Peristiwa

Bea Cukai Ngurah Rai Berhasil Implementasikan Autogate System, Catat Efisiensi SDM Hingga 25%

 Kamis, 06 Juni 2024 | Dibaca: 394 Pengunjung

Peresmian autogate system dalam percepatan National Logistic Ecosystem (NLE) dan dukungan Bea Cukai pangkas cost logistic melalui perluasan angkutan multimoda, Kamis (6/6/2024).

www.mediabali.id, Badung. 

Peresmian autogate system dalam rangka percepatan National Logistic Ecosystem (NLE) dan dukungan Bea Cukai pangkas cost logistic melalui perluasan angkutan multimoda.

Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) Ngurah Rai melakukan percepatan implementasi National Logistic Ecosystem (NLE) dengan penerapan secara penuh autogate system barang impor dan ekspor pada tempat penimbunan sementara di Bandara Udara I Gusti Ngurah Rai, yang bertujuan untuk memangkas waktu pengiriman barang dan diharapkan dapat memfasilitasi perdagangan internasional sekaligus memperkuat dukungan terhadap ekspor lokal di Bali.

"Autogate system ini tentunya mempersingkat waktu dari proses administrasi hingga prosedur, maka melalui autogate system ini akan mengurangi tatap muka antara pengguna jasa dengan bea cukai sendiri. Dulunya sampai bolak-balik, sekarang dipersingkat dengan memakai barcode," ujar Kabid Pabean Kanwil Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur, Hari Murdiyanto, Kamis (6/6/2024) di halaman depan Area Kargo Internasional Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Bea Cukai memangkas waktu dan biaya logistik melalui perluasan angkutan multimoda untuk proses ekspor dan impor dengan rute Bali-Surabaya.

Layanan multimoda ini memungkinkan proses ekspor impor dapat dilakukan dengan menggunakan satu agen khusus sehingga memangkas duplikasi proses dan biaya pihak ketiga.

"Sebelumnya ada jeda (pemeriksaan) 1,5 jam menjadi 7-10 menit, untuk barang-barang yang melintasi negara dan beratnya asal bisa masuk ke kabin pesawat," ungkap Hari.

Atas implementasi Autogate System, Bea Cukai Ngurah Rai mampu memangkas waktu layanan pemasukan dan pengeluaran barang dari 0,8 hari menjadi hanya 0,2 hari. Selain itu, efisiensi berhasil dilakukan dengan memangkas utilisasi sumber daya manusia dari 24 pegawai menjadi hanya 18 orang pegawai.

"Keberadaan Autogate System akan mempermudah stakeholder kita dari bandara dan pelaku ekspor impor," beber Hari, di dampingi juga Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai, Sunaryo dan GM Angkasa Pura I, Handy heryudhitiawan.

Lebih lanjut, Bea Cukai Ngurah Rai bersama dengan pengelola Tempat Penimbunan Sementara (TPS) telah secara bertahap menerapkan sistem TPS online untuk kegiatan ekspor dan impor dengan berbagai penyempurnaan.

Proses Implementasi dilakukan sejak Tahun 2021 dengan melakukan langkah-langkah strategis, yaitu memberikan asistensi dan bimbingan teknis kepada TPS untuk percepatan penerapan Autogate System Ekspor dan Impor, berkoordinasi dengan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk aktivasi Autogate System TPS pada sistem CEISA, serta melakukan monitoring terhadap kelancaran arus barang ekspor melalui CEISA.

"Kanwil DJB Bali yang ditunjuk sebagai pilot project. Sehingga ini semua membutuhkan sinkronisasi dan koordinasi lebih lanjut," kata Agustinus Budi Hartono, ST., MM., selaku Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali, di dampingi Kepala Otban, Agustinus Budi Hartono, Perwakilan PT JAS, Muh Fahrul, dan Perwakilan PT APLog, Djamsir Syahban.

Pelaksanaan mandatori penuh di Bea Cukai Ngurah Rai, dimulai sejak Pembentukan Tim Percepatan Penerapan Autogate System Ekspor dan Impor melalui Keputusan Kepala Kantor Nomor KEP-216/KBC.1301/2024 tanggal 20 Maret 2024 dan dilanjutkan dengan Pernyataan kesiapan TPS dalam penerapan Autogate System secara tertulis pada 1 Mei 2024, termasuk Deklarasi Penerapan Autogate System Ekspor pada 30 Mei 2024.

Implementasi penuh Autogate System Ekspor dan Impor serta dukungan perluasan angkutan multimoda ini diharapkan mampu meningkatkan transparansi dan kepercayaan pengusaha ekspor dan impor di Bali serta meningkatkan integritas proses layanan dengan mengurangi interaksi langsung antara petugas dan pengguna jasa.

Selain itu, optimalisasi proses yang cepat dan tidak berbelit-belit serta dapat diselesaikan melalui sistem satu pintu tentunya akan memudahkan pengguna jasa dalam memangkas biaya logistik proses ekspor dan impor.

Program ini juga sejalan dengan strategi pemerintah dalam mendorong pelaku usaha; eksportir, importir, termasuk pengusaha TPS untuk berpartisipasi dalam percepatan proses logistik sebagai salah satu langkah konkret dalam mendukung program National Logistics Ecosystem (NLE).

KPPBC TMP Ngurah Rai berkomitmen untuk terus mendukung perdagangan internasional, utamanya pertumbuhan ekspor lokal di Bali. Sistem ini akan mempermudah proses ekspor bagi para pelaku usaha lokal, meningkatkan daya saing produk Bali di pasar internasional, dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional. 012

 

 


TAGS :