"Saya melukis bunga agar mereka tak pernah mati"  begitu kutipan terkenal pelukis legendaris Meksiko Frida Kahlo. 

Ungkapan Kahlo yang melegenda itu, sejatinya cara pelukis berterima kasih pada bunga sebagai simbol persembahan alam, bunga sebagai cinta, hormat dan ungkapan sejuta rasa pada Sang Pencipta.

Kahlo yang legendaris itu tak ingin sesuatu yang indah  layu begitu saja.  Maka tanganya menari, lentiknya meliuk-liuk, menghidupkan setiap lekuknya sehingga  keindahannya menjadi abadi. Bunga itu tak pernah mati.

Jika Kahlo menghidupkan bunga, Dokter Bagus Dharmayasa mengabadikan teman. Setiap temannya, entah pejabat, jenderal, pensiunan,  wartawan, rakyat jelata, dan siapa saja yang terpatri, dilukisnya lewat tangan dan jemarinya yang terampil.

 Lewat karyanya itu pertemannya tak pernah mati. Ia rawat lewat lukisan-lukisannya yang indah. 

Tak mengenal siang, malam, pagi atapun sore, lukisan Dokter Bagus mengalir deras. 

Juga tak mengenal restoran, ruang kerja, tempat lapang, tempat praktek,  di mana saja  kesempatan itu hadir, maka jari tangannya pun siap  menari untuk melukis. Dokter Bagus tak pernah letih melakukannya.

 Bahkan ketika dokter yang sekarang Dirut Rumah Sakit Puri Rahardja itu diserang Cobid-19 yang mengharuskannya isolasi, Dokter Bagus, hanya bisa mengisolasi fisiknya saja. Pikiran dan ide-ide "liarnya" terus "menyiksa" dan bergejolak. Sejumlah lukisan pun lahir dari ruang rawat inap RS Puri Raharja. 

Ada ribuan lukisan yang dihasilkan dokter yang ramah dan murah senyum itu, dan sebagian besar dari lukisannya itu diberikan kepada temannya dengan gratis.

Siapa dokter Bagus Dharmayasa? Ia adalah mantan birokrat asal Klungkung, yang sebelumnya  Kepala Rumah Sakit Jiwa Bangli, sukses di Bangli lalu dipercayakan sebagai Dirut RS Bali Mandara sampai memasuki usia pensiun. Selanjutnya adik kandung, mantan Kepala Bappeda Bali Sujana Cahyanta (alm) itu dipercayakan sebagai Dirut RS Puri Rahardja sampai sekarang.

Dokter Bagus Dharmayasa lahir di Denpasar 26 Juli 1962. Suami Ni Luh Aryawathi itu memiliki dua putra, Dokter Putu Bagus Anggaraditya, dan Dokter Bagus Dwiki Aryadarma.

Selain melukis, talenta seninya juga terlihat dari hobynya bermain musik. Dokter Bagus yang merupakan pendiri IMI (Ikatan Motor Indonesia) Bali itu juga aktif ngayah di Pura Goa Lawah Klungkung sebagai Kelian Pura Goa Lawah. 001