Peristiwa

Penuh Rasa Sabar dan Jalan Berliku, Ida Rsi Tekankan Tidak Mudah Kembali Menjadi Pandita

 Selasa, 23 Juli 2024 | Dibaca: 338 Pengunjung

Ida Pandita Rsi Salahin Sri Laksmi (tengah) dan Wayan Juanda selaku kakak pertama Ida Rsi, di Griya Gangga Swari Wedanta Sari Alas Pule, Desa Demulih, Kec. Susut, Kab. Bangli, Selasa (23/7/2024).

www.mediabali.id, Bangli. 

Ida Pandita Rsi Salahin Sri Laksmi mengungkapkan isi hatinya ke masyarakat Bali, bahwa setiap langkah yang ia lakukan telah melalui proses dan tahapan, untuk kembali menjadi Pandita bersama suaminya Torin Logan Temple Kline (37) yang bergelar Ida Pandita Rsi Salahin Santika Putra.

Pilihan menjadi Pandita bukan tugas yang mudah, sehingga banyak muncul pelintiran-pelintiran sepihak dan informasi miring terhadap Ida Rsi. Ia berharap masyarakat Bali mampu terbuka hatinya lebih dalam.

Ida Rsi di awal membangun kembali Griya Gangga Swari Wedanta Sari Alas Pule, yang berada di Banjar Dinas Tanggahan Tengah Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Griya ini terletak persis di bawah setra desa setempat. Jika dilihat langsung lokasi jalannya cukup miring, karena 'tegak tanah' yang dimiliki itulah, Ida Rsi perlahan-lahan membangun fisik griya dengan dibantu keluarganya.

Hal ini bukan sesuatu yang mudah, umat Hindu patut mengetahui bahwa menjadi Ida Pandita, harus memiliki griya yang representatif. Genah griya atau tempat menjadi salah satu syarat penting. Ida Rsi membangun dari nol bersama suaminya, keluarga, dan didukung krama Desa Demulih. Tanpa dukungan semua pihak, tentu tidak ada griya terkait.

Ida Rsi ingin masyarakat Bali memahami lewat hati kecilnya. Ida Rsi bahkan berbaur dengan krama di Banjar Dinas Tanggahan Tengah Desa Demulih, sehingga sangat bertolak belakang atas komentar pribadi-pribadi netizen di media sosial yang tidak mengenal dekat Ida Rsi.

Membangun fisik mental juga dilakukan Ida Rsi, untuk kembali ke dunia kepanditaan atau kesulinggihan. Semuanya dilalui melalui tahapan jenjang dan verifikasi, yang memakan waktu tidak sebentar.

Sehingga akhirnya PHDI Bangli mengeluarkan sertifikat keputusan nomor: 08/10/PHDI/Kab.Bangli/III/2024. Memutuskan dengan menetapkan Keputusan PHDI Bangli tentang pemberian izin Mediksa/Medwijati. Pasal 1: Memberikan izin kepada Ni Komang Widiantari dan Torin Logan Temple Kline untuk melaksanakan upacara pediksaan pada Hari Redite Kliwon Pujut, 24 Maret 2024; Pasal 2: Bhiseka pokok setelag upacara pediksaan. Sane lanang: Ida Pandita Rsi Salahin Santika Putra, dan Sane Istri: Ida Pandita Rsi Salahin Sri Laksmi. Ditandatangani oleh Ketua PHDI Bangli I Nyoman Sukra.

Terhadap isu diawal atas melukar gelung (memutuskan berhenti sebagai Pandita-red) karena memilih menikah bersama kekasihnya Torin Logan Temple Kline. Tidak ada yang bisa menebak siapa jodoh kita dan siapa pasangan hidup kita, semua karena kehendak Ida Sang Hyang Widi Wasa. 

Saat ini Ida Rsi, semakin sabar dan berharap masyarakat tidak lagi berkomentar berlebihan, yang dikhawatirkan menimbulkan polemik di tingkat bawah.

"Ketika tiang (saya) melakukan ngelukar gelung. Pemberitaannya tidak terarah. Tiang tidak berkomentar apapun di Facebook, berbagai komentar penghinaan, merendahkan, sampai menginjak harga diri tiang dan fitnah-fitnah. Saya dari lubuk hati paling dalam, ngelukar gelung bukan kayun tiang (bukan keinginan saya). Saya justru mengikuti aturan, karena keadaan, dan berserah diri. Saya dibilang ngelukar gelung karena menikah dengan bule. Tapi, sekarang saya buktikan saya 5 tahun miasa (belajar) dengan adanya griya ini, pembangunan griya, pelinggih, dan lain-lainnya. Saya ikuti aturan, sastra, dan saya peduli. Tapi, kini waktu yang akan menjawab, kita akan tunduk kepada waktu," ujarnya Ida Rsi, Selasa(23/7/2024).

Berbagai pertimbangan dan konsekuensi di lapangan, yang akhirnya membawanya kembali ke dunia sulinggih. Di sini suaminya, Torin Logan Temple Kline, mengikuti jejaknya (Sentana). Hal ini juga atas masukan PHDI dan tokoh-tokoh suci, sebagai penuntun arah.

"Berbagai penghinaan luar biasa itu membuat saya belajar, apalagi saya memiliki ibu, keluarga, kakak dan adik-adik saya. Tapi, saya terlalu lama diam. Saya berharap kalau belum kenal, sebaiknya kenali dahulu orangnya, datangi orangnya. Sekarang siapa yang tidak memiliki aib? Tapi, syukurnya saya tidak ada dendam. Saya terus berjuang, meski tetap ada hinaan. Terakhir, saya bangkit karena jika ada fitnah datang dan kita tidak ada melakukan itu, percayalah berkah kepercayaan dan kebaikan akan datang kepada kita," pungkasnya diiyakan oleh kakak pertamanya, I Wayan Juana. 012

 


TAGS :