Politik
Dukungan untuk Capres Ganjar Pranowo, DPP dan Dewan Pembina PSI Pertimbangkan Serap Kembali Aspirasi Masyarakat
Rabu, 23 Agustus 2023 | Dibaca: 345 Pengunjung
Ketua DPW PSI Provinsi Bali I Nengah Adi Susanto, SH., MH., menekankan bahwa DPP dan Dewan Pembina PSI akan mencermati kembali dukungannya terhadap Capres Ganjar Pranowo, Rabu (23/8/2023) di Jakarta.
Dukungan terhadap Bakal Calon Presiden (Capres) PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo, disinyalir akan kandas di tengah jalan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Situasi ini perlahan-lahan mencuat ke publik, segera setelah adanya keputusan yang diambil dari hasil Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam.
"Kami yakin DPP PSI dan Dewan Pembina PSI akan memberikan pilihan terbaik untuk bangsa dan negara kita serta elektoral PSI. Jadi bukan kita mencabut dukungan kita atau batal mendukung Ganjar, karena tidak pernah dibatalkan itu hasil rembuk rakyat tersebut. Yang kita maksud di sini adalah kita masih menginginkan DPP PSI dan Dewan Pembina dapat menyerap aspirasi masyarakat lagi. Nah, kalau kita membatalkan, berarti kita tidak mendukung Ganjar sama sekali dong, kalau nanti tiba-tiba masyarakat banyak mendukung Ganjar dan Cawapres-nya sejalan dengan kita di PSI, tentunya kita akan pertimbangkan untuk mendukung Ganjar," ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas (PSI) Provinsi Bali I Nengah Adi Susanto, SH., MH., Rabu (23/8/2023) di Jakarta, melalui WhatsApp-nya.
PSI sebelumnya telah mengumumkan dukungan terhadap Ganjar Pranowo pada Oktober 2022 lalu, ketika itu Ganjar belum resmi diusung oleh PDIP untuk maju di Pilpres 2024.
Kini PSI sepertinya akan berpikir ulang dengan menyerap kembali aspirasi masyarakat. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) hingga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) pun berkomitmen terhadap Capres dan Cawapres, yang konsisten melanjutkan program-program Presiden Jokowi, baik dalam nilai dan tindakannya.
"Jadi kami di PSI sistemnya bottom up, baik dari pengurus ranting, DPC, hingga DPD dan DPW. Itu yang dibawa ke Kopdarnas kemarin (Selasa). Di mana 38 Provinsi melakukan hal yang sama dan kami DPW sudah melaporkan hal yang sama ke DPP terkait hasilnya," imbuh pria yang akrab disapa Jro Ong ini.
Baca juga:
Pesan Berantai WA di Taman Pancing Hoaks
Apabila menelisik mengenai pemerintahan Presiden Jokowi, para kader PSI menilai sudah berada pada jalur yang benar. Namun, sayangnya dukungan PSI ke Capres Ganjar, pelan-pelan mulai muncul perbedaan pilihan kandidat Capres yang didukung. Hal ini diduga tampak atas suara yang terbagi antara Prabowo dan Ganjar, serta ada pula yang tidak menentukan pilihan pada salah satu Capres.
"Kami di Bali sebelum hiruk pikuk terkait pencalonan Ganjar dan pasca Ganjar dideklarasikan DPP PDI Perjuangan, sebenarnya dukungannya hampir 100 persen ke Ganjar Pranowo. Tapi, setelah dukungan kami tidak dianggap oleh PDI-P, dan juga statement elit PDI-P menganggap PSI itu 'partai ingusan' dan lain sebagainya. Hal ini membuat kader-kader PSI di tingkat bawah kurang bersimpati terhadap dukungannya terhadap Ganjar. Jadi, dapat dikatakan sekitar 50% masih ada mendukung Ganjar, lalu 50% lainnya mau mendukung Prabowo, dan sisanya ada menginginkan tidak mendukung siapa-siapa," bebernya.
Jro Ong menegaskan bahwa atas berbagai pertimbangan dan masukan di lapangan, akhirnya dilakukan suatu putusan dalam bentuk rekomendasi.
"Melalui rekomendasi meminta DPP untuk menyerap aspirasi kembali terkait dengan siapa yang akan didukung sebagai Capres dan Cawapres. Siapapun yang kita dukung nanti, supaya dapat melanjutkan cita-cita perjuangan yang telah dilakukan selama 9 Tahun ini oleh Presiden Jokowi," ucapnya jelas.
Dukungan kedepannya, lanjut Jro Ong bahwa PSI juga akan mencermati kembali mengenai uji materi yang sedang dilakukan oleh LBH PSI di DPP, terkait usia Capres dan Cawapres.
"Kami tentu pula meminta DPP PSI untuk mempertimbangkan bilamana terhadap figur atau tokoh yang belum berusia 40 Tahun, dan (bila) gugatan kita dikabulkan akan mempertimbangkan kembali figur tersebut cocok menjadi Capres atau Cawapres. Termasuk, DPP PSI juga supaya tidak terburu-buru untuk memutuskan, siapa yang akan menjadi Capres dan Cawapres dengan mempertimbangkan juga siapa Capres dan Cawapres yang didukung. Tidak saja terpaku pada figur Capres-nya, tetapi juga figur Cawapresnya," tegasnya.
Bahkan, kini 38 DPW PSI se-Indonesia memberikan kepercayaan terhadap DPW dan DPP PSI untuk memutuskan siapa Capres dan Cawapres terbaik untuk bangsa Indonesia.
"Melalui banyaknya masukan yang menginginkan Pak Ganjar Pranowo, dan juga ada menginginkan Pak Prabowo, serta ada yang ingin kita tetap 'menjomblo'. Jadi, 38 DPW PSI se-Indonesia memberikan kewenangan terhadap DPP bersama Dewan Pembina untuk memutuskan siapa Capres dan Cawapres, yang akan kita dukung dalam Pilpres 2024 nanti. Kami yakin, DPP dan Dewan Pembina PSI, akan melakukan pilihan terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia," demikian Jro Ong.
Saat ini, terdapat tiga calon presiden yang mulai tampak maju dalam Pilpres 2024, yakni: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Di sisi lain, Ketua Umum PSI Giring Ganesha usai menyimak para kontestan Pilpres 2024, ia sempat berceloteh terkait dengan tidak dianggapnya dukungan PSI yang diberikan untuk Ganjar. Diduga hal ini menyebabkan PSI untuk berpikir ulang terhadap siapa Capres dan Cawapres diusung.
"Kami deklarasi enggak dianggap juga. Tiba-tiba DPP rumah besar kita didatangi oleh orang besar, satu Indonesia heboh bro and sis," ucap Giring.
Diketahui publik Indonesia, pada 2 Agustus lalu PSI menerima kedatangan Prabowo Subianto di markas partai. Usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu PSI menyebutkan ada kesamaan pandangan dengan Prabowo. Dari itu, Prabowo berkomitmen dalam melanjutkan kebijakan dan program pembangunan yang sudah dijalankan Jokowi.
Sedangkan, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie kembali menanyakan terhadap kader PSI untuk arah dukungan mereka di Pilpres 2024. Grace menekankan bahwa PSI akan kembali menyerap aspirasi rakyat terkait Capres-Cawapres pilihan mereka.
"Pertama, meminta kepada DPP PSI untuk kembali menyerap aspirasi dan keinginan rakyat terkait Bacapres yang memiliki komitmen kerakyatan dan melanjutkan visi misi pembangunan Pak Jokowi. Kami meminta kepada DPP untuk 'ojo kesusu' dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang, termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi agar dipegang teguh dalam keputusan yang menyangkut masa depan bangsa," kata Grace.
Kedua, PSI diminta untuk memutuskan Capres dengan sangat mempertimbangkan faktor siapa Cawapres yang akan mendampinginya. Sebab, sangat penting dicermati terhadap semua dinamika politik yang ada, termasuk proses judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia Capres dan Cawapres yang sedang diajukan. 012
TAGS :