Kesehatan
Pecalang dan Linmas di Desa Wisata Lemukih Buleleng Siaga Kegawatdaruratan, Inspirasi SIGAGAK dari Prodi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fak. Kedokteran Unud 2024
Jumat, 29 November 2024 | Dibaca: 167 Pengunjung
Pelatihan kesiapsiagaan dengan istilah Siap Siaga Gawat Darurat Dan Kebencanaan (SIGAGAK), diadakan di Desa Lemukih, Buleleng, diadakan PUM Prodi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fak. Kedokteran Unud 2024 berjalan sukses serta lancar.
Upaya siaga kegawatdaruratan menjadi hal penting di masyarakat, khususnya menyasar wilayah pariwisata. Situasi ini menginspirasi diadakan Program Udayana Mengabdi (PUM), dengan tema Peningkatan Kesiapsiagaan Pecalang dan Linmas Terhadap Kegawatdaruratan Melalui SIGAGAK (Siap Siaga Gawat Darurat dan Kebencanaan) di Desa Wisata Lemukih Kabupaten Buleleng.
PUM tersebut diadakan Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2024, dengan lokasi di Desa Wisata Lemukih Kabupaten Buleleng. Diketahui masyarakat luas, Desa Wisata Lemukih ini merupakan desa wisata yang sedang berkembang.
Selama ini kondisi kegawatdaruratan medis dapat terjadi terhadap siapa aja dan tidak mengenal waktu. Oleh karena itu, situasi kegawatdaruratan dapat mengancam kehidupan dan kecacatan. Kondisi kegawatdararuratan medis dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegawatdaruratan sehari-hari dan kegawatdaruratan bencana.
"Kegawatdaruratan sehari-hari seperti kecelakaan lalu lintas, perdarahan, sesak nafas, penurunan kesadaran atau pingsan, sumbatan jalan nafas atau tersedak, patah tulang, serta kegawatdaruratan yang mengancam nyawa seperti henti jantung dan hentinnafas. Kegawatdaruratan bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor, gunung meletus dan sebagainya yang mengakibatkan masyarakat (secara massal) mengalami kerugian fisik, materiil dan psikologis," ujar Ketua Tim Pengusul Ns. I Made Suindrayasa, S.Kep., M.Ked., /NIDN: 0012088704, Jumat (29/11/2024).
Suindrayasa bekerja dengan anggota tim PUM Prodi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fak. Kedokteran Unud, di antaranya: Ns. Meril Valentine Manangkot, S.Kep., M.Kep., / NIDN: 0812028901; Ns. I Gusti Ngurah Juniartha, S.Kep., M.Kep. / NIDN: 0812028901; Ns. I Kadek Saputra, S.Kep., M.Erg. / NIDN: 0812028901; Ni Made Anggun Diah Pratiwi (NIM. 2202521033); I Gusti Ayu Indah Mahayani (NIM. 2102521012); Kadek Wanda Meliana (NIM. 2102521006); Ni Gusti Ayu Made Aprillia Adwinayanti (NIM. 2102521024).
Diterangkan Suindrayasa, tidak dipungkiri apabila dalam kondisi kegawatdaruratan diperlukan pengetahuan, kesiapsiagaan, dan penanganan yang cepat dan tepat.
Kesiapsiagaan ini merupakan aspek yang penting dalam persiapan atau menghadapi suatu kondisi kegawatdarutan.
"Kesiapsiagaan merupakan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi kegawatdaruratan yang meliputi pengetahuan, sikap atau motivasi untuk menghadapi, serta keterampilan medis sederhana. Untuk membentuk atau meningkatkan kesiapsiagaan kegawatdaruratan diperlukan penyuluhan kesehatan dan pelatihan untuk melatih kemampuan keterampilan medis sederhana," ujarnya.
Menurut Suindrayasa, melalui pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan pecalang dan Linma, terhadap kondisi kegawatdaruratan medis. Target dalam pengabdian masyarakat ini adalah pecalang dan linmas.
"Keberadaan pecalang merupakan satuan keamanan yang berbasis desa adat, sedangkan linmas adalah satuan keamanan yang berbasis desa dinas. Pecalang dan linmas merupakan garda terdepan dalam menghadapi kondisi kegawatdaruratan di desa," imbuhnya.
Di lokasi Desa Wisata Lemukih, dari tinjauan Tim PUM di lapangan ternyata belum banyak mendapatkan penyuluhan dan pelatihan untuk kesiapsiagaan menghadapi kondisi kegawatdaruratan.
"Maka dengan meningkatnya kesiapsiagaan ini diharapkan penduduk dan wisatawan yang berkunjung ke desa merasa lebih nyaman dan aman dalam berkegiatan di desa. Pelatihan kesiapsiagaan ini menggunakan istilah SIGAGAK (Siap Siaga Gawat Darurat Dan Kebencanaan)," paparnya.
Pelatihan yang digelar diawali dengan pemaparan atau penyuluhan (metode ceramah dan tanya jawab) tentang penanganan sederhana kegawatdaruratan medis dan proses penanggulangan bencana di desa.
Setelah pemaparan materi lalu dilanjutkan dengan metode simulasi kegawatdaruratan sehari-hari dan kegawatdaruratan bencana. Kegawatdaruratan sehari-hari meliputi penanganan perdarahan, pingsan, sesak nafas, tersedak, dan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
"Kegawatdaruratan bencana meliputi simulasi bencana, proses berlindung dan proses evakuasi. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari. Kegiatan sudah terlaksana pada 21 dan 22 Agustus 2024. Jumlah peserta sebanyak 32 anggota Linmas dan Pecalang yang ada di Desa Lemukin, Buleleng. Lokasi pelaksanaan kegiatan di kantor Desa Lemukih, Buleleng," terangnya.
Kedepannya pengetahuan kegawatdaruratan bencana ini akan terus diedukasi dan diharapkan mampu diterapkan optimal para pecalang dan linmas.
"Selama melaksanakan program ini, kami juga dibantu mahasiswa-mahasiswi yang ber-KKN di Desa Lemukih. Harapannya, terdapat pengaruh pelatihan SIGAGAK terhadap kesiapsiagaan pecalang dan linmas, khususnya dalam penanganan kondisi kegawatdaruratan di masyarakat," pungkasnya. 012
TAGS :