Sosial
Peran Generasi Muda dalam Pertanian Berkelanjutan
Sabtu, 01 Maret 2025 | Dibaca: 2931 Pengunjung
Oleh : Anak Agung Istri Agung Widyawati (Analis Kebijakan pada Badan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Badung)
Gaya hidup sehat berdasarkan moto "kembali ke alam" telah muncul sebagai tren baru, karena orang menjadi lebih sadar akan efek negatif dari penggunaan pupuk kimia dalam pertanian. Akibatnya, pertanian organik adalah pilihan terbaik untuk gaya hidup baru. Dalam rangka kembali ke alam, peran generasi muda dalam meningkatkan mutu di bidang pertanian memiliki peran yang sangat krusial.
Kenapa diperlukan peran generasi muda? Menurut bonus demografi yang terdapat di Indonesia dimana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia non produktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia yang seharusnya bisa dioptimalkan dalam bidang pertanian justru memiliki dampak yang kurang baik. Hal tersebut terjadi karena pola pikir masyarakat yang masih sering memandang sebelah mata tentang sektor pertanian. Sehingga keseimbangan sumber daya alam yang tersedia tidak dipikirkan dengan baik dan berkelannjutan. Hal Itulah yang menyebabkan output pertanian tidak sesuai dengan sumber daya alam yang tersedia (Heryawan, et al., 2016).
Oleh karena itu, diperlukan suatu langkah di bidang pertanian untuk mewujudkan pertanian yang produktif dan berkelanjutan. Salah satu solusi yang tidak asing lagi yaitu pengelolaan pertanian dengan ramah lingkungan melalui pertanian dengan menggunakan pupuk organik (Candraningsih, 2018). Generasi muda di era sekarang ini sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu di bidang pertanian, sehingga wawasan para pemuda terkait teknik budidaya yang ramah lingkungan melalui pertanian organik perlu ditambah dan diperkuat untuk menciptakan kemajuan dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan. Ggenerasi muda akan berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui perubahan pola pikir dan serta kontrol sosial yang dapat menggerakkan perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat. Sehingga perubahan sosial tersebut merupakan salah satu bentuk dari pembangunan di sektor pertanian yang berwawasan lingkungan.
Budidaya pertanian yang menggunakan pupuk organik mempunyai banyak keuntungan jika dibandingkan dengan pupuk anorganik (pupuk kimia), seperti tidak menyebabkan tanah dan tanaman menjadi rusak walaupun sering digunakan, ramah lingkungan, mudah didapat dan harganya pun murah. Dengan budidaya pertanian ini akan dapat mengajak petani untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih memperhatikan faktor lingkungan yang ada dalam setiap aktivitas usaha tani yang dijalankan (Charina, et al., 2018; Nasirudin, et al., 2021). Selain itu menurut Mayrowani (2012), dengan penerapan pertanian organik hasil produk pertanian akan lebih sehat, bergizi dan juga akan lebih aman dikonsumsi karena dalam proses budidaya menggunakan bahan-bahan alami tanpa penggunaan zat kimiawi. Sedangkan penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus berdampak pada lahan pertanian dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan nutrisi dalam tanah seperti mengurangi kesuburan tanah dalam jangka panjang serta degradasi kualitas tanah serta dapat menyebabkan tanaman mengandung bahan kimia yang bila dikonsumsi secara terus menerus dapat merusak kesehatan.
Dalam jangka panjang penggunaan pupuk organik pada lahan pertanian akan lebih menguntungkan karena penggunaan material pupuk organik yang terjangkau, mudah diperoleh dan sebagian besar didasarkan pada keanekaragaman agen hayati lokal. Pertanian berkelanjutan dengan pupuk organik diartikan sebagai back to nature, yaitu sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, berkelanjutan, serasi, dan seimbang dengan lingkungan.*
TAGS :