Peristiwa
Kolaborasi Bali Net Zero Emissions 2045, Cegah Emisi Transportasi dan Pembangunan
Senin, 28 Agustus 2023 | Dibaca: 446 Pengunjung
Suasana workshop Bali menuju Net Zero Emissions 2045, memberi edukasi cegah emisi dari transportasi, termasuk pembangunan rendah karbon di Bali melalui transisi ke energi terbarukan, Senin (28/8/2023).
Keberadaan Institute for Essential Services Reform (IESR) mendorong dan mendukung komitmen Pemerintah Provinsi Bali untuk merealisasikan inisiatif Bali Net Zero Emissions (NZE) 2045.
IESR bekerja sama dengan Center of Excellent Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana mengidentifikasi potensi energi terbarukan lainnya di Nusa Penida, seperti energi surya, biodiesel (CPO, jathropa, rumput laut), biomassa dan energi angin, serta potensi penyimpan energi seperti baterai dan pumped-hydro energy storage (air laut).
"Kita memang harus bersinergi semuanya, sebab Net Zero Emissions (NZE) bukan hanya tugasnya bidang energi, tetapi semua pihak untuk mengurangi emisinya. Termasuk transportasi, PUPR, bangunan, aktivitas pertanian, dan lainnya. Tentu juga diperlukan kolaborasi semua OPD dari Pusat, Provinsi hingga Kabupaten/Kota," ujar Ketua CORE Universitas Udayana Prof. Ir. Ida Ayu Dwi Giriantari, MEngSC., Ph.D., Senin (28/8/2023) di Kantor Disnaker ESDM Provinsi Bali, dalam penyusunan peta jalan Bali NZE 2045 di acara Bali Job Fair and Education Expo 2023.
Prof. Dayu Dwi Giriantari menekankan bahwa sumber emisi bangunan tentu saja dari banyak hal, pada saat melakukan pembangunan pun sudah menimbulkan emisi, pengangkutan, pengerjaan pembangunan juga ada emisinya.
"Saat ini, kami sudah buatkan kajian dan Pemerintah Provinsi sudah mengeluarkan SK Gubernur mengenai pedoman teknis bangunan hijau. Dari pedoman itu kita simulasikan di Denpasar dan Gianyar, itu bisa menghemat 50% penghematan energi," katanya.
Baca juga:
AEBF 2023 Berakhir, Percepatan Konektivitas Energi Menuju Pertumbuhan ASEAN Berkelanjutan
Selain itu, kerja sama lebih lanjut dilakukan IESR dan CORE Unud untuk studi kasus Nusa Penida, dalam memenuhi kebutuhan energinya dengan 100 persen energi terbarukan, di mana saat ini sumber energi di Nusa Penida sudah dipenuhi 30%-nya dengan energi terbarukan, yaitu PLTS dengan baterai.
"Kebutuhan listrik itu kan meningkat setiap tahunnya, makin tinggi kebutuhan ekonomi, makin tinggi juga kebutuhan listriknya. Sedangkan, solusi singkat mencegah emisi di perkotaan adalah transportasi, sebab kemacetan menyumbang emisi yang cukup tinggi. Kalau manajemen lalu lintasnya bagus, tentu akan ikut mengurangi emisi. Kalau transportasi umum makin bagus, akan banyak masyarakat yang memakai transportasi umum. Sedangkan kasus di Nusa Penida, itu kekurangan energi, di mana perlu dipenuhi kebutuhannya dan kurangi emisinya," kata Prof. Dayu Dwi Giriantari.
Lebih lanjut, upaya signifikan dalam inisiatif ini yakni dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di Bali. Dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan merupakan langkah strategis dalam perjalanan Bali, untuk mencapai tujuan netral karbon.
Langkah dimaksud memiliki dampak yang signifikan dalam mengurangi jejak karbon dan membantu menjaga keindahan alam Bali yang semakin rentan terhadap perubahan iklim.
“Bali saat ini telah memiliki rencana pembangunan rendah karbon berwawasan lingkungan dengan prinsip Nangun Sat Kerthi Loka Bali, serta berbagai peraturan yang menyasar dekarbonisasi misalnya Peraturan Gubernur Bali tentang Energi Bersih dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Komitmen ini menjadi bekal penting bagi Bali untuk mewujudkan visi NZE 2045 dengan dukungan dari berbagai pihak, dan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan menjadi elemen penting mengingat sumber emisi dominan di Bali berasal dari sektor energi, termasuk listrik,” terang Marlistya Citraningrum Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan pada Bali Job Fair and Education Expo yang diselenggarakan oleh Dinas Ketenagakerjaan dan ESD Provinsi Bali.
Melalui kesempatan yang sama, diselenggarakan pula lokakarya khusus untuk menggalang dukungan multi pihak dalam mencapai Bali NZE 2045.
Lokakarya hari pertama, dibahas perkembangan rencana pembangunan daerah rendah karbon dan peta jalan dekarbonisasi sistem ketenagalistrikan Bali, sedangkan lokakarya hari kedua dan ketiga difokuskan pada penyiapan sumber daya yang andal dan pembiayaan berkelanjutan untuk Bali NZE 2045.
“Demi menuju dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan, terdapat sejumlah strategi yang secara aktif telah didorong IESR, di antaranya pemetaan potensi teknis PLTS atap untuk bangunan pemerintah, fasilitas publik, hotel, restoran serta pelaku bisnis lainnya, identifikasi skema pembiayaan inovatif untuk adopsi energi terbarukan, analisis pasar untuk memahami perilaku calon pengguna PLTS atap, termasuk motivasi dan pilihan pembelian, dan analisis hosting capacity untuk mengetahui keandalan sistem dengan penetrasi energi terbarukan skala besar dan tersebar,” imbuh Marlistya Citraningrum.
IESR secara aktif bekerja sama dengan Pemprov Bali sejak 2019 mendata potensi teknis energi terbarukan di Bali terbilang besar mencapai 143 GW, di antaranya potensi teknis PLTS terpasang di daratan sebesar 26 GWp (20% potensi) dapat dikembangkan dengan penyimpan daya hidroelektrik terpompa (pump hydro energy storage, PHES) yang potensinya sekitar 5,8 GWh.
Sebelumnya, Pemprov Bali telah mendeklarasikan Rencana Aksi Bali Menuju Bali Net Zero Emissions 2045 yang didukung oleh mitra utama Institute for Essential Services Reform (IESR), World Resources Institute (WRI) Indonesia, New Energy Nexus Indonesia.
Dalam acara ini juga hadir mitra pendukung dari lembaga filantropi global dan nasional, yaitu Bloomberg Philanthropies, IKEA Foundation, Sequoia Climate Foundation, ClimateWorks Foundation, Tara Climate Foundation, dan Viriya ENB. 012
TAGS :