Peristiwa
PSI Bali Harap Bandara Bali Utara Terealisasi, Pacu Pemerataan Pariwisata
Rabu, 25 Januari 2023 | Dibaca: 1232 Pengunjung
Ketua DPW PSI Provinsi Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, yakini pembangunan BIBU multiplier effect luas untuk masyarakat Bali, Rabu (25/1/2023).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) Provinsi Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, menanggapi wacana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), bilamana dapat terwujud tentu akan memberikan multiplier effect bagi masyarakat Bali secara luas.
Adi Susanto berharap BIBU dapat diwujudkan untuk mengurai kemacetan yang ada di Bali Selatan. Selain itu, Bali dengan memiliki dua bandara tentu akan lebih membantu keberadaan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Menurut informasi yang diperoleh, lalu lintas penerbangan di Bandara Ngurah Rai sudah overload. Maka apabila terdapat dua bandara di Bali, Adi Susanto berharap penerbangan domestik dan internasional dapat dipisah serta mengurai lalu lintas udara.
“Selain akan membagi kue pariwisata agar tidak terkonsentrasi di Bali Selatan saja, dengan adanya Bandara di Bali Utara secara otomatis juga akan mengurangi warga Bali Utara yang merantau ke Bali Selatan, karena mencari pekerjaan,” ucapnya, Rabu (25/1/2023).
Baca juga:
Nusa Penida Butuh Tambahan Lifeguard Lokal
Lebih dari itu, jika bandara baru dapat hadir di Buleleng, tentunya akan memberikan solusi atas permasalahan kemacetan lalu lintas di seputar Bandara Internasional Ngurah Rai dan mencegah terjadinya sentralisasi di Kota Denpasar dan Badung terutama dari segi ekonomi dan tata kota.
Adanya BIBU dapat memacu perekonomian di wilayah Bali Utara dan di sekitarnya dapat meningkat. Hal terkait berpotensi menciptakan lapangan usaha baru dalam skala besar, termasuk masyarakat sekitar dari segi pariwisata.
“Saat ini, jelas sekali terlihat jomplang-nya pariwisata antara Bali selatan dan utara. Padahal potensi Bali Utara dan Timur sangat baik dan sangat dapat dimaksimalkan apabila ada aksesibilitas yang lebih mudah,” tegasnya.
PSI Bali setuju dengan pembangunan Bandara yang diprediksi akan menciptakan lapangan kerja sebesar 200 ribu orang ini, juga karena alasan konektivitas masyarakat di Bali utara.
Kemudian suplai logistik yang masuk ke wilayah Buleleng dan sekitarnya diharapkan dapat menjadi lebih lancar apabila pengiriman logistik terutama dari luar Bali bisa dicapai hanya dalam hitungan jam dan bukan berhari-hari seperti yang dialami saat ini.
Untuk diketahui, sebelumnya diketahui bahwa BIBU telah tercantum dalam RPJMN 2020-2024 sebagai proyek prioritas dan sudah masuk dalam Rencana Induk Bandar Udara yang sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 166/2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
Namun BIBU juga menjadi salah satu dari 8 proyek yang dicoret dari Proyek Strategis Nasional, karena diduga pengerjaannya tidak dapat selesai hingga Tahun 2024.
Meskipun dicoret dari proyek strategis nasional, PSI Bali berharap pembangunan dapat dikerjakan karena masih ada landasan hukum lain dari pendirian BIBU tersebut.
Tentu ada catatan penting yang menjadi sorotan oleh DPW PSI Bali apabila pemerintah dapat melanjutkan pembangunan bandara di Bali Utara, di antaranya Pemerintah sedini mungkin merancang pola pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) atau pariwisata hijau (green tourism) yang mengutamakan keberlanjutan alam dan juga seni budaya dan tradisi di Bali.
“Sehingga pembangunan pariwisata kedepannya akan ramah bagi lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat Bali, khususnya dapat menaikkan derajat seniman, di mana Bali memang terkenal akan adat dan budaya serta seninya,” kata Adi Susanto yang akrab disapa Jro Ong ini.
Lebih lanjut, walau masih terdapat isu mengenai lokasi tempat atau wilayah pembangunan yang belum pasti dan masih bisa berubah, PSI Bali menilai hal tersebut bukan merupakan sebuah permasalahan. Untuk membangun sebuah proyek yang besar, tentunya harus ada banyak aspek yang diperhatikan baik dari segi lingkungan, sosial, adat dan budaya.
“Kami sih ndak masalah tempatnya apakah di Buleleng ataupun di Karangasem sesuai isu yang di dengar. Tinggal dipilih saja tempatnya yang paling cocok setelah melalukan feasibility study,” tandasnya. 012
TAGS :