Ekonomi

OJK dan Pemerintah Beri Literasi Keuangan Perempuan, Tingkatkan Ekonomi Keluarga

 Selasa, 25 Juni 2024 | Dibaca: 169 Pengunjung

Kegiatan Bundaku dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan perempuan Indonesia digelar OJK dan Pemerintah, Selasa (25/6/2024).

www.mediabali.id, Nasional. 

Peningkatan literasi keuangan dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah. Sasarannya adalah masyarakat termasuk melalui kalangan perempuan yang berperan penting dalam keluarga dan negara. 

Literasi keuangan untuk perempuan diharapkan berkontribusi mendorong kesejahteraan masyarakat, termasuk mendorong perekonomian negara.

Pertemuan ini dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam acara Edukasi Keuangan BUNDAKU alias Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan. Melalui tema 'Ibu Cerdas Keuangan, Mewujudkan Keluarga Sejahtera'.

Friderica mengatakan bahwa perempuan merupakan segmen prioritas literasi dan edukasi keuangan yang dilakukan OJK, sehingga OJK mendorong para perempuan menjadi duta-duta literasi keuangan di masyarakat.

“Kita percaya bahwa seorang ibu yang terliterasi maka ia pasti akan mengedukasi anak-anaknya dan juga keluarganya untuk kemudian mereka menjadi melek keuangan dan dapat memanfaatkan produk dan jasa keuangan untuk meningkatkan kesejahteraannya,” ucap Friderica.

Menurutnya, hasil berbagai literasi keuangan dari OJK bersama sejumlah pihak sudah terlihat peningkatan literasi keuangan, khususnya di kalangan perempuan.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2023 memperlihatkan data, berdasarkan gender, tingkat literasi perempuan adalah sebesar 67 persen, sementara laki-laki sebesar 64 persen. 

Kemudian tingkat inklusi keuangan perempuan adalah sebesar 76 persen, dan laki-laki berada pada angka 74 persen. 

Ditambahkan Mahendra Siregar bahwa literasi dan inklusi pemahamannya perlu ditingkatkan kepada perempuan. 

Hal ini akan menambah kemampuan daya tahan seisi keluarga, terutama dari tawaran yang muncul di saluran komunikasi digital.

“Digitalisasi telah melahirkan pula dampak yang merugikan dan tidak diinginkan bagi bangsa dan negara kita. Kita sering mendengar investasi bodong, dan bagaimana pengaruh judi online dan lain-lain. Ini kalo dikatakan anak haram dari digital tech,” ucap Mahendra. 

Dari itulah, digitalisasi di sektor komunikasi beserta dampaknya merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan daya tahan keluarga melalui peningkatan literasi keuangan Ibu. 

“Kami siap mendukung secara penuh seluruh program yang terkait literasi keuangan dan dalam hal ini secara khusus menjadikan BUNDAKU sebagai basis bagi kita melebarkan dan memasyarakatkan secara masif program literasi bagi seluruh bangsa dan negara kita,” tegasnya.

Saat sesi Leader’s Insight, Sri Mulyani menyampaikan tentang pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengembangan sosial dan ekonomi. 

“Masyarakat perlu untuk bekerja dan maju bersama. Dengan instrumen apapun yang kita miliki, kita terus promote kemajuan perempuan karena perempuan memberikan dampak ke generasi yang akan datang. Ibu-ibu yang hari ini akan diwisuda, tolong ilmunya disebarkan seluas dan sebanyak mungkin karena ilmu itu seperti cinta, semakin disebar semakin bertambah banyak,” ungkap Sri Mulyani.

Sri Mulyani menegaskan perempuan yang diberikan akses untuk jadi literate akan mampu mencari informasi dari sekolah serta melalui interaksi sosial, sehingga perempuan itu mampu mendidik anaknya dan menciptakan peradaban yang lebih baik. 012

 


TAGS :