Peristiwa
KTT WWF Ke-10 di Bali Ciptakan “Multiplier Effect”, Wujud Nyata Sinergi TNI-Polri Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Senin, 10 Juni 2024 | Dibaca: 448 Pengunjung
APEL GELAR PASUKAN - KTT WWF Ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024 sebagai cerminan sinergi TNI-Polri dalam menjaga keamanan dan marwah bangsa Indonesia, sekaligus upaya meningkatkan ekonomi, Rabu (15/5).
Indonesia memiliki beragam seni, budaya, dan tradisi, seluruhnya terajut erat ke dalam persatuan dan kesatuan lapisan masyarakatnya. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia, terus digelorakan untuk setia mengarungi tantangan arus globalisasi, pemikiran, hingga gaya hidup masyarakat di tengah-tengah modernisme.
Masyarakat Indonesia, khususnya di Provinsi Bali dihadapkan perubahan ekstrem yang menuntut peningkatan perekonomian menjadi lebih maju dan sejahtera. Namun, Lenny Sunaryo, pengajar di Prasetya Mulya Business School, dalam bukunya tentang inovasi (2010) mengatakan, dengan menyebut Teori Kompleksitas berarti segala sesuatu di alam raya di satu pihak dapat berkomunikasi, tetapi di pihak lain juga dapat bekerja sendiri-sendiri sebagai satu sistem yang mandiri, bisa mengelola diri sendiri (SOS, Self Organising System).
Masyarakat Bali yang tumbuh plural, tetap menjunjung tinggi komunikasi sebagai wujud toleransi. Mereka menjaga keamanan bersama TNI-Polri, sinergi itu juga terbentuk saat seremonial upacara adat atau hajatan pemerintahan yang menghadirkan Pecalang, sebagai pengamanan sentral di desa-desa adat. Individu Bali melibatkan kekuatan informasi-komunikasi bersama aparat keamanan di dalam konteks sinergitas bersatu lewat keragaman. Ini juga terlihat dari suksesnya World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada tanggal 18-25 Mei 2024 lalu, dengan mengundang berbagai kepala negara di dunia. WWF ke-10 menjadi cerminan Indonesia, di mana Bali menjadi contoh penghargaan terhadap kelangsungan mata air di dunia.
WWF ke-10 merupakan sinergi masyarakat dan TNI-Polri, sebagaimana diutarakan Kabaharkam Polri Komjen. Pol. M. Fadil Imran, mengenai kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia menjadi tuan rumah. Oleh karena itu, selama di Bali sebagai lokasi penyelenggaraan WWF ke-10, seluruh titik wilayah berjalan aman, tertib, dan lancar. Sinergitas TNI-Polri terjalin erat bersama masyarakat dalam mendukung pengamanan di jalanan umum, titik tempat kegiatan, penginapan dan tempat lainnya yang akan dikunjungi para tamu negara dan delegasi. “Air, pangan, dan energi menjadi isu yang krusial, di mana seluruh negara harus satu suara. Ada 43 kepala negara yang direncanakan hadir, 4 organisasi internasional, dan 194 Menteri Negara, termasuk Menteri Koalisi Indonesia Maju,” ucap Komjen. Pol. M. Fadil Imran, Rabu (15/5) di Lapangan Renon, Denpasar, usai apel gelar pasukan pengamanan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum (WWF) ke-10 Tahun 2024.
Fadil memaparkan jajaran TNI membentuk Komando Gabungan Terpadu Pengamanan VVIP, dan Polri telah menggelar Operasi Kepolisian Puri Agung 2024 untuk mengamankan tamu-tamu VVIP dan bergabung bersama Paspampres. “Sebanyak 5791 personel Polri dengan dilengkapi Command Centre untuk mengoptimalkan kinerja pasukan di lapangan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Bali, yang sudah mendukung KTT WWF ke-10. Hal ini tentunya akan memberikan multiplier effect untuk pariwisata dan ekonomi di Bali,” ucapnya.
WWF ke-10 menjadi cermin keamanan TNI-Polri, terhadap tamu negara di dunia yang datang ke Bali. Pangkogabwilhan II selaku Pangkogabpadpam VVIP, Marsekal Madya TNI M. Khairil Lubis menekankan kepada jajarannya untuk selalu bersinergi dalam menjaga situasi yang kondusif. “Jadi KTT ini sebagai forum internasional yang diadakan World Water Council atau Dewan Air Dunia, yang memiliki komitmen untuk membahas tentang isu-isu air secara global demi kepentingan bersama,” katanya.
'Water For Shared Prosperity' sebagai tema WWF ke-10 yang bermakna pengelolaan air secara berkelanjutan dan inklusif. Berikutnya, persoalan air menjadi urat nadi kehidupan semua makhluk, sehingga perlu pengelolaan yang bijak. “Diharapkan dengan kehadiran hampir sampai 13 kepala negara di Bali, berbicara masalah air untuk setiap kesejahteraan keluarga dapat terselesaikan. Kami berterima kasih untuk masyarakat Bali yang sangat welcome, untuk berbagai event internasional,” ungkap Marsekal Madya TNI M. Khairil.
Marsekal Madya TNI M. Khairil menilai kesuksesan pengamanan KTT dengan mengerahkan lebih dari 12.000 orang, baik prajurit TNI dan Polri, serta didukung instansi pemerintah terkait. “Lewat momentum KTT WWF ini menegaskan peran strategis Indonesia, dalam mendorong pengelolaan air untuk kesejahteraan bersama,” tegasnya.
Konteks dari tujuan WWF ke-10 tidak saja mempertemukan kepala negara di dunia, tetapi bangsa Indonesia memperoleh manfaat lebih untuk meningkatkan perekonomian yang inklusif. Bali salah satunya yang terdampak besar memperoleh kepercayaan dunia, sehingga membuat tamu-tamu mancanegara datang. Prospek ekonomi lainnya, terbangun perjuangan bangsa Indonesia di mata internasional dalam menjaga keamanan negara, juga aspek-aspek kebangsaan, kemasyarakatan, dan kebutuhan lainnya.
Data dihimpun sebelumnya, Polda Bali, Polresta Denpasar dan Polsek jajaran meningkatkan keamanan WWF ke-10 Tahun 2024. Sandi Operasi Sikat Agung 2024 dilakukan mulai 25 April s.d. 10 Mei 2024. Totalnya ada 483 personel, 155 personel Satgas Polda, 328 personel Satgas Polresta dan jajaran.
Dir. Reskrimum Polda Bali Kombes Pol. Yanri Paran Simarmata, S.IK., mengatakan fokus dari operasi ini menanggulangi berbagai tindak kriminalitas seperti tindak kejahatan Curat, Curas, maupun Curanmor, Sabtu (11/5) di Gedung Presisi Polda Bali,
Hasil ungkap Operasi Singkat Agung 2024 adalah 115 kasus dan 136 tersangka. Di antaranya jumlah kasus tertinggi dari: Denpasar (30); Gianyar (15); Buleleng (14); Jembrana (13); Badung (12); Ditreskrimum (12); Karangasem (6); Tabanan (5); Klungkung (5); Bangli (3). Sedangkan jumlah tersangka: Denpasar (34); Buleleng (19); Gianyar (16); Badung (13); Jembrana (12); Ditreskrimum (12); Karangasem (11); Tabanan (8); Klungkung (7); Bangli (4). “Kami juga catat terkait ungkap kasus berdasarkan target operasi: Curat, Curas, Curanmor jumlah kasus 70 kasus dan jumlah tersangka 75 orang. Kemudian ungkap kasus di luar target operasi, Curat, Curas, Curanmor jumlah kasus 45 kasus dan jumlah tersangkanya 61 orang,” terang Kombes Pol. Yanri Paran, di dampingi Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan S.I.K., MH.
Barang bukti diamankan: Mobil (10); Mobil Listrik (1); Sepeda Motor (70); Uang Rp6.123.000; Handphone (3); Ayam Aduan (13); Gitar (4); Spedometer (4); Mesin Bor (3); Tabung Gas (10); dan Kunci T (2). Karo Ops Polda Bali, Kombes Pol. Soelistijono, S.I.K., M.H., menambahkan Operasi Sikat Agung 2024 ini menjadi kegiatan preventif untuk lebih memperkuat keamanan dan mencegah kriminalitas. “Kami menentukan operasi kewilayahan berdasarkan anev gangguan Kamtibmas, kalau disaat Idul Fitri atau di triwulan pertama anev gagal karena ada sedikit peningkatan, di samping kita sudah menggelar KRYD, Blue Light Patrol, hingga Patroli Tiga Pilar, semuanya untuk mengantisipasi kriminalitas. Dinilai kegiatan preventif tersebut masih kurang, lalu kami lakukan Operasi Sikat Agung, dengan sasaran Curat, Curas, dan Curanmor. Ini dirangkai untuk pengamanan kegiatan nasional WWF,” tambahnya.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Wisnu Prabowo, S.IK., MH., dengan diadakan Operasi Sikat Agung 2024, maka Polresta Denpasar dengan sigap dan siaga untuk mengamankan sekaligus mengungkap kasus Curat, Curas, dan Curanmor di wilayah Denpasar. Dewa Kusuma
TAGS :