Ekonomi
Affiliate Marketing, Strategi Modern dalam Pemasaran Digital
Kamis, 19 Desember 2024 | Dibaca: 1476 Pengunjung
Oleh Dr. Desak Made Febri Purnama sari, SE.,MM.
Affiliate marketing telah menjadi salah satu strategi pemasaran digital yang semakin populer di era teknologi saat ini. Konsep ini mengacu pada upaya memasarkan produk atau layanan melalui pihak ketiga, yaitu affiliate, yang akan menerima komisi atas setiap penjualan atau tindakan yang berhasil dilakukan melalui tautan atau referensi mereka. Menurut Kotler dan Keller (2016), "Affiliate marketing is a performance-based marketing model where affiliates earn a commission by promoting another company's products."
Model ini sangat diminati karena memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Perusahaan mendapatkan jangkauan pasar yang lebih luas tanpa perlu mengeluarkan biaya pemasaran di awal, sementara affiliate dapat memperoleh penghasilan pasif hanya dengan mempromosikan produk melalui media mereka, seperti blog, media sosial, atau email. Penerapan affiliate marketing sering kali dilakukan melalui platform digital, seperti Amazon Associates, ShareASale, atau ClickBank. Platform-platform ini bertindak sebagai perantara antara merchant (pemilik produk) dan affiliate, sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk bekerja sama. Studi dari Statista (2023) menunjukkan bahwa pengeluaran global untuk affiliate marketing diperkirakan akan mencapai $13 miliar pada tahun 2024, menandakan pertumbuhan signifikan dalam strategi ini.
Keberhasilan affiliate marketing sangat bergantung pada pemilihan produk yang relevan dengan audiens affiliate. Hal ini sesuai dengan pandangan Anderson dan Srinivasan (2003), yang menyatakan bahwa "The relevance of promoted products and trust in the affiliate's recommendations are critical factors for conversion rates in affiliate marketing." Oleh karena itu, affiliate perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang target audiens mereka untuk memastikan efektivitas promosi. Di sisi lain, perusahaan juga perlu membangun sistem pelacakan yang andal untuk mengukur performa affiliate. Teknologi seperti cookies dan tautan unik (unique links) digunakan untuk melacak tindakan yang dilakukan oleh pelanggan dari sumber affiliate. Tanpa sistem ini, perusahaan akan kesulitan untuk memberikan penghargaan yang adil kepada para affiliate mereka.
Meskipun menjanjikan, affiliate marketing juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah praktik tidak etis, seperti black-hat SEO dan spam, yang dapat merusak reputasi perusahaan. Menurut laporan dari PerformanceIN (2023), sekitar 9% dari anggaran affiliate marketing hilang karena aktivitas penipuan. Oleh sebab itu, penting bagi merchant untuk menerapkan kebijakan ketat dan memonitor aktivitas affiliate.
Namun, peluang yang ditawarkan oleh affiliate marketing tetap besar. Dengan integrasi teknologi seperti AI dan analitik data, affiliate dapat membuat kampanye yang lebih personal dan tepat sasaran. Sebagaimana dikatakan oleh Leeflang et al. (2014), “Data-driven marketing is essential for optimizing affiliate campaigns and maximizing returns.” .(***)
TAGS :