Ekonomi

Bank Indonesia Edukasi Branding UMKM dan Potensi Petani Kopi di Bali

 Minggu, 17 September 2023 | Dibaca: 367 Pengunjung

Kerja sama nyata ditunjukkan Bank Indonesia (BI) dengan mendukung UMKM petani kopi dan pengusaha kopi di Bali, Minggu (17/9/2023).

www.mediabali.id, Denpasar. 

Talkshow dalam tajuk Bali Jagadhita Culture Week IV Tahun 2023, tentang pembahasan potensi pengembangan bisnis kopi di kalangan petani dan para pengusaha kopi di era kekinian.

Menurut Ir. Dwi Atmika Arya Rumawan, MM., selaku Ketua Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) daerah Bali bahwa ASKI ke depan berencana melakukan pendataan jenis, jumlah, hingga pembeli kopi di Bali.

Hal ini penting karena data-data jumlah petani termasuk luasan kebun kopi akan berpengaruh terhadap potensi dan produksi kopi-kopi di Bali. Selain itu, kedepannya menjadi gambaran untuk pengembangan kopi yang lebih baik di masa depan.

"Sehingga kopi di Bali, kita dapat tahu persis berapa sih jumlah kopi di Bali, baik jenis Arabika atau Robusta. Saat kopi Bali dibeli dari luar atau datang dari luar, itu dapat terdata. Mendata persis berapa produksi kopi, hingga siapa pembeli kopi, dan kopi apa yang masuk dari luar Bali. Ini menjadi salah satu program kerja kami di ASKI Bali, untuk dapat melindungi dan mendata produksi kopi Bali yang sebenarnya," ujar Dwi dalam momentum diskusi di Bali Jagadhita Culture Week IV Tahun 2023, Minggu (17/9/2023) di Mall Living World, Denpasar.

Kadang kala petani kopi kerap dihadapkan harga panen kopi yang cenderung anjlok. Oleh karena itulah, Dwi Atmika berharap dukungan lembaga-lembaga yang terkait membina ASKI beserta membantu data kopi di masyarakat.

"Harapannya jangan sampai salah menjual harga produk kopi. Ketika mendatangkan pembeli agar tidak terjadi kesalahan harga," katanya.

Dwi Atmika mencontohkan misalnya peranan Bank Indonesia, agar mampu membentuk link pemasaran di lokal domestik dan nasional dalam menjaring informasi data kopi.

"Jangan sampai terjadi ketika transaksi menginginkan pemasaran kopi dari Bali, lalu ada konsumen yang ingin memesan sebanyak 1 Ton kopi. Ketika diterjemahkan ke lapangan justru (kopi) tidak ada. Ini menjadi dilematis, padahal sudah ada keinginan baik dari Bank Indonesia untuk menciptakan pasar dari Bali. Karena (pengalaman lapangan-red) 10 Tahun yang lalu tuntutan petani kopi menginginkan, bila mereka menanam dan menjual kopi yang beli siapa? Nah, saat hasilnya setahun sekali, harga kopinya tidak jelas, tentu ini membuat petani kopi tidak nyaman. Karenanya, ASKI dan BI bekerja sama untuk hal itu (produksi dan pemasaran kopi)," bebernya.

Dwi menegaskan keberadaan petani kopi harus diperhatikan lebih serius dengan subsidi silang. Petani kopi dimotivasi karena mereka juga merupakan pioner konservasi dan penjaga alam.

"Maka dengan adanya petani kopi menanam kopi di pegunungan, selain memiliki manfaat ekonomis, mereka ikut menjaga udara, air dan tanah bagi warga di daerah dataran rendah serta petani kopi turut melindungi alam sekitarnya. Pohon kopi memiliki fungsi hidrologis, termasuk akar kopi dapat menyerap sekaligus menyimpan air di tanah. Pohon kopi dan pohon enau juga dapat mencegah banjir," tegasnya.

Putu Anita Dewi asal Kintamani, Bangli menceritakan pengalamannya mengembangkan bisnis kopi di Akasa Kintamani Coffee. Selama ini tidak dipungkiri banyak gempuran investor datang dari luar Kintamani, untuk mengembangkan petani kopi dan kedai kopi di Kintamani, Anita memanfaatkan media sosial Instagram dan TikTok untuk mendapatkan pelanggan pecinta kopi.

"Nenek saya menjadi salah satu pengepul kopi dan cengkeh di eranya. Sampai akhirnya kami membuka usaha dan keluar jalur dengan membuat Akasa, kami manfaatkan media sosial. Kami pelajari untuk roaster kopi, termasuk kelas belajar tentang roaster kopi, teknik mengelola kopi, dan lain-lainnya," tuturnya dengan penuh semangat

Akasa Kintamani Coffee berkembang pesat dan maju, meski banyak kompetitor di lapangan, termasuk brand luar negeri yang masuk ke Kintamani. Anita menuturkan kerja kerasnya dengan membranding dan menciptakan identitas produk kopinya.

"Akasa sebagai penggiat coffee yang terletak di Kintamani, kami berkolaborasi dengan petani senior dan petani milenial. Apa yang upgrade kini, itu yang kami bantu ke petani. Kebetulan saya menjadi roaster di Akasa, tahun ini kami mengembangkan Roast Bean dan Green Bean, dengan mensuplai ke kafe-kafe atau coffee shop. Kita juga harus melek dengan digitalisasi, termasuk Instagram dan TikTok," bebernya.

Selain itu, narasumber lainnya adalah Yusron asal Desa Sidomulya, Kabupaten Jember, Jawa Timur menceritakan bahwa dalam perkembangan kopi Robusta Sidomulyo yang semakin pesat, di Tahun 2007 para kelompok tani menginisiasi terbentuknya Koperasi Serba Usaha (KSU) Buah Ketakasi.

"Kelompok Tani Kopi Asli Sidomulyo (Ketakasi), memproduksi kopi Robusta, di Tahun 2010 kita olah dengan cara basah, sekarang pecah kulit. Kami memiliki visi: Membawa perubahan sosial dan budaya masyarakat hulu hilir yang berkelanjutan; dan misi: Menciptakan produk lokal yang mampu bersaing global," ujarnya.

Saat ini Ketakasi tercatat mampu mengelola lahan perkebunan kopi milik Kelompok Tani Ketakasi yang berada di Desa Sidomulyo, Kabupaten Jember. Luas area kurang lebih 623 Ha dengan kemampuan panen glondong kopi 10-12 ton/Ha. Total panen Kelompok Tani Ketakasi 1.560 Ton lebih Green Bean.

"Di Tahun 2022 lalu dari KSU Buah Ketakasi dari total produksi kopi di Jawa Timur ada 46.600 Ton, kami memberikan sumbangsih penjualan sekitar 2.800 Ton untuk penjualan dan eksportir kopi di Indonesia maupun ke luar negeri. Omzet koperasi kami di Tahun 2007-2010 masih sekitar Rp500 Juta, lalu omzet 2011-2018 Rp12 Milliar, lalu 2019-2021 Rp48 Milliar, dan Tahun 2023 ini kami targetkan omzet Rp72 Milliar, per hari ini (Minggu) omzet koperasi kami masih di angka omzet Rp46 Milliar," terangnya.

Bank Indonesia Provinsi Bali, konsisten mengembangkan mitra kerja sama dengan binaan Bank Indonesia, sehingga perkembangan kopi cukup pesat lima tahun terakhir, yang ditunjukkan dengan banyak muncul Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kafe-kafe di Bali. 012

 


TAGS :