Ekonomi
BI Prediksi Inflasi Terkendali di Rentang Sasaran 2,5±1%
Sabtu, 02 Maret 2024 | Dibaca: 409 Pengunjung
Foto IST - Pasar Galang Ayu, Pemogan, Densel. Peningkatan harga pangan selama Hari Raya Galungan, Kuningan, Nyepi, serta Bulan Puasa, diikuti sinergi pengendalian inflasi di Bali.
Upaya sinergitas pengendalian inflasi di Bali, konsisten diperkuat dalam rangka mengendalikan harga pangan di tengah momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), seperti Galungan, Kuningan, Nyepi dan Bulan Puasa.
"Melalui langkah tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tahun 2024 tetap akan rendah dan terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1%," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, Sabtu (2/3/2024).
Baca juga:
Bank Indonesia dan Pemkab Buleleng Sinergi Cegah Inflasi, Lahan Tidur Ditanami Bibit Cabai
Erwin meninjau berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, di mana perkembangan harga di Provinsi Bali pada Februari 2024 tercatat inflasi sebesar 0,61% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,09% (mtm) dan lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,37% (mtm).
Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali sebesar 2,98% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,75% (yoy), namun masih dalam rentang sasaran inflasi 2024 sebesar 2,5±1 %.
"Kota Denpasar secara spasial mengalami inflasi sebesar 0,65% (mtm) atau 2,72% (yoy), kemudian Badung mengalami inflasi sebesar 0,58% (mtm) atau 2,90% (yoy), Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,51% (mtm) atau 3,02% (yoy), dan Tabanan mengalami inflasi sebesar 0,68% (mtm) atau 3,87% (yoy)," terangnya.
Baca juga:
Bank Indonesia dan Pemkab Buleleng Sinergi Cegah Inflasi, Lahan Tidur Ditanami Bibit Cabai
Terhadap sejumlah komoditas, inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga beras, tomat, cabai merah, daging ayam ras, dan daging babi.
Tidak saja terkait kenaikan harga beras yang terjadi hampir di seluruh provinsi, secara historis selama lima tahun terakhir, komoditas cabai merah dan daging ayam ras cenderung mengalami kenaikan harga menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Sedangkan, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga bawang merah dan cabai rawit.
Di bulan Maret 2024, risiko yang perlu diwaspadai antara lain ketersediaan pasokan yang cukup untuk bahan pangan dan bahan bakar (BBM dan gas LPG) di tengah meningkatnya permintaan menjelang hari raya. Salah satunya, peningkatan permintaan canang sari juga berpotensi mendorong kenaikan harga.
Selanjutnya, terdapat kenaikan harga bawang putih di China yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga bawang putih di tingkat konsumen.
"Selain itu, masih terbatasnya produksi padi pada Maret 2024 berpotensi menyebabkan berlanjutnya tekanan kenaikan harga beras di Bali," ucapnya.
TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi dalam kerangka kebijakan 4K antara lain: i) Peningkatan intensitas pelaksanaan operasi pasar murah di seluruh kabupaten/ kota se-Bali untuk bahan pangan; (ii) Pelaksanaan koordinasi dengan Kementerian ESDM dan Pertamina untuk meningkatkan pasokan gas LPG 3 kg; (iii) Pelaksanaan program gerakan tanam cepat panen yang diawali di lingkungan Pemprov Bali dan akan diperluas di seluruh Kabupaten/Kota di Bali;
Disusul adalah (iv) Peningkatan ketersediaan beras Bulog dan penyaluran beras SPHP ke masyarakat; (v) Peningkatan Kerja sama Antar Daerah (KAD) di Provinsi Bali dan luar Bali; serta (vi) Pemberian subsidi ongkos angkut termasuk untuk pelaksanaan operasi pasar. 012
TAGS :