Ekonomi

Jaga Eksistensi, BPR di Bali Berpeluang Merger

 Rabu, 03 April 2024 | Dibaca: 400 Pengunjung

Diskusi 'Ngorte dan Buka Puasa bersama Media' bersama OJK Provinsi Bali, salah satunya membahas eksistensi BPR di Bali dan upaya merger ketika mengalami kendala keuangan.

www.mediabali.id, Denpasar. 

Kristrianti Puji Rahayu selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menyampaikan tidak dipungkiri suatu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) akan melakukan merger sebagai langkah untuk mempertahankan berdirinya bank tanpa melikuidasi dahulu.

Merger BPR diartikan sebagai langkah penggabungan dari dua Bank atau lebih, dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan membubarkan Bank-bank lainnya tanpa melikuidasi dahulu. 

Bagi Puji Rahayu, dalam bahasannya dengan awak media, upaya Merger BPR adalah untuk menjaga ketahanan dan kredit bank kedepannya. 

"Kita sudah ada datanya (BPR Merger), tapi mohon maaf karena ini individual maka tidak dapat paparkan. Namun, hal pentingnya ketika itu terjadi uangnya lari ke mana? Ya ngak perlu khawatir," ujar Puji, Rabu (3/4/2024) malam.

Pihaknya menegaskan kehadiran OJK tidak masuk ke dalam bisnis mereka, di mana keputusan ada di Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Sejauh ini, BPR di Bali dalam kondisi baik dan sehat seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19.

"OJK hanya mendorong, di mana kami akan selenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengetahui konstelasi pemenuhan tim, berapa yang harus merger, yang kategori optimis dan atau perlu strategi investor baru. Siapa tahu di antaranya mereka bisa saling mengisi," ucapnya.

Sementara itu, Ananda R. Mooy selaku Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali menambahkan upaya merger BPR di Bali, tentu saja mereka memiliki pertimbangan untuk menyepakati merger dengan bank lain.

"Grup yang potensial kita merger, terbagi dari BPR yang grupnya hanya di Bali saja dan yang punya BPR di Bali tetapi grupnya di luar Bali. Ini kami sudah mapping semuanya, bahkan kami sudah sejak lama mendorong BPR yang grupnya di Bali. Mereka tentu ada pertimbangan juga untuk merger," katanya. 

Saat ini dengan meningkatnya kredit investasi di Bali, tentu saja menunjukkan perekonomian yang sudah kembali baik. Tercatat kini untuk kredit modal kerja dari Desember 2022 mencapai 1,44 persen YoY, lalu Desember 2023 mencapai 2,6 persen YoY.

"Kita lihat kredit investasi meningkat luar biasa, Desember 2022 YoY 8,15 persen lalu Desember 2023 sudah di YoY 17,08 persen. Ini artinya ekonomi Bali sudah mulai normal, sehingga BPR kembali berani memberikan kredit investasi, artinya kondisi sudah bagus," tegas Ananda pecinta karaoke lagu-lagu kenangan ini. 012


TAGS :