Peristiwa

Antisipasi Kebosanan Wisdom, Pariwisata Yogyakarta Kembangkan 224 Desa dan Kampung Wisata

 Kamis, 31 Oktober 2024 | Dibaca: 187 Pengunjung

Kunjungan Forward DPRD Provinsi Bali dilakukan ke Dinas Pariwisata DIY, dalam rangka menyimak tata kelola kepariwisataan Wisdom berkelanjutan, Kamis (31/10/2024).

www.mediabali.id, Nasional. 

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melakukan antisipasi kebosanan untuk Wisatawan Domestik (Wisdom) yang melancong dari berbagai wilayah di tanah air.

Diketahui Dispar Yogyakarta memiliki strategi khusus dalam meningkatkan wisatawan dengan menggalakkan potensi 224 Desa dan Kampung Wisata.

Jika ditinjau dari jumlah kunjungan wisatawan di DIY tercatat; Tahun 2019 (28.324.394), Tahun 2020 (9.920.354); Tahun 2021 (7.854.170); Tahun 2022 (19.275.989); Tahun 2023 (27.338.996).

"Kami menggaet Wisdom, sedangkan Wisman-nya banyak datang dari Singapura dan Malaysia. Kami menilai di Bali sudah mempunyai kebijakan untuk memungut uang ke wisatawan asing, sedangkan kami tidak punya kebijakan untuk itu. Semuanya dikembalikan ke Kabupaten/Kota. Meski tidak mendapatkan langsung 'Kue Pariwisata', tetapi dari Pemerintah Kabupaten/Kota juga ikut serta membantu pembangunan fisik dan lainnya di wilayah kami," Lies Dwi Rahmawati selaku Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Kamis (31/10/2024).

Sementara itu, terdapat 12 kawasan yang menjadi arah kebijakan pembangunan Daya Tarik Wisata (DTW) di antaranya; 1. Kawasan Lereng Merapi bagian Selatan; 2. Kawasan Prambanan-Ratu Boko; 3. Kawasan Godean-Moyudan; 4. Kawasan Kraton-Malioboro; 5. Kawasan Kasongan-Tembi-Wukirsari; 6. Kawasan Prangtritis-Depok-Kuwaru; 7. Kawasan Pantai Baron-Sundak; 8. Kawasan Siung-Wediombo-Bengawan Solo Purba; 9. Kawasan Patuk; 10. Kawasan Karst Pegunungan Sewu; 11. Kawasan Congot-Glagah-Trisik; 12. Kawasan Pegunungan Menoreh, dan sekitarnya.

"Sejumlah destinasi pariwisata unggulan yang kami memiliki di Jogja, juga banyak dibantu para wartawan yang memviralkan, sehingga banyak masyarakat dari dalam dan luar yang tertarik ke Jogja," tegasnya.

Menariknya, Dispar DIY juga mengembangkan pengelolaan masyarakat di desa 224 desa wisata. Seluruhnya dikelola dengan baik dan implikasinya berdampak ke ekonomi masyarakat.

Tercatat dari 224 desa wisata, terdiri atas: desa wisata rintisan (113), desa wisata berkembang (55), desa wisata maju (40), desa wisata mandiri (16).

"Sehingga kami berupaya membuat sesuatu yang baru di desa wisata, baik itu objek wisata atau atraksi baru," imbuh Lies.

Menurut Lies, salah satu lokasi wisata yang sedang difokuskan Dispar DIY adalah pengembangan wisatawan yang berkualitas ke objek Candi Prambanan dan Kraton.

"Kami masih mengunggulkan Candi Prambanan dan Kraton, yang mana akan membuat wisatawan memiliki pengalaman. Masyarakat tidak hanya ikut mengelola wisata ke Kraton dan Prambanan, tetapi juga mengembangkan wisatawan dengan mau belajar budaya-nya sekaligus sejarah di Kraton dan Prambanan. Destinasi wisatawan lainnya yang dikembangkan, yakni Mangunan yang dikelola menjadi desa wisata. Di Mangunan ini dibuat events yang akan menarik minat Wisdom ke sana," bebernya.

Melalui 224 Desa Wisata di Jogjakarta, Dispar DIY juga konsisten melakukan edukasi dan pengelolaan Sarana Prasarana (Sapras), serta pengelolaan sampah di pantai.

"Tidak dipungkiri untuk pariwisata di Jogja juga dinilai dari kebersihan lingkungan, tidak hanya wisatawan di darat, tetapi juga di pinggir pantai. Ini masih kami lakukan edukasi lewat pemberdayaan masyarakat yang sadar lingkungan yang bersih," tandasnya.

Kadek Putra Suantara, S.STP.,  MAP., selaku Kasubag. TU, Kepeg, Humas & Protokol DPRD Bali mengatakan banyak tempat wisata di Yogyakarta yang menarik dikunjungi Wisdom, tentu saja iklim  pariwisata tumbuh lewat dukungan masyarakat di suatu desa, kegiatan kepariwisataan dan budaya beriringan tumbuh di desa tersebut secara berkelanjutan.

"Kami menilai Yogyakarta menilai mirip dengan Bali. Kami berharap sektor pariwisata supaya tidak hanya dinikmati golongan tertentu, tetapi masyarakat luas di daerah pariwisata tersebut, terutama masyarakat di suatu desa," ucapnya.

Sementara itu, Made Arnyana selaku Ketua Forward DPRD Bali mengatakan tidak dipungkiri masih banyak Wisman di Bali, yang kerap berulah sehingga membuat kerugian untuk pengelola wisata atau masyarakat Bali.

"Kami berharap dampak buruk Wisman yang kerap melanggar aturan di Bali dapat berkurang. Selain itu, melalui kunjungan ke Dispar DIY ini akan banyak pelajaran yang dapat kami petik dan pelajari lewat tradisi budaya, perilaku Wisdom, tata kelola pariwisata, dan lainnya. Harapan kami hal-hal positifnya dapat pelajari kedepannya," tandasnya. 012

 


TAGS :