan bahwa barang bukti yang dimusnahkan sebanyak 9.867,31 gram ganja dan Pada tanggal 27 September 2023, berdasarkan penetapan kejaksaan bahwa barang bukti yang dimusnahkan sebanyak 13.800,23 gram ganja, 166,49 gram sabu," bebernya.
Brigjen Pol. Nurhadi Yuwono menegaskan berdasarkan hasil analisa intelijen, prediksi peredaran kasus narkotika di Bali Tahun 2024 cenderung tetap meningkat dikarenakan faktor pemulihan kondisi pasca Covid-19 dan kondisi geopolitik dunia saat ini yang akan berpengaruh besar pada sektor ekonomi masyarakat Bali.
"Pariwisata Bali meskipun dalam kondisi sudah membaik, namun dirasakan masih belum menentu kedepannya. Hal ini akan berpengaruh besar pada cara masyarakat mencari pendapatan. Sebab, akan ada trend mengambil jalan singkat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sebagai pengedar atau kurir," tutupnya. 012
TAGS :