Peristiwa
IPCC Tingkatkan Komitmen SDM, Tumbuhkan Ekonomi Nasional dan Stakeholder
Kamis, 25 Mei 2023 | Dibaca: 313 Pengunjung
Media Gathering dilakukan IPCC dalam meningkatkan pemahaman terkait pengelolaan di lingkup PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC, Kamis (26/5/2023).
Komitmen tinggi untuk memberi pelayanan dan Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik dilakukan PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC, di dalam diskusi media gathering, Kamis (26/5/2023).
Sejumlah komponen hadir, antara lain: Direktur Utama & Pelaksana Tugas Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Sugeng Mulyadi, Direktur Operasi dan Teknik Bagus Dwipoyono, beserta Direktur Keuangan & Sumber Daya Manusia Sumarno.
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk merupakan bagian entitas usaha Grup IPCC Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Tentu saja dengan pengalaman yang dimiliki, IPCC telah berkontribusi optimal, terutama mengefesiensikan biaya logistik nasional. IPCC turut menumbuhkan ekonomi nasional dan menjalin kolaborasi dengan para stakeholder.
"IPCC telah menerapkan pola pengangkutan, terkait layanan delivery ekspor dan impor dengan memanfaatkan trucking sama. Ini salah satu alternatif mengefisiensikan cost logistic nasional," ucap Sugeng Mulyadi.
IPCC juga sudah menerapkan pola pengangkutan untuk layanan delivery ekspor maupun impor mobil dengan trucking yang sama.
"Kami ke depan menerapkan pola (tekan cost logistic-red), di mana masuk ke IKT membawa kargo dan pulang juga membawa kargo. Hal ini karena telah terdapat automaker dalam penerapan terkait," imbuhnya.
Mengenai Score Logistics Performances Index (LPI) Indonesia, diperkirakan masih berada di bawah Chile, Vietnam, Brazil, dan Singapura. Tercatat, Tahun 2023 bahwa LPI Indonesia diangka 3.0 atau menempati posisi ke-63 di dunia, sedangkan Singapura berada di urutan score tertinggi 4.3, disusul Hongkong score 4.0 dari versi World Bank.
Namun begitu, sambung Sugeng, IPCC diperkirakan sedang mempersiapkan anggaran Rp35 Milliar dalam perluasan fasilitas lapangan penumpukan di IKT.
"Segera kita eksekusi supaya logistik melalui IKT makin lancar dan efisien," tandasnya.
Saat ini, mengenai yard occupancy ratio (YOR) di IPCC rata-rata 60-70%. Bagi Sugeng, hal ini diperkirakan menimbulkan terminal mobil tersibuk dan kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sugeng menambahkan strategi lainnya melalui pengoperasian kapal Roll On/Roll Off (RORO), dengan sejumlah wilayah lain, baik di Balikpapan, Surabaya, dan wilayah Timur Indonesia. Lanjutnya, untuk realisasi IPCC, masih digodok bersama pihak holding dan subholding, dalam optimalisasi strategi di lapangan.
"Rencana pengoperasian Roro dan terminal kendaraan dapat memberi nilai tambah, seperti di Balikpapan, Surabaya, hingga wilayah Indonesia Timur lainnya," beber Sugeng
Sedangkan, menyoal aktivitas pelabuhan menjadi bagian sistem logistik (supply chain), diperkirakan juga hanya berkontribusi 3-4% terhadap biaya logistik. 012/Media Gathering IPCC
TAGS :