Peristiwa
Kiprah Nyata Sahabat AMD Agung Manik Danendra Sumbangsih Karpet dan Kursi di Rumah Kebangsaan, Support Kegiatan Muda-Mudi Nusantara
Jumat, 22 September 2023 | Dibaca: 482 Pengunjung
Sahabat AMD Agung Manik Danendra pada Jumat 22 September 2023 mengirimkan support bantuan 3 karpet merah dan kursi spon sebanyak 20 kursi untuk mendukung kegiatan-kegiatan kreativitas muda-muda nusantara di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) P
Tokoh Muda Bali Agung Manik Danendra AMD selama ini dikenal sebagai sosok yang humanis, namanya harum dan viral berkat berbagai aksi sosial kemanusiaan dengan tidak henti-hentinya berbagi dan beryadnya serta sosok yang sangat dekat dengan anak-anak muda kembali menujukkan dedikasinya mendukung penguatan nilai-nilai kebangsaan dan mendukung mewadahi kreativitas anak-anak muda Nusantara dengan mensupport keberadaan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) Pasraman Satyam Eva Jayate yang berlokasi di kawasan Kelurahan Penatih, Kota Denpasar.
Aksi-aksi mulia Agung Manik Danendra AMD untuk Bali dan Nusantara juga menjadi inspirasi dari Sahabat AMD Agung Manik Danendra dari seluruh Bali dan Nusantara yang meneladani kebaikan dan kemurahan hati sosok yang disebut-sebut sebagai satu-satunya calon Gubernur Bali pada Pemilihan Gubernur Bali 2024 yang berlatar belakang tokoh muda nasional dengan pengalaman mumpuni, punya ide gagasan yang cemerlang dan visioner serta mampu memahami betul kebutuhan anak-anak muda berkat kedekatannya dengan anak-anak muda.
Setelah Agung Manik Danendra AMD yang juga Founder AMD Center bersama tokoh serta Penglingsir Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan mengunjungi Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan Pasraman Satyam Eva Jayate pada Rabu 20 September 2023 bertepatan dengan suasana heroik peringatan Hari Puputan Badung dan diterima langsung Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan (Rumah KaKek) I Ketut Udi Prayudi, dua hari berselang pada Jumat 22 September 2023 Sahabat AMD Agung Manik Danendra langsung mengirimkan support bantuan 3 roll karpet merah dan 20 kursi spon merah untuk mendukung kegiatan-kegiatan kreativitas muda-muda nusantara di Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan yang menjadi wadah berhimpunnya generasi muda Nusantara yang diinisiasi pembangunannya oleh KMHDI sejak tahun 2018.
Sebelumnya dalam kunjungan di Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan, Agung Manik Danendra AMD yang bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn., yang digadang-gadang sebagai calon Gubernur Bali pada Pilgub Bali 2024 ini menggaungkan gema kebangsaan dengan menyumbangkan berupa Genta Kebangsaan berlapis emas kepada Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan.
Agung Manik Danendra AMD yang viral dengan julukan The Real Sultan Dermawan Bali ini mengaku sangat kagum dan sangat terkesan dengan suasana di Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan yang dibangun dengan idealisme dan spirit nasionalisme yang sangat tinggi dari para pendirinya. Dirinya bahkan meyakini Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan ini akan menjadi legenda dalam sejarah perjalanan bangsa ini menjaga dan mewariskan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi penerus di seluruh nusantara.
“Suasana yang sangat nyaman, sangat tenang, memberikan inspirasi. Dan ini dibangun dengan batu-batu dari seluruh Nusantara dan buka pekerjaan muda. Menurut saya secara pribadi Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan ini luar biasa. Tentu ini bukan tentang materi dan uang tapi idealism. Kalau sesuatu dibangun dengan idealism Tityang yakin semuanya bisa terselesaikan dengan baik. Karena Rumah Kebangsaan ini rumah gotong royong dan begitu saya masuk ke dalam auranya sangat bagus. Dan ini akan menjadi legenda ke depannya,” papar Agung Manik Danendra AMD.
Baca juga:
Lawan Aksi Doxing, Dibia Lapor ke Polda Bali
Di sisi lain dalam kunjungan istimewa Agung Manik Danendra AMD ini juga membawa pejati ke Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan ini untuk dihaturkan kepada para leluhur dan mendoakan para leluhur yang telah gugur berjuang membela tanah Bali yang keramat. AMD juga menuliskan doa di batu prasasti di Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan ini disaksikan para tokoh yang hadir.
Sebagai bentuk melestarikan tradisi leluhur, Agung Manik Danendra AMD dan para tokoh yang hadir bersama Udi Prayudi dan para generasi muda dari berbagai daerah di nusantara melempar koin ke kolam istimewa yang berisi 45 air dari 45 sumber mata air di nusantara yang ada di depan Padma Candi Nusantara di Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan sebagai simbolis mewujudkan spirit gotong royong yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Di Padma Candi Nusantara ini juga berisi air suci atau tirta dari tirta 45 pura di seluruh Indonesia. Dari ujung timur mulai dari tirta dari pura Amerta Bhuwana di Jayapura sampai di ujung barat tirta dari pura Sriwijaya Palembang.
Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan (Rumah KaKek) yang menjadi wadah berhimpunnya generasi muda Nusantara yang diinisiasi pembangunannya oleh KMHDI sejak tahun 2018. Di kawasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan juga berdiri Padma Candi Nusantara yang di-grounbreaking oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika di penghujung masa jabatannya di tahun 2018.
“Beliau menground breaking satu minggu sebelum berakhirnya masa jabatan beliau. Walaupun pembangunan Rumah Kakek ini baru 60 persen dengan semangat gotong royong dan semangat kebangsaan kami yakin bisa terwujud semua,” terang Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan (Rumah KaKek) I Ketut Udi Prayudi seraya mengapresiasi dalam suasana heroik dan kebangsaan peringatan Hari Puputan Badung, Agung Manik Danendra AMD yang merupakan tokoh bangsawan berdarah biru trah Raja yang dikenal sangat dekat dengan anak-anak muda ini menggaungkan kembali semangat dan spirit kebangsaan, spirit patriotisme dan nasionalisme menjaga tanah air dari berbagai ancaman dan rongrongan.
Di sisi lain Genta Kebangsaan berlapis emas berukuran besar yang diserahkan Agung Manik Danendra AMD ini menjadi pemberian yang istimewa. Secara simbolis Agung Manik Danendra AMD menggaungkan gema kebangsaan dengan membunyikan Genta Kebangsaan berlapis emas di Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan yang suara dan gaungnya seperti bergema di seluruh Bali bahkan Nusantara sebagai simbol spirit persatuan dan kesatuan untuk menjaga NKRI.
Maknanya adalah melalui suara genta tersebut kita bisa menggaungkan nilai-nilai suci kebangsaan sehingga dapat dikumandangkan dari rumah kebangsaan. Menurut Agung Manik Danendra AMD nilai kebangsaan tersebut adalah jiwa dan tanpa memiliki nilai-nilai kebangsaan tentunya kita tidak punya roh dalam berbangsa dan bernegara.
Agung Manik Danendra AMD kemudian mengungkapkan alasannya mengunjungi Rumah Kebangsaan yang momennya bertepatan dengan Hari Puputan Badung. AMD menjelaskan kehadirannya di Rumah Kebangsaan adalah untuk menjalin tali silaturahmi dengan pihak Rumah Kebangsaan. AMD menyebut Rumah Kebangsaan tersebut dibangun dengan konsep idealisme yang luar biasa, yakni dari 45 batu dan 45 Tirta di seluruh Nusantara.
"Kalau saya mengatakan ini sangat luar biasa. Kami hadir ke sini, yang pertama adalah untuk menjalin silaturahmi,” ujar Agung Manik Danendra AMD yang dikenal juga sebagai Pejuang Hindu Nusantara karena banyak membantu pembangunan pura di luar Bali dan selalu konsisten dengan berbaginya dengan tagline “AMD Milik Kita: Bersama Mewujudkan Pembangunan Bali yang Pro Kemakmuran Rakyat” dan dinilai sebagai sosok yang tepat memimpin Bali, sosok yang paling berani nindihin jagat Bali.
Ditambahkannya dengan kehadiran keluarga besar Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan dan AMD Center di Rumah Kebangsaan bisa menginspirasi generasi muda, millenial dan generasi Z untuk bisa seterusnya membangun bangsa dan negara serta membangun Bali dengan nilai-nilai kebangsaan yang ada.
Terkait dengan refleksi Puputan Badung, Agung Manik Danendra AMD mengatakan melihat suasana kebangsaan saat ini memang jiwa kebangsaan, kebersamaan dan jiwa gotong royong tersebut harus segera ditumbuhkan, mengingat pesatnya perkembangan teknologi, gadget dan sebagainya. Dan tugas ini menurut AMD tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja, tetapi semua orang. “Kita sangat berharap untuk bagaimana nantinya generasi berikutnya harus ditanamkan jiwa-jiwa kebangsaan tersebut,” pungkas putra dari tokoh pendidikan Bali, Ayahndanya adalah pejuang kemerdekaan RI sebagai Ketua Legium garis depan dengan mendapatkan bintang gelar kehormatan dari Presiden Soeharto.
Sementara itu Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan (Rumah KaKek) I Ketut Udi Prayudi mengapresiasi kehadiran Agung Manik Danendra AMD ke tempat ini. Dikatakannya bahwa pihaknya merasa sangat bangga dikunjungi oleh tokoh muda Bali, yang melihat secara langsung bagaimana keberadaan Rumah Kakek tersebut.
Udi Prayudi menilai tidak banyak tokoh muda di Bali yang memiliki konsistensi seperti Agung Manik Danendra AMD. "Tiang lihat kan konsistensi. Tadi disebutkan dari zaman mahasiswa sampai sekarang, semangat kebangsaan ini tetap terjaga. Ini sangat penting dimiliki oleh para pemimpin di Bali,” kata Udi Prayudi yang juga mantan anggota KPU Bali.
Udi Prayudi juga sangat mengapresiasi semangat kebangsaan, semangat nasionalisme yang dimiliki seorang Agung Manik Danendra AMD di tengah keberagaman yang ada, termasuk di nasional maupun di Bali. Karakter inilah yang menjadi spirit bagi anak-anak Rumah Kebangsaan bagaimana mereka bisa tetap mewarisi hal-hal positif dari Agung Manik Danendra AMD
"Spirit-spirit kebangsaan, konsistensi, termasuk juga nasionalisme, itu harus tetap terjaga. Apalagi ditengah Puputan Badung, tentunya ini sebagai pengingat kepada kita untuk mengingat bagaimana sejarah bangsa, sejarah pahlawan kita harus tetap kita warisi. Nah ini beliau mengingatkan kita semua untuk mewarisi semangat cinta kepada bangsa ini,” paparnya.
Terkait dengan konteks kebangsaan dimana Bali dikenal dengan toleransi yang tinggi dan sangat menghargai keberagaman, yang tentunya membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menjaga dan menguatkan Taksu Bali serta benar-benar nindihin Bali, Udi Prayudi tanpa ragu-ragu menyebut sosok Agung Manik Danendra AMD menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk Nindihin Bali. Ketika di pusat muncul sosok Gibran Rakabuming, maka di Bali muncul sosok Agung Manik Danendra AMD.
Udi Prayudi menilai Agung Manik Danendra AMD memiliki komitmen, konsistensi, dan termasuk juga idealisme untuk menjaga Bali dan Nusantara. Tidak hanya menjadi gubernur, Agung Manik Danendra AMD juga disebutkan pantas menjadi Presiden.
"Ketika di pusat muncul seorang Gibran, kenapa tidak di Bali kita munculkan seorang AMD. Ini kan pilihan kepada masyarakat Bali juga kan gitu, untuk bagaimana kedepannya juga banyak kita memiliki alternatif-alternatif pilihan tokoh-tokoh muda yang punya komitmen, konsistensi, termasuk juga idealisme menjaga Bali dan Nusantara. Tidak hanya gubernur, AMD bahkan layak jadi Presiden,” pungkas Udi Prayudi.
Di sisi lain wartawan masih penasaran dengan rencana gugatan Rp 22 Triliun yang rencananya dilayangkan Agung Manik Danendra AMD kepada Gubernur Bali Wayan Koster ketika masih aktif menjabat jika berani menerbitkan Perda Larangan Mendaki Seluruh Gunung di Bali. Sedangkan faktanya hingga habis masa jabatan Koster sebagai Gubernur Bali, Perda tersebut tak kunjung diterbitkan oleh Koster. Netizen pun menilai batalnya diterbitkan Perda Larangan Mendaki Seluruh Gunung di Bali karena Koster takut dengan gugatan Rp 22 triliun dari Agung Manik Danendra AMD.
Agung Manik Danendra AMD yang hendak naik ke mobilnya dikejar-kejar dan dicegat wartawan kemudian langsung dicecar dengan pertanyaan soal kejelasan nasib gugatan Rp 22 triliun tersebut. Saat ditanya wartawan terkait hal tersebut, Agung Manik Danendra AMD memberikan penjelasan yang gamblang. Dikatakannya bahwa gugatan tersebut akan dikeluarkan Jika Perda Larangan Mendaki Gunung di Bali diterbitkan.
Agung Manik Danendra AMD menambahkan bahwa perbuatan melawan hukum oleh penguasa tersebut bisa digugat. Namun Agung Manik Danendra AMD kembali mengatakan bahwa gugatan tersebut tidak dikeluarkan karena Wayan Koster tidak menerbitkan Perda larangan mendaki gunung di Bali.
"Gugatan itu kan sebenarnya kalau sudah ada Perda, produk hukumnya keluar, itu boleh di gugat. Itu dalam hukum dibolehkan, jadi itu onrechtmatige overheidsdaad. Jadi dibolehkan. Perbuatan melawan hukum ya. Dan kita harus buktikan, apakah memang apa yang disampaikan dengan Perda larangan gunung itu sesuai dengan kondisi di Bali? Kan seperti itu. Apakah memang benar banyak yang mendukung? Mana yang lebih banyak mendukung atau yang menolak. Nah nanti kan kita buktikan di pengadilan. Tapi kan sekarang masalahnya beliaunya tidak melakukan itu,” paparnya.
Saat ditanya wartawan terkait anggapan publik yang menyebut Wayan Koster takut digugat 22 triliun, Agung Manik Danendra AMD meminta para wartawan menanyakan hal tersebut kepada yang bersangkutan. "Masalah takut enggak takut tanyakan kepada Pak Koster ya. Kita kan hanya berusaha,” ungkap Agung Manik Danendra AMD.
Sementara terkait dengan hubungannya dengan Wayan Koster, khususnya pasca Koster sudah tidak menjabat lagi sebagai Gubernur Bali, Agung Manik Danendra AMD menegaskan bahwa hubungannya dengan mantan Gubernur Bali tersebut baik-baik saja dan justru dirinya mengaku menghormati Wayan Koster sebagai mantan Gubernur Bali. “Oh masih tetap bagus. Kita menghormati beliau sebagai mantan Gubernur. Kalaupun misalnya Perda tidak dibuat ya kita juga tidak bisa melakukan gugatan apa,” ungkapnya.
Agung Manik Danendra AMD lantas menyebut tidak diterbitkannya Perda Larangan Mendaki Seluruh Gunung di Bali tersebut sebagai kemenangan rakyat Bali. Mungkin itu seperti yang pernah saya bilang, artinya kemenangan rakyat Bali,” pungkasnya. 012
TAGS :