Lingkungan
Bibit Mangrove Paus Fransiskus, Ditanam Menko Marves, Pj Gubernur Bali, dan Tokoh Masyarakat
Minggu, 08 September 2024 | Dibaca: 298 Pengunjung
Suasana penanaman mangrove di Kura Kura Bali, di mana mangrove telah diberkati Paus Fransiskus di Jakarta, Minggu (8/9/2024).
Bibit mangrove dari Paus Fransiskus menjadi simbol Pancasila, kedamaian dan kepedulian terhadap lingkungan, baik Bali dan dunia.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, Pj Gubernur Bali, serta kedua pasangan calon Gubernur Bali 2024, menanam satu dari lima bibit pohon mangrove di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-KuraDenpasar, Minggu (8/9/2024).
Menariknya, lima bibit pohon mangrove yang telah diberkati Sri Paus Fransiskus di Jakarta dalam kunjungannya di Indonesia akan ditanam di lima provinsi di Indonesia. Lima bibit pohon mangrove tersebut disebut sebagai lambang Pancasila.
Luhut Binsar Pandjaitan yang di dampingi Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya, Father Marchin Schmidt, utusan gereja Vatikan di Indonesia.
Selain itu, hadir para Pasangan Calon (Paslon) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali, yakni I Nyoman Giri Prasta serta I Made Muliawan Arya (De Gadjah).
Dikatakan Luhut, pohon mangrove yang telah diberkati Paus Fransiskus ini ditanam di wilayah Jakarta, Sumatera Utara, IKN, NTT dan Bali.
"Ini tidak ada yang kebetulan, I think this universe plan. Yang Mulia Paus saat itu memberkati lima pohon yang akan ditanam di lima provinsi yang merepresentasikan Pancasila. Satu di Teluk Jakarta, satu di Medan, IKN, NTT, dan satu lagi di Bali," ucap Luhut di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura, Denpasar.
Menurut Menko Marves, penanaman bibit mangrove kali ini menjadi sejarah karena tradisinya.
Pohon yang diberkati oleh pimpinan tertinggi Katolik dunia biasanya adalah pohon palem, bukan mangrove. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengkoneksikan dengan Pusat Penelitian Mangrove Internasional Mohamed Bin Zayed-Joko Widodo di Bali.
"Jadi tidak ada yang kebetulan. Ini adalah rencana alam semesta. Nanti, penelitian ini akan kami coba kembangkan, termasuk mengenai rumput laut yang berkaitan dengan lingkungan, seperti plastik yang menjadi masalah besar. Masalah sampah adalah persoalan paling krusial dan mungkin paling berat bagi saya," terangnya.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Gereja Katedral Jakarta, Paus Fransiskus menerima bibit pohon mangrove dari Menko Marves sebagai simbol penghormatan terhadap perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Paus Fransiskus juga menyampaikan seruan kepada dunia untuk melindungi planet ini dan mendesak para pemimpin dunia untuk mematuhi Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim, yang bertujuan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C.
Luhut juga menitip pesan terhadap kedua Calon Gubernur Bali 2024, supaya keduanya berkomitmen menjaga Bali menuju pariwisata yang berkualitas.
"Saya senang sekali hari ini karena kedua calon gubernur Bali hadir di kesempatan ini, karena sebagian pemerintah, saya ingin menitipkan pesan agar Bali ini harus dijaga. Kita rangkum itu semua menuju pariwisata yang berkualitas. Saya pikir kampanye tidak perlu banyak-banyak, cukup kampanye lingkungan saja," bebernya.
Sementara itu, PJ Gubernur Bali Mahendra Jaya menyambut gembira pemilihan Bali sebagai lokasi penanaman bibit pohon mangrove yang telah diberkati oleh Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus.
Mahendra Jaya mengatakan simbolisasi pelestarian alam dan perlindungan bumi melalui penanaman bibit mangrove sangat sejalan dengan kearifan lokal Bali, yaitu ajaran Sad Kerthi atau 6 Penyucian dan Pemuliaan, serta Tri Hita Karana (menjaga harmonisnya hubungan antara manusia dengan Tuhan Parahyangan, manusia dengan alam Palemahan, dan manusia dengan sesama Pawongan.
"Kami turut berbangga dan bersyukur, sebab dari lima bibit mangrove yang diserahkan Bapak Menko Marves kepada Yang Mulia Paus Fransiskus dan telah diberkati beliau, salah satunya kini berada di Bali untuk tumbuh dan berkembang," kata Mahendra Jaya.
Semoga doa dan berkat dari Yang Mulia Paus Fransiskus pada bibit mangrove tersebut akan memberikan vibrasi positif bagi kehidupan, kedamaian, kebahagiaan, harmoni, dan kelestarian alam Bali," tambah pria kelahiran Singaraja tersebut.
Hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai dahulu sebagian besar rusak akibat aktivitas tambak, kemudian mulai Tahun 1984 secara bertahap dilakukan pemulihan, dan kini menjadi kawasan hutan mangrove seluas lebih dari 1.300 hektare yang menjadi rumah bagi 33 spesies mangrove dan 300 spesies fauna. 012
TAGS :